• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Minggu, 28 April 2024

Pernik

Jika Sudah Memperoleh Ilmu Jangan Lupa Khidmat pada Guru dan Masyarakat

Jika Sudah Memperoleh Ilmu Jangan Lupa Khidmat pada Guru dan Masyarakat
Ustadz Solihin, pengajar Al Qur'an (Foto: Istimewa).
Ustadz Solihin, pengajar Al Qur'an (Foto: Istimewa).

Dalam dunia pendidikan, terutama di pondok pesantren ada istilah ilmu bi ta’allum wal barakah bil khidmah, artinya ilmu diperoleh dengan belajar, keberkahan ilmu diperoleh dengan khidmah.

 

Pernyataan tersebut menegaskan bahwa untuk memperoleh keberkahan ilmu, maka harus dilakukan dengan khidmah. Bagian ini berisi dua kata kunci, yaitu berkah dan khidmah. Lalu apa sebenarnya yang dimaksud dengan berkah dan khidmah?

 

Secara sederhana keberkahan ilmu atau ilmu yang berkah dapat diartikan sebagai ilmu yang bermanfaat. Ilmu yang telah dipelajari dengan susah-payah memberi manfaat baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

 

Ilmu itu juga membawa manusia mendekat kepada Allah swt, bukan malah menjauh. Jika suatu ilmu menjauhkan manusia dari Allah, itu ciri ilmu yang tidak bermanfaat, walaupun ilmu itu misalnya, membawa kekayaan dan mengantarkan pelakunya kepada puncak popularitas.

 

Keberkahan ilmu ini kurang lebih sama dengan keberkahan harta. Harta yang berkah adalah harta yang mendekatkan pemiliknya kepada Allah swt, bukan malah membuatnya semakin jauh dari Allah.

 

Walaupun banyak, jika hanya menjadi sarana maksiat, menambah dosa, maka harta tersebut menjadi tidak berkah, begitu pula dengan ilmu. Sedangkan khidmah adalah suatu cara untuk meraih keberkahan ilmu. Khidmah dapat diterjemahkan dengan pengabdian.

 

Jadi seorang penuntut ilmu adalah orang yang mengabdi, baik kepada gurunya, lembaga pendidikannya, atau kepada masyarakat pada umumnya. Tujuan utama dari khidmah adalah untuk menciptakan hubungan batin yang kuat antara murid dengan guru, serta mendapatkan keridhaan guru.

 

Jika guru sudah ridha kepada muridnya, itu alamat sang murid akan berhasil. Keridhaan guru merupakan keberhasilan pertama bagi murid.

 

Bentuk semangat khidmahnya seorang murid kepada sang guru ini tampak nyata penulis saksikan di Dusun Kuripan Desa Sidodadi, Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran.

 

Di mana para murid dengan penuh semangat bahu-membahu bergotong royong membangunkan rumah tinggal untuk sang guru mereka, bernama Ustadz Solihin yang waktu itu sedang tidak memiliki tempat tinggal.

 

Kisah ini berawal ketika sang ustadz bercerita kepada salah seorang warga tentang keinginannya untuk memiliki tempat tinggal yang sangat sederhana, walaupun hanya sebatas tiang penyangga atap dan berdindingkan terpal.

 

Lalu kabar ini didengar oleh warga yang lain sehingga menggugah hati nurani mereka yang kemudian secara spontan berinisiatif membangunkan rumah untuk sang Ustadz.

 

Tergugahnya hati nurani warga ini bukan tanpa alasan, melainkan sebab sang ustad inilah yang dahulu mengajari mereka ngaji alif, ba’, ta’ puluhan tahun yang lalu.

 

Ada yang mengungkapkan mosodewe tego yo pak, dewe turu penak neng kasur empuk, tapi gurune dewe keleleran gak ndue omah artinya masa kita tega ya pak, kita tidur nyenyak di kasur empuk, sedangkan guru kita terlunta-lunta gak punya rumah.

 

Ada juga yang mengungkapkan, kalau pangkat, jabatan, kedudukan seperti lurah, camat, bupati, anggota dewan dan lain sebagainya ditinggalkan oleh pemiliknya, maka banyak yang siap untuk menggantikannya.

 

Akan tetapi ustadz, guru ngaji yang mampu membimbing murid-muridnya ini pergi, maka akan sangat sulit mencari penggantinya.

 

Ustadz Solihin tersebut, menurut warga masyarakat, selain yang mengajari mereka ngaji, juga merupakan sosok yang mampu membimbing dan mengarahkan kepada kebaikan.

 

Oleh sebab itu ketika mereka mendengar kabar bahwa beliau akan pindah dari lingkungan tersebut, sangat mengagetkan mereka yang kemudian menggugah nurani untuk membantu sang ustadz sebagai bentuk balasan atas ilmu-ilmu yang diberikan kepada mereka dan juga anak-anak mereka.

 

Melalui semangat berbakti kepada guru inilah kemudian seluruh warga membantu dalam pembuatan rumah sang ustadz, baik dengan harta, tenaga dan pemikiran.

 

Pada awal rencana, pembangunan rumah hanya dalam bentuk sederhana mengingat dana yang terbatas, akan tetapi yang saat ini dibangun melebihi ekspektasi dari para penggeraknya, diluar dugaan animo masyarakat.

 

Karena yang tergugah semakin banyak dan kemudian memberikan bantuan, baik mereka yang saat ini masih tinggal di dusun Kuripan maupun yang sudah pindah keluar daerah.

 

Mereka yang memiliki harta benda membantu dengan hartanya bendanya, dalam bentuk uang maupun material, yang memiliki tenaga membantu dengan tenaganya, yang memiliki waktu dan kesempatan membantu dengan meluangkan waktu tersebut.

 

Melalui semangat khidmah murid kepada guru ini, mereka memiliki harapan agar mereka semua mendapatkan keberkahan atas ilmu dan harta yang mereka miliki, sehingga memberkahi untuk mereka, keluarga, anak-anak mereka, harta mereka dan semua yang Allah berikan kepada mereka.


Pernik Terbaru