Waraqah bin Naufal: Cendikiawan Awal yang Mempercayai Kerasulan Nabi Muhammad saw
Ahad, 3 Agustus 2025 | 13:31 WIB
Wahyu Iryana
Penulis
Sejarah Islam kaya akan sosok-sosok yang turut mewarnai perjalanan kerasulan Nabi Muhammad saw. Di antara nama-nama yang tak boleh terlupakan adalah Waraqah bin Naufal, seorang tokoh Quraisy yang tidak hanya dikenal sebagai ahli kitab tetapi juga sebagai orang pertama yang mempercayai kerasulan Nabi Muhammad saw. Sosoknya menjadi jembatan penting antara tradisi kenabian sebelumnya dan datangnya risalah terakhir. Dalam tulisan ini, kita akan menelisik tidak hanya peran Waraqah dalam sejarah Islam awal, tetapi juga menyingkap nasabnya yang membentang jauh hingga ke Nabi Adam AS, sebuah warisan spiritual yang mengakar dalam sejarah bangsa Arab dan umat manusia secara keseluruhan.
Waraqah bin Naufal: seorang Ahli Kitab dari Quraisy
Waraqah bin Naufal adalah sepupu dari Khadijah binti Khuwailid, istri pertama Nabi Muhammad saw. Ia dikenal sebagai seorang ahli kitab seseorang yang memahami kitab-kitab suci dari agama-agama samawi sebelumnya seperti Taurat dan Injil. Dalam konteks Makkah pra-Islam, Waraqah merupakan figur intelektual dan spiritual yang mampu mengenali tanda-tanda kerasulan ketika Nabi Muhammad saw mulai menerima wahyu di Gua Hira.
Ketika Nabi Muhammad saw menerima wahyu pertama dan merasa ketakutan, dialah yang memberikan penguatan dan pembenaran bahwa apa yang dialami oleh Nabi bukanlah hal yang aneh. Waraqah menyatakan bahwa sosok Malaikat Jibril yang menampakkan diri bukanlah makhluk biasa, melainkan utusan Allah, dan bahwa Nabi Muhammad saw memang benar seorang Rasul yang diutus ke umat manusia. Pernyataan ini bukan hanya sebuah pengakuan pribadi, tetapi juga sebuah titik balik penting yang menegaskan awal pengakuan kerasulan di tengah masyarakat Quraisy yang banyak menentang.
Baca Juga
Kisah Anjing dan Orang-orang Saleh
Nasab Waraqah: Dari Quraisy Hingga Adam as
Keistimewaan Waraqah tidak hanya terletak pada keahliannya dalam agama, melainkan juga pada kedudukannya dalam garis keturunan yang mulia. Berikut nasab lengkap Waraqah bin Naufal, yang menggambarkan keterhubungan historis dan spiritual yang kuat, dari dirinya hingga Nabi Adam as:
1. Waraqah bin Naufal — Tokoh Quraisy yang ahli kitab dan pendukung awal kerasulan Nabi Muhammad saw.
2. Naufal bin Khuwaylid — Ayah Waraqah, bagian dari Bani Asad, sebuah klan Quraisy yang berpengaruh.
3. Khuwaylid bin Asad — Kakek Waraqah, tokoh Quraisy terhormat.
4. Asad bin Abd al-Uzza — Leluhur utama Bani Asad.
5. Abd al-Uzza bin Qusayy — Putra Qusayy, tokoh Quraisy yang menyatukan berbagai klan di Makkah.
6. Qusayy bin Kilab — Tokoh konsolidator Quraisy yang menetapkan Ka'bah sebagai pusat ibadah.
7. Kilab bin Murrah — Leluhur suku Quraisy.
8. Murrah bin Ka’ab — Leluhur banyak tokoh Quraisy.
9. Ka’ab bin Lu’ay — Bagian silsilah Quraisy yang kuat.
10. Lu’ay bin Ghalib — Turunan penting dalam Quraisy.
11. Ghalib bin Fihr (Quraisy) — Nenek moyang utama suku Quraisy.
12. Fihr bin Malik — Disebut juga Quraisy, nenek moyang seluruh suku Quraisy.
13. Malik bin Al-Nadr — Leluhur yang membawa garis keturunan Quraisy lebih jauh ke masa lalu.
14. Al-Nadr bin Kinana — Cabang utama suku Quraisy.
15. Kinana bin Khuzaymah — Turunan penting Quraisy.
16. Khuzaymah bin Mudrikah — Bagian garis keturunan Adnan.
17. Mudrikah bin Ilyas — Leluhur sebelum pecahnya klan utama.
18. Ilyas bin Mudar — Leluhur Arab Utara.
19. Mudar bin Nizar — Pendiri suku Mudar, cabang bangsa Arab.
20. Nizar bin Ma’ad — Leluhur utama kelompok Adnan.
21. Ma’ad bin Adnan — Keturunan langsung Adnan.
22. Adnan — Keturunan Ismail bin Ibrahim AS, nenek moyang bangsa Arab Adnani.
23. Ismail bin Ibrahim as — Putra Nabi Ibrahim as dan Siti Hajar, pendiri bangsa Arab dan nenek moyang suku Quraisy.
24. Ibrahim as — Nabi dan bapak para Nabi.
Makna spiritual dan historis nasab Waraqah
Garis keturunan Waraqah bin Naufal bukan sekadar silsilah darah, tetapi mencerminkan kedalaman akar spiritual yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini, mengokohkan posisi bangsa Arab sebagai penerus warisan kenabian yang panjang. Dari Adam AS sebagai manusia pertama dan nabi pertama, hingga Ibrahim as sang bapak para nabi, dan Ismail sebagai nenek moyang bangsa Arab, nasab ini menegaskan bahwa kerasulan Muhammad saw adalah kelanjutan dari tradisi ilahi yang sudah berlangsung berabad-abad.
Waraqah, dengan pengetahuannya tentang kitab-kitab suci sebelumnya, mewakili peran intelektual dan spiritual yang menjadi jembatan penting bagi datangnya Islam. Ia menjadi figur yang memahami dan menguatkan Nabi Muhammad saw ketika wahyu pertama datang, membuktikan adanya kesinambungan antara agama samawi sebelumnya dengan risalah Islam.
Mengapa Waraqah Bin Naufal layak disebut sebagai orang pertama yang mempercayai kerasulan?
Sejarah mencatat bahwa meski Nabi Muhammad saw mulai menyebarkan ajarannya kepada orang-orang terdekat seperti Khadijah, Abu Bakar, dan Ali, figur Waraqah memiliki peranan unik sebagai penguat awal yang mengonfirmasi kerasulan itu dalam kerangka ilmu kitab suci terdahulu. Sebagai ahli kitab, Waraqah mengenali tanda-tanda kenabian yang datang kepada Nabi Muhammad, mempertegas bahwa ini bukan hal baru melainkan kelanjutan dari rangkaian wahyu yang diutus Allah.
Kisah Waraqah menguatkan narasi bahwa kerasulan Muhammad bukan muncul secara terputus, melainkan berakar pada tradisi ilahi yang panjang. Hal ini juga membantah anggapan bahwa Islam sebagai agama baru yang berdiri sendiri tanpa kaitan sejarah. Waraqah adalah saksi hidup yang menghubungkan masa lalu dan masa kini.
Warisan dan teladan
Dalam mengamati perjalanan awal Islam, Waraqah bin Naufal adalah sosok yang mengajarkan kita nilai keilmuan, keberanian spiritual, dan kesetiaan kepada kebenaran. Meski hanya sebentar, peranannya memberikan kekuatan moral bagi Nabi Muhammad saw dan menjadi bukti bahwa wahyu itu diakui sejak awal oleh kalangan intelektual Quraisy yang mumpuni.
Melalui garis nasabnya yang agung, Waraqah mengingatkan kita bahwa sejarah Islam bukan hanya soal peristiwa masa kini, tapi bagian dari kisah besar umat manusia sejak Nabi Adam as. Ia adalah penjembatan, penerang, dan saksi dalam gelapnya malam sebelum risalah kerasulan Nabi Muhammad saw menyebar ke seluruh penjuru dunia, dan orang orang yang menantikan cahaya wahyu yang akan membawa dunia ke arah keadilan dan rahmat.
H. Wahyu Iryana, Sejarawan UIN Raden Intan Lampung.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Bulan Safar, Berkah Bagi yang Taat dan Sial Bagi yang Maksiat
2
Diah Dharma Yanti Imbau Warga Manfaatkan Perpanjangan Program Pemutihan Pajak hingga 31 Oktober
3
Resmi Dilantik, Ini Susunan Lengkap Pengurus PP ISNU Masa Khidmah 2025-2030
4
Khutbah Jumat: Meningkatkan Amal Kebaikan di Bulan Safar untuk Pahala Berlipat Ganda
5
Anggota DPRD Lampung Turun Langsung Perbaiki Jalan Rusak di Gunung Katun dan Tanjung Ratu
6
Pengibaran Bendera Merah Putih Serentak 1–31 Agustus, Masyarakat Lampung Diimbau Semarakkan HUT Ke‑80 RI
Terkini
Lihat Semua