• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Jumat, 3 Mei 2024

Pernik

Haji, Wahana Kasih Sayang Allah bagi Alam Semesta

Haji, Wahana Kasih Sayang Allah bagi Alam Semesta
Haji, Wahana Kasih Sayang Allah bagi Alam Semesta (Foto: Istimewa)
Haji, Wahana Kasih Sayang Allah bagi Alam Semesta (Foto: Istimewa)

Kasih sayang Allah pada makhluknya tentu saja tanpa batas. Sifat rahman dan rahim-Nya telah memberi garis resultan betapa tanpa batasnya kasih sayang Allah terhadap makhluk. 


Siapapun pasti dikasihi, apapun warna kulitnya, apapun agamanya, apapun bahasanya. Setiap makhluk pasti ingin disayang oleh Sang Khalik, karena orang-orang yang disayang oleh Allah pasti akan mendapatkan kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat kelak.


Ritual ibadah haji telah menyadarkan umat manusia seluruh dunia untuk memaknai sifat rahman dan rahim Allah dalam segala hal. Praktik saling menghormati terjalin lurus dengan sikap tawadhu beribadah di tanah suci dengan modal ketakwaan yang hakiki.


Dimensi rahman dan rahim Allah harus diimplementasikan oleh manusia sebagai makhluk yang sempurna dengan saling menyayangi sesama manusia, saling tolong menolong, moderat, dan tepa salira. Hal tersebutlah yang merupakan wujud Islam yang Rahmatan lil alamin.


Jika kita ingin disayang oleh Allah maka kita pun harus mampu menebar kasih sayang terhadap sesama. Karena Allah sangat menyayangi hambanya yang penyayang, sebagaimana sabda Rasulullah saw:


وَإِنَّـمَـا يَرْحَمُ اللهُ مِنْ عِبَادِهِ الرُّحَمَاءَ


Artinya: Sesungguhnya Allah menyayangi hamba-hamba-Nya yang penyayang (HR Bukhari dan Muslim).


Konsep ritual ibadah haji bukan hanya hubungan vertikal dengan Tuhan sang pencipta saja yang bisa dijadikan ibrah. Lebih dari itu, hendaknya manusia harus menyadari betapa sikap menyayangi sesama dengan berbuat baik terhadap orang lain, membantu kesusahan dan kesulitannya. 


Kemudian meringankan beban orang lain dan berbagai hal kebaikan lainnya merupakan pengejawantahan dari konsep habluminnas atau hubungan horizontal manusia dengan manusia di muka bumi.  


Selaras dengan apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw, apabila seorang mukmin mampu menyayangi makhluk yang ada di bumi, maka kita akan disayang makhluk yang ada di langit dan akan disayang oleh Allah swt. Sebagaimana sabda Rasulullah saw berikut:


أَلرَاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمنُ إِرْحَمُوا مَنْ فِى الأرْضِ يَرحَمُكُم مَنْ فى السَمَاء


Artinya: Para penyayang akan disayang oleh Dzat yang maha penyayang, yang maha memberi berkah lagi maha tinggi, sayangilah (makhluk) yang di bumi maka kamu akan disayangi (makhluk) yang ada di langit.


Haji adalah momentum menebar kebaikan, bisa dilihat hampir tiap saat orang-orang berlomba memberi hadiah atau sedekah kepada para jamaah haji. Walaupun hanya sebatas air mineral untuk melepas dahaga, atau dua tiga butir kurma sebelum shalat berjamaah di depan Ka’bah. 


Inilah bukti bahwa manusia beriman dan bertakwa dilandasi akhlakul karimah. Menebar kebaikan ke seluruh alam adalah suatu keniscayaan yang harus disadari dan diemban oleh makhluk yang beriman dan bertakwa kepada Sang Pencipta Allah swt. Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan amal perbuatan.

 


H Wahyu Iryana, Jamaah Haji Indonesia Kloter 25, Ketua Program Studi Sejarah Peradaban Islam UIN Raden Intan, Lampung


Pernik Terbaru