Wahyu Iryana
Penulis
Bicara soal hadits, biasanya kita langsung membayangkan petuah penuh hikmah, cerita penuh makna, atau hukum-hukum yang serius. Tapi siapa sangka, dalam Musnad Imam Ahmad bin Hanbal, ada kisah-kisah yang justru mengundang tawa, kadang karena kejenakaan peristiwanya, kadang karena kejujuran spontan para perawi.
Buku tebal yang dihimpun oleh Imam Ahmad bin Hanbal (780-855 M) ini memang lebih dikenal sebagai salah satu kitab hadits terbesar dalam Islam. Konon, kitab ini berisi lebih dari 27.000 hadits yang beliau kumpulkan langsung dari perawi-perawi terpercaya. Namun di sela-sela hadits penuh kebijaksanaan, terselip juga cerita-cerita yang, kalau dibaca di sela sahur atau saat ngabuburit, bisa membuat kita tersenyum sendiri.
Dikira Pemuda yang Belum Baligh
Salah satu cerita dalam Musnad yang menggelitik adalah tentang seorang sahabat bernama Abu Mahdzurah. Dikisahkan, setelah Fathu Makkah, Nabi Muhammad ﷺ sedang mencari muazin baru. Saat itu, sekelompok anak muda Makkah, termasuk Abu Mahdzurah, malah menirukan suara azan dengan nada mengejek.
Alih-alih marah, Rasulullah malah meminta mereka mengulang azan dengan serius. Lalu, beliau memilih suara Abu Mahdzurah yang ternyata paling bagus di antara mereka. Yang lucu, dalam beberapa riwayat, Abu Mahdzurah awalnya keberatan karena ia masih muda dan belum punya jenggot. Ia merasa dirinya tidak pantas menjadi muazin resmi. Tapi Rasulullah hanya tersenyum dan mengusap kepalanya sambil berkata bahwa suatu hari nanti ia akan memiliki jenggot yang indah.
Dan benar saja, setelah itu, Abu Mahdzurah menjadi muazin setia di Makkah dan tumbuh menjadi lelaki berjenggot lebat. Ini bisa jadi pelajaran bagi kaum adam masa kini yang suka insecure dengan pertumbuhan jenggotnya.
Jangan Kentut Saat Shalat!
Ada pula kisah yang sangat sederhana tapi relatable sepanjang zaman. Diceritakan, seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah ﷺ soal batal atau tidaknya wudhu jika ada keraguan, apakah dia kentut atau tidak saat shalat. Rasulullah menjawab dengan santai, "Jangan batalkan shalatmu sampai kamu mendengar suara atau mencium baunya."
hadits ini sering dikutip dalam fiqih wudhu, tapi kalau dibayangkan dengan lebih santai, ini seperti nasihat bagi kaum Muslimin agar tidak baper atau overthinking dalam ibadah. Kalau ragu, ya lanjut saja sampai ada bukti konkret. Bayangkan betapa leganya seorang makmum yang mungkin panik sendiri di tengah rakaat, takut kalau-kalau ada kejadian yang tidak disengaja.
Unta yang Lupa Jalan Pulang
Dalam Musnad, ada pula kisah unta Rasulullah ﷺ yang nyasar. Suatu ketika, unta beliau hilang dan orang-orang mulai mencari ke mana-mana. Salah satu sahabat, yang entah memang niat bercanda atau sok tahu, berkata, "Sepertinya unta Nabi tersesat."
Rasulullah langsung menanggapinya dengan celetukan yang menohok: "Unta ini tidak tersesat, tapi manusialah yang tersesat!"
Komentar ini langsung membuat suasana jadi canggung sekaligus lucu. Ini seperti peringatan halus agar kita tidak asal bicara, apalagi menebak-nebak hal yang tidak kita ketahui. Bisa jadi, kita sendiri yang lebih ‘tersesat’ dalam pemahaman.
Pelajaran di Balik Humor
Humor dalam kitab Musnad Imam Ahmad ini mengajarkan bahwa Islam tidak melulu serius atau kaku. Rasulullah ﷺ sendiri sangat bijaksana dalam menyikapi berbagai kejadian di sekitarnya, bahkan yang konyol sekalipun. Ada pelajaran yang bisa kita ambil dari setiap cerita, baik soal keikhlasan, ketegasan, maupun cara menghadapi hidup dengan ringan.
Mungkin inilah sebabnya mengapa Islam tetap relevan dari zaman ke zaman. Di tengah ketegangan dunia modern, mungkin kita butuh lebih banyak membaca kisah-kisah semacam ini. Karena, seperti yang dikatakan Rasulullah, "Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah."
Jadi, tertawalah, selama itu tidak berlebihan. Dan jangan lupa, kalau sedang shalat, pastikan tidak ada kejadian yang membuat orang lain menutup hidung atau menahan tawa.
Penulis mencoba membuat Syair sederhana tentang Kelucuan Sahabat Nabi
Suatu hari di masjid yang sepi,
seorang sahabat ragu-ragu berdiri,
apakah tadi ada suara kecil,
atau hanya angin yang menggeliat nakal?
Langit diam, karpet bergetar,
sajadah menggelitik telapak kaki,
"Jangan ragu," kata Nabi,
"kalau tak tercium, teruslah kau sujud."
Di luar, unta masih lupa jalan pulang,
sementara di dalam, tawa tertahan,
karena iman memang sesederhana itu,
yakin, dan jalani tanpa ragu.
H. Wahyu Iryana, Penulis Adalah Sejarawan Muslim UIN Raden Intan Lampung.
Terpopuler
1
Ketua PWNU Lampung: Pelantikan Pengurus NU Bukan Seremoni, Tapi Komitmen Kolektif
2
Tata Cara dan Doa Mengusap Kepala Anak Yatim
3
PWNU Lampung Bentuk Tim Persiapan Pendirian Rumah Sakit NU
4
Rapat Harian Syuriyah dan Tanfidziyah, LBMNU Paparkan Dam Jamaah Haji Boleh Dipotong di Indonesia
5
Ketua PWNU: Lampung Peringkat III Nasional dalam Pengkaderan NU
6
Festival Krakatau 2025 Resmi Ditutup, Gubernur Ajak Wujudkan Lampung Maju dan Berdaya Saing
Terkini
Lihat Semua