Khutbah

Khutbah Jumat: Islam dan Menjaga Lingkungan Hidup

Kamis, 17 Juli 2025 | 07:00 WIB

Khutbah Jumat: Islam dan Menjaga Lingkungan Hidup

Khutbah Jumat: Islam dan Menjaga Lingkungan Hidup (Kaligrafi: NU Online)

Islam memiliki pandangan komprehensif tentang lingkungan hidup, menekankan pentingnya menjaga dan melestarikan alam sebagai bagian dari ibadah dan tanggung jawab manusia sebagai khalifah Allah di bumi.

 

Ajaran Islam melarang perusakan lingkungan dan mendorong pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana serta menjaga keseimbangan ekosistem.

 

Khutbah I

 

    اَلْحَمْدُ للهِ. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ. سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ لَا أُحْصِيْ ثَنَاءَكَ عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُهُ. خَيْرُ نَبِيٍّ أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَمِ كُلِّهِ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا   اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَامًا مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمَّا بَعْدُ   فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ  قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ: ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ  

 

Hadirin yang dimuliakan Allah,

Alḥamdulillāh, segala puji hanya milik Allāh swt. Dengan kasih sayang-Nya, kita diberi nikmat hidup, nikmat iman, dan kesempatan untuk terus memperbaiki diri. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muḥammad saw, kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan seluruh umat Islam yang tetap berjalan di jalan Rasulullah saw.

 

Ma‘āsyiral Muslimīn rahimakumullāh,

Pada kesempatan yang mulia ini, khatib mengajak diri pribadi dan jamaah sekalian untuk meningkatkan ketakwaan kita kepada Allāh swt dengan sebenar-benarnya takwa. Takwa yang tidak hanya terucap di lisan, tetapi juga terwujud dalam seluruh sikap, perbuatan, dan tanggung jawab kita sebagai khalifah di muka bumi.

 

Jama‘ah Jumat rahimakumullāh,

Islam adalah agama yang sempurna dan menyeluruh. Ajarannya mencakup seluruh aspek kehidupan, tidak hanya hubungan manusia dengan Tuhannya (ḥablum minallāh), tetapi juga hubungan antar manusia (ḥablum minannās), bahkan hubungan manusia dengan alam dan lingkungan sekitarnya (hablum minalalam).

 

Al-Qur’an berulang kali menyebutkan betapa pentingnya menjaga bumi dan seisinya. Allāh berfirman dalam Surah Al-A‘rāf ayat 56:

 

وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَا وَادْعُوْهُ خَوْفًا وَّطَمَعًاۗ اِنَّ رَحْمَتَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِيْنَ ۝٥٦

 

Artinya: Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah diatur dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat dengan orang-orang yang berbuat baik (QS Al-A‘rāf: 56).

 

Ayat ini menunjukkan bahwa menjaga kelestarian lingkungan adalah bagian dari kebaikan yang dicintai Allāh. Sebaliknya, merusak lingkungan berarti mengkhianati amanah sebagai khalifah di bumi.

 

Ma‘āsyiral Muslimīn rahimakumullah,

Kita hidup di zaman di mana kerusakan lingkungan semakin nyata. Hutan ditebang tanpa kendali, sungai tercemar limbah, udara penuh polusi, dan laut dipenuhi sampah plastik. Semua ini bukan hanya merusak ekosistem, tetapi juga mengancam kehidupan generasi mendatang.

 

Sebagai umat Islam, kita tidak boleh diam. Islam mengajarkan prinsip tanggung jawab atas segala sesuatu yang kita lakukan. Nabi saw bersabda:

 

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رضي الله عنه عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:

«إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ، وَإِنَّ اللهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا، فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُونَ، فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ، فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِي إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِي النِّسَاءِ». 

[صحيح] - [رواه مسلم] - [صحيح مسلم: 2742]

 

Artinya: Sesungguhnya dunia itu manis nan hijau dan sesungguhnya Allah menjadikan kalian sebagai khalifah padanya lalu mengawasi bagaimana kalian berbuat. Sebab itu, berhati-hatilah terhadap dunia dan berhati-hatilah terhadap wanita, karena sesungguhnya fitnah pertama pada Bani Israil adalah terkait wanita [Sahih] - [HR. Muslim] - [Sahih Muslim - 2742].

 

Hadits ini jelas menyatakan bahwa manusia adalah pengelola bumi, bukan pemilik mutlak. Maka dari itu, kita harus memperlakukan alam dengan bijak, menjaga keseimbangannya, dan tidak mengeksploitasinya secara serakah.

 

Banyak contoh dari kehidupan Rasulullah saw yang menunjukkan kecintaan beliau terhadap lingkungan. Beliau melarang penebangan pohon tanpa keperluan mendesak, menganjurkan menanam pohon, dan menjaga kebersihan.

 

Dalam hadits lain, Rasulullah bersabda:

 

عَنْ خَلَّادِ بْنِ السَّائِبِ عَنْ أَبِيْهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مَنْ زَرَعَ زَرْعًا فَيَأْكُلَ مِنْهُ الطَيْرٌ أو العافيةُ كَانَ لَهُ صَدَقَةٌ رواه أحمد والطبراني

 

Artinya: Dari sahabat Khallad bin Saib dari ayahnya, Rasulullah saw bersabda, siapa saja yang menanam pohon, lalu (hasilnya) dimakan oleh burung atau apa saja yang melewatinya, niscaya ia akan bernilai sedekah bagi penanamnya (HR Ahmad dan At-Thabarani).

 

Lihatlah hadirin, bagaimana Islam memuliakan perbuatan yang tampak sederhana namun berdampak besar bagi ekosistem.

 

Ma‘āsyiral Muslimīn yang dimuliakan Allāh,

Menjaga lingkungan bukan hanya tugas aktivis atau pemerintah. Itu adalah kewajiban kolektif umat manusia, terlebih bagi umat Islam yang memiliki nilai ketakwaan sebagai dasar perilakunya.

 

Beberapa langkah nyata yang bisa kita lakukan antara lain, mengurangi sampah, menanam pohon, menghemat air dan energi, menjaga kebersihan dan lain sebagainya.

 

Jama‘ah Jumat rahimakumullāh,

Kita harus menyadari bahwa kerusakan lingkungan bukan hanya masalah teknis, tetapi juga masalah moral dan spiritual. Ketika manusia melupakan nilai-nilai ketakwaan, serakah, dan tidak peduli terhadap keseimbangan alam, maka bencana pun datang silih berganti. Longsor, banjir, kekeringan, dan krisis iklim adalah peringatan dari Allāh atas kelalaian kita.

 

Allāh swt telah berfirman:

 

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ ۝٤١

 

Artinya: Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia. (Melalui hal itu) Allah membuat mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar) (QS Ar-Rūm: 41).

 

Ayat ini adalah peringatan sekaligus harapan. Kerusakan bisa terjadi, tetapi bisa juga diperbaiki jika kita mau kembali kepada Allāh dan menjalankan amanah-Nya dengan sungguh-sungguh.

 

Jama‘ah Jumat yang dirahmati Allāh,

Menjaga lingkungan adalah bentuk ibadah. Ia bukan sekadar aktivitas sosial, tetapi bagian dari perwujudan iman dan tanggung jawab kepada Allāh. Mari kita mulai dari diri kita, keluarga kita, dan lingkungan sekitar kita. Tanamkan kesadaran bahwa bumi adalah titipan, bukan warisan. Kita harus menjaganya agar bisa diwariskan kepada generasi berikutnya dalam keadaan yang lebih baik, bukan sebaliknya.

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ    

 

Khutbah II

 

    اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ. أَمَّا بَعْدُ. فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰ لِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَ اشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ  

 

Ustadz Yudi Prayoga, M.Ag, Sekretaris MWCNU Kedaton Bandar Lampung