Khutbah

Khutbah Jumat: Bulan Safar, Berkah Bagi yang Taat dan Sial Bagi yang Maksiat

Kamis, 31 Juli 2025 | 10:24 WIB

Khutbah Jumat: Bulan Safar, Berkah Bagi yang Taat dan Sial Bagi yang Maksiat

Khutbah Jumat: Bulan Safar, Berkah Bagi yang Taat dn Sial Bagi yang Maksiat (Kaligrafi: NU Online)

Khutbah Jumat berikut ini menjelaskan bahwa bulan Safar bukanlah bulan sial sebagaimana yang diyakini oleh banyak orang.

 

Bulan kedua setelah Muharram dalam kalender hijriah ini pada dasarnya juga sama dengan bulan-bulan yang lainnya. Aa banyak manfaat bagi mereka yang memaksimalkan segala ibadah dan kebaikan di dalamnya, serta tentu juga ada kesialan bagi orang-orang yang tidak memaksimalkannya.

 

Khutbah I

 

 اَلْحَمْدُ لِلهِ وَاسِعِ الْفَضْلِ وَالْاِحْسَانِ، وَمُضَاعِفِ الْحَسَنَاتِ لِذَوِي الْاِيْمَانِ، اَلْغَنِيِّ الَّذِيْ لَمِ تَزَلْ سَحَائِبُ جُوْدِهِ تَسِحُّ الْخَيْرَاتِ كُلَّ وَقْتٍ وَأَوَانٍ، العَلِيْمِ الَّذِيْ لَايَخْفَى عَلَيْهِ خَوَاطِرُ الْجَنَانِ، اَلْحَيِّ الْقَيُّوْمِ الَّذِيْ لَاتَغِيْضُ نَفَقَاتُهُ بِمَرِّ الدُّهُوْرِ وَالْأَزْمَانِ. أَحْمَدُهُ حُمْدًا يَفُوْقُ الْعَدَّ وَالْحُسْبَانِ، وَأَشْكُرُهُ شُكْرًا نَنَالُ بِهِ مِنْهُ مَوَاهِبَ الرِّضْوَانِ. أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ دَائِمُ الْمُلْكِ وَالسُّلْطَانِ، وَمُبْرِزُ كُلِّ مَنْ سِوَاهُ مِنَ الْعَدَمِ اِلَى الْوِجْدَانِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَخِيْرَتُهُ مِنْ نَوْعِ الْاِنْسَانِ، نَبِيٌّ رَفَعَ اللهُ بِهِ الْحَقَّ حَتَّى اتَّضَحَ وَاسْتَبَانَ. أَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدْقِ وَالْاِحْسَانِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَاِيَايَ أَوَّلاً بِتَقْوَى اللهِ تَعَالىَ وَطَاعَتِهِ بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ

 

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Di masjid yang mulia ini, mari kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah swt dengan sebenar-benar takwa. Takwa yang memelihara kita dari api neraka, takwa yang menjadikan kita dicintai Allah dan makhluk-Nya. Marilah kita jaga keimanan dan amal kita dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

 

Allah swt berfirman:

 

 وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الأَلْبَابِ

 

Artinya: Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat (QS Al-Baqarah [2]: 197).

 

Hadirin Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,

Saat ini kita berada di bulan Safar, bulan kedua dalam kalender Hijriyah. Dalam masyarakat kita, tidak sedikit yang masih menganggap bahwa bulan Safar adalah bulan sial, bulan penuh bencana, bulan yang harus dihindari untuk melangsungkan pernikahan, bepergian jauh, atau memulai usaha. Pandangan ini tidak hanya tidak berdasar, tetapi juga bertentangan dengan ajaran Islam yang murni.

 

Rasulullah saw bersabda:

 

لَا عَدْوَى وَلاَ طِيَرَةَ وَلا هَامَةَ وَلاَ صَفَرَ وَفِرَّ مِنَ الْمَجْذُومِ كَمَا تَفِرُّ مِنَ الأسَدِ

 

Artinya: Tidak ada wabah (yang menyebar dengan sendirinya tanpa kehendak Allah), tidak pula ramalan sial, tidak (pula) burung dan juga tidak ada (kesialan) pada bulan safar. Menghindarlah dari penyakit judam, sebagaimana engkau menghindar dari singa (HR Bukhari).

 

Dalam hadits ini, Rasulullah saw menegaskan bahwa tidak ada kesialan khusus dalam bulan Safar. Istilah “la shafar” adalah bentuk penolakan terhadap anggapan jahiliyah yang menyatakan bahwa bulan Safar membawa keburukan atau kesialan. Syariat Islam datang untuk menghapus mitos-mitos, tahayul, dan keyakinan yang tidak bersandar pada wahyu.

 

Justru dalam Islam, tidak ada bulan sial, karena semua bulan adalah ciptaan Allah dan mengandung peluang pahala maupun dosa, tergantung dari amal manusia di dalamnya.

 

Jamaah yang dirahmati Allah,

Safar bisa jadi berkah bagi yang taat, dan sial bagi yang maksiat. Kesialan bukan berasal dari nama bulan, melainkan dari perbuatan manusia sendiri.

 

Allah swt berfirman:

 

وَمَآ اَصَابَكُمْ مِّنْ مُّصِيْبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ اَيْدِيْكُمْ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍۗ ۝٣٠

 

Artinya: Musibah apa pun yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri dan (Allah) memaafkan banyak (kesalahanmu) (QS Asy-Syura: 30).

 

Ayat ini menjelaskan bahwa segala keburukan atau musibah yang menimpa seseorang adalah akibat dari dosa atau kelalaiannya sendiri, bukan karena hari atau bulan tertentu.

 

Maka siapa yang taat kepada Allah, bulan apa pun akan menjadi berkah baginya. Sedangkan bagi orang yang durhaka dan terus-menerus bermaksiat, maka semua waktu bisa jadi sial bagi dirinya.

 

Senada dengan ayat di atas, dalam kitab Lathaiful Ma’arif Fima li Mawasimil ‘Am minal Wazhaif, Imam Ibnu Rajab mengatakan:

 

 فَكُلُّ زَمَانٍ شَغَلَهُ المُؤْمِنَ بِطَاعَةِ الله فَهُوَ زَمَانٌ مُبَارَكٌ عَلَيْهِ وَكُلُّ زَمَانٍ شَغَلَهُ العَبْدَ بِمَعْصِيَةِ الله فَهُوَ مَشْؤُمٌ عَلَيْهِ

 

Artinya: Maka, setiap zaman yang menyibukkan orang mukmin dari melakukan ketaatan kepada Allah, maka zaman itu merupakan zaman yang diberkahi, dan setiap zaman yang menyibukkan manusia dengan bermaksiat kepada Allah, maka zaman itu merupakan zaman kesialan (tidak diberkahi).

 

Jamaah yang dirahmati Allah,

Contoh nyata dari keberkahan bagi yang taat dalam bulan Safar:

 

1. Hijrahnya Rasulullah saw terjadi di bulan Safar.

Rasulullah keluar dari Makkah menuju Madinah pada bulan Safar, dalam rangka menyelamatkan dakwah dan membangun peradaban Islam. Ini menunjukkan bahwa Safar adalah bulan penuh harapan dan perjuangan, bukan bulan penuh kesialan.

 

2. Ulama salaf dan para pejuang Islam tidak pernah menghentikan amal di bulan Safar.

Mereka tetap belajar, berdagang, menikah, bahkan berjihad di bulan ini. Mereka yakin bahwa keberkahan datang dari Allah, bukan dari nama bulan.

 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Mari kita gunakan momentum bulan Safar ini untuk meningkatkan ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan. Jika kita merasa hidup penuh kesulitan, maka jangan salahkan bulan, waktu, atau nasib. Tapi koreksilah diri kita:

 

Mungkin kita kurang jujur dalam bermuamalah, ibadah shalat sering kita dilalaikan, lisan kita sering menyakiti orang lain, atau mungkin kita sering bermaksiat dengan mata, telinga, dan hati.

 

Bulan Safar bisa menjadi pengingat, bahwa Allah memberi kita waktu untuk memperbaiki diri. Barang siapa yang taat, maka Allah akan bukakan pintu-pintu keberkahan. Sebaliknya, jika ia membangkang, maka kesialan akan mengejarnya kapan pun dan di mana pun.

 

Allah swt berfirman:

 

وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ ۝٩٦

 

Artinya: Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, niscaya Kami akan membukakan untuk mereka berbagai keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka mendustakan (para rasul dan ayat-ayat Kami). Maka, Kami menyiksa mereka disebabkan oleh apa yang selalu mereka kerjakan (QS Al-A’raf: 96).

 

Ayat ini menyampaikan pesan penting, keberkahan datang karena iman dan takwa, bukan karena tanggal atau bulan tertentu.

 

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,

Islam adalah agama yang memerdekakan akal dari belenggu mitos dan khurafat. Kita diajarkan untuk menyandarkan segala hal kepada takdir Allah, bukan kepada tahayul.

 

Dari Abdullah bin Amr Radhiyallahu anhuma, ia berkata, Rasulullah saw bersabda:

 

مَنْ رَدَّتْهُ الطِّيَرَةُ مِنْ حَاجَةٍ فَقَدْ أَشْرَكَ، قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ مَا كَفَّارَةُ ذَلِكَ؟ قَالَ: أَنْ يَقُوْلَ أَحَدُهُمْ :اَللَّهُمَّ لاَ خَيْرَ إِلاَّ خَيْرُكَ وَلاَ طَيْرَ إِلاَّ طَيْرُكَ وَلاَ إِلَهَ غَيْرُكَ.

 

Artinya: Barangsiapa mengurungkan niatnya karena thiyarah, menganggap sial, maka ia telah berbuat syirik. Para Sahabat bertanya, lalu apakah tebusannya? Beliau saw menjawab, hendaklah ia mengucapkan, Ya Allah, tidak ada kebaikan kecuali kebaikan dari Engkau, tiadalah burung itu (yang dijadikan objek tathayyur) melainkan makhluk-Mu dan tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau (HR Ahmad).

 

Jamaah yang dirahmati Allah,

Semoga khutbah ini menjadi pengingat bagi kita semua, dan semoga Allah menerima amal ibadah kita, serta menjadikan bulan Safar ini sebagai bulan keberkahan, bukan kesialan.

 

Ya Allah, berkahilah bulan Safar ini bagi kami. Jadikanlah ia sebagai waktu yang membawa kebaikan dan kemenangan. Lindungilah kami dari kesialan akibat dosa-dosa kami. Berikanlah kami hidayah agar kami menjadi hamba yang taat, bukan pembuat maksiat.

 

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْاَنِ وَجَمِيْعِ الطَّاعَاتِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

Khutbah II

 

 اَلْحَمْدُ لِلهِ حَمْدًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، اِلَهٌ لَمْ يَزَلْ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيْلًا. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ، أَكْرَمِ الْأَوَّلِيْنَ وَالْأَخِرِيْنَ، اَلْمَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ كَانَ لَهُمْ مِنَ التَّابِعِيْنَ، صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ. وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ وَالصَّوْمِ وَجَمِيْعِ الْمَأْمُوْرَاتِ وَالْوَاجِبَاتِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ بِنَفْسِهِ. وَثَنَى بِمَلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. إِِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً اللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِيْ العَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اللهم اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وِالْأَمْوَاتِ. اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَةً، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

 

Ustadz Yudi Prayoga, Pengajar di Pondok Pesantren Al Hikmah Kedaton Bandar Lampung