Wahyu Iryana
Penulis
Dalam Al-Qur’an surat An-Naml ayat 40, ada kisah menarik tentang seseorang yang memiliki ilmu dari Kitab dan mampu memindahkan singgasana Ratu Bilqis kepada Nabi Sulaiman dalam waktu singkat. Allah swt berfirman, “Seseorang yang mempunyai ilmu dari Al-Kitab berkata: ‘Aku akan mendatangkan singgasana itu kepadamu dalam sekejap mata.’ Maka setelah Sulaiman melihatnya terletak di hadapannya, dia berkata: ‘Ini termasuk karunia Tuhanku supaya Dia mengujiku apakah aku bersyukur ataukah aku kafir...’”
Ayat ini mengisyaratkan sosok yang tidak disebutkan secara eksplisit namanya, namun tafsir mayoritas mufasir, termasuk Ibnu Katsir dan Al-Qurthubi, mengidentifikasi tokoh tersebut sebagai Asif bin Barkhiya, pembantu dan sekretaris Nabi Sulaiman as. Sosok ini bukanlah Nabi, jin, atau malaikat, melainkan manusia biasa yang mendapatkan ilmu luar biasa dari Allah. Ia menunjukkan bahwa mukjizat dapat diberikan kepada manusia biasa yang memiliki ilmu dan doa yang benar. Ini menjadi pelajaran penting bahwa kekuatan ilmu dan doa dalam Islam tidak terbatas pada para Nabi saja, melainkan juga pada hamba-hamba pilihan yang bertakwa.
Salah satu kunci mukjizat Asif adalah penguasaannya atas Ismullah al-A'zham, atau “Nama Allah Yang Maha Agung”. Nama ini memiliki kekuatan luar biasa ketika dipanjatkan dalam doa dengan penuh keikhlasan dan ketakwaan. Rasulullah saw bersabda dalam hadits sahih bahwa Allah memiliki Nama yang paling agung, yang bila dimohon dengan-Nya, doa pasti dikabulkan. Asif mempelajari sebagian dari nama suci ini dan menggunakannya untuk memindahkan singgasana Ratu Bilqis dengan sekejap mata.
Ini bukan hanya keajaiban, tetapi sebuah manifestasi nyata bahwa ilmu yang bersumber dari wahyu, ketika disertai iman dan doa, menghasilkan kekuatan yang melampaui batas manusia biasa. Ilmu tanpa keimanan hanyalah pengetahuan kosong, sementara ilmu dengan doa dan keyakinan menjadi sumber kekuatan hakiki.
Mukjizat Asif tidak terlepas dari doa yang tulus dan ikhlas. Ia memohon dengan penuh harap dan penyerahan kepada Allah, sebagaimana ditegaskan dalam ayat bahwa peristiwa tersebut merupakan karunia dan ujian bagi Nabi Sulaiman. Doa Asif menjadi manifestasi keikhlasan hati dan keyakinan bahwa segala sesuatu hanya mungkin terjadi atas izin Allah. Dalam Islam, doa bukan hanya permintaan, tetapi bentuk penghambaan yang menghubungkan hamba dengan Rabb-nya secara langsung.
Ilmu yang dimiliki Asif menjadi sempurna dan berhasil karena didasari oleh doa dan ketundukan yang penuh pada Allah. Sebaliknya, ilmu tanpa doa hanya akan membawa kehampaan dan kesombongan. Doa mengajarkan kita agar selalu mengingat bahwa segala kekuatan berasal dari Allah dan hanya kepada-Nya kita memohon pertolongan.
Secara historis, Asif bin Barkhiya dikenal sebagai penasihat utama Nabi Sulaiman dan pelaksana berbagai tugas penting dalam pemerintahan. Dalam tradisi Islam, ia dikenal tidak hanya sebagai sosok cerdas dan berilmu tinggi, tetapi juga sebagai figur yang sangat taat dan dekat dengan Allah swt.
Kisah Asif mengajarkan bahwa manusia biasa bisa memperoleh karunia luar biasa jika menggabungkan ilmu dan doa. Mukjizat tidak eksklusif hanya untuk para Nabi, melainkan juga dapat terjadi pada hamba-hamba pilihan Allah yang beriman dan bertakwa. Secara spiritual, ini menegaskan prinsip bahwa pengetahuan dan pengamalan spiritual harus berjalan beriringan. Tanpa spiritualitas, ilmu bisa menjadi sia-sia, dan tanpa ilmu, spiritualitas bisa kurang berdampak pada kehidupan nyata.
Pelajaran untuk zaman modern: menggabungkan ilmu dan spiritualitas
Pada era modern, ilmu pengetahuan dan spiritualitas sering dipandang sebagai dua hal terpisah. Ilmu dipandang sebagai domain rasional dan empiris, sedangkan spiritualitas sering dianggap mistik dan subyektif. Kisah Asif bin Barkhiya justru mengajarkan pentingnya menyatukan keduanya. Ilmu tanpa nilai spiritual bisa menimbulkan kesombongan dan kerusakan, sedangkan spiritualitas tanpa ilmu bisa membuat seseorang tidak siap menghadapi tantangan dunia.
Islam menekankan bahwa ilmu harus menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah dan memberikan manfaat bagi sesama manusia. Zaman sekarang menuntut kita untuk memadukan ilmu dengan doa dan keikhlasan, sehingga tidak hanya sukses secara duniawi, tapi juga memperoleh keberkahan dan rahmat dari Allah.
Doa dalam Islam memiliki kedudukan sentral. Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu” (QS. Ghafir: 60). Rasulullah saw menegaskan bahwa doa adalah senjata orang mukmin, tiang agama, dan cahaya langit dan bumi. Doa bukan sekadar aktivitas permintaan, tetapi juga sarana memperkuat hubungan spiritual dengan Allah.
Kisah Asif menjadi contoh nyata bahwa doa, bila dipadukan dengan ilmu dan keimanan, bisa mengubah keadaan secara drastis. Ini memberi inspirasi bagi umat Islam untuk tidak pernah meremehkan kekuatan doa dalam segala aspek kehidupan. Kisahnya juga mengajarkan kepada kita untuk terus menimba ilmu, menundukkan hati kepada Allah, dan memperkuat doa dengan keikhlasan.
Dalam menghadapi berbagai ujian hidup, ilmu dan doa adalah bekal utama yang harus selalu kita pegang. Sebagaimana Allah menguji Nabi Sulaiman melalui mukjizat Asif, kita juga diuji dengan peluang dan tantangan zaman. Hanya dengan ilmu, doa, dan keimanan yang kokoh, kita dapat melewati ujian tersebut dan meraih keberkahan hidup yang hakiki. Kisah Asif mengingatkan kita bahwa manusia biasa pun bisa mencapai tingkatan luar biasa jika selalu menggabungkan ilmu dan spiritualitas dalam kehidupan sehari-hari.
Doa Asif bin Barkhiya
Salah satu doa terkenal yang dikaitkan dengan Asif bin Barkhiya adalah permohonan kepada Allah dengan menggunakan Ismullah al-A'zham, yang konon memiliki kekuatan paling agung. Doa ini berbunyi kira-kira sebagai berikut:
"Ya Allah, dengan Nama-Mu yang Maha Agung, yang apabila dipohon dengan-Nya, Engkau kabulkan, dan apabila diminta dengan-Nya, Engkau berikan, aku memohon kepada-Mu agar Engkau memudahkan urusanku, membuka pintu rezekiku, dan menjauhkan segala kesulitan dariku. Ya Allah, Engkaulah sebaik-baik penolong, maka tolonglah aku dan jadikanlah aku termasuk orang yang selalu bersyukur atas karunia-Mu."
Doa ini bukan hanya sekadar kalimat, tetapi manifestasi dari ketundukan dan keyakinan total kepada Allah. Asif mengucapkannya dengan penuh keikhlasan dan keyakinan, sehingga mukjizat memindahkan singgasana pun terjadi. Ini menjadi pelajaran bahwa doa yang kuat dan tulus, terutama yang menggunakan nama-nama Allah yang agung, memiliki kekuatan yang dahsyat jika diiringi dengan iman dan ikhtiar.
Dengan memahami kisah dan doa Asif bin Barkhiya, kita diajak untuk tidak meremehkan kekuatan ilmu yang diiringi dengan doa. Di tengah dinamika kehidupan modern, kita harus mencontoh integrasi ilmu dan spiritualitas yang dilakukan Asif. Hanya dengan cara itu, kita bisa menghadapi tantangan zaman dengan penuh keyakinan dan keberkahan.
*Tulisan disarikan dari berbagai sumber.
H. Wahyu Iryana, Penulis Buku Historiografi Islam
Terpopuler
1
Buka Raker LAZISNU 2025, Ketua PCNU Pringsewu Ingatkan 3 I sebagai Fondasi Utama
2
Berikut Bentuk dan Ukuran Bendera Merah Putih yang Benar
3
Sambut HUT Ke-80 RI, Ketua PCNU Pringsewu: Ayo Pasang Bendera Merah Putih dan NU
4
Fenomena Bendera One Piece, PCNU Pringsewu Ingatkan Masyarakat Jaga Kehormatan Simbol Negara
5
Ngaji Online Tafsir Jalalain: Mengapa Al-Qur’an Terus Terjaga Sepanjang Masa?
6
Mahasiswa KKN UIN RIL dan Unila Kolaborasi Bersihkan Lingkungan
Terkini
Lihat Semua