Syiar

Membaca Surat Yasin pada Malam Rabu Wekasan, Ini Hukumnya

Selasa, 19 Agustus 2025 | 15:46 WIB

Membaca Surat Yasin pada Malam Rabu Wekasan, Ini Hukumnya

Rabu Wekasan, Rabu terakhir di bulan Safar (Ilustrasi: NU Online)

Hari Rabu Wekasan masih dipercayai sebagian kalangan masyarakat sebagai hari yang sial, pembawa malapetaka dan bala bencana. Untuk menangkal kesialan tersebut, mereka membaca surat Yasin pada malam Rabu Wekasan.

 

Rabu Wekasan atau Rebo Wekasan, dan disebut juga Rebo Pungkasan, adalah hari terakhir di bulan Safar. Pada tahun 2025 atau 1446 H ini, Rabu Wekasan jatuh pada tanggal 20 Agustus 2026. 

 

Menurut kepercayaan itu, Allah swt akan menurunkan 40.000 bala atau musibah. Bahkan sumber lain menyebut pada Rabu Wekasan itu Allah  menurunkan 320.000 macam bala bencana ke bumi, dan semua itu pertama kali terjadi pada hari Rabu terakhir di bulan Safar.

 

Pertanyaannya, bagaimana hukum membaca surat Yasin pada malam Rabu Wekasan?  Untuk menjawab pertanyaan tersebut, yang harus diketahui terlebih dahulu adalah bahwa dalam Islam, tidak ada bulan, hari, tanggal, atau waktu yang membawa kesialan atau keberuntungan. 

 

Semua keberuntungan dan kesialan bergantung pada kehendak Allah swt, bukan pada bulan atau tanggal tertentu, termasuk dalam bulan Safar (tepatnya malam Rebo Wekasan).


  
Allah  berfirman dalam Q S al-A’raf [7] ayat 131:


 

 فَاِذَا جَاۤءَتْهُمُ الْحَسَنَةُ قَالُوْا لَنَا هٰذِهٖ ۚوَاِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَّطَّيَّرُوْا بِمُوْسٰى وَمَنْ مَّعَهٗۗ اَلَآ اِنَّمَا طٰۤىِٕرُهُمْ عِنْدَ اللّٰهِ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ 


 

Artinya:  Maka, apabila kebaikan (kemakmuran) datang kepada mereka, mereka berkata, “Kami pantas mendapatkan ini (karena usaha kami). Jika ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang bersamanya. Ketahuilah, sesungguhnya ketentuan tentang nasib mereka (baik dan buruk) di sisi Allah, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.

 

Kemudian, dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari Rasulullah bersabda:


 

 لا عَدْوَى ولا طِيَرَةَ ولا هَامةَ ولا صَفَرَ وفِرَّ من المَجْذُومِ كما تَفِرُّ من الأَسَد 


 

Artinya: Tidak ada penyakit menular, tidak ada ramalan buruk, tidak ada kesialan karena burung hammah, tidak ada sial bulan Safar, dan larilah kamu dari penyakit kusta seperti kamu lari dari singa (HR. Bukhari).  

 

Dilansir dari NU Online  hadits ini menjelaskan bahwa tidak ada bulan atau waktu tertentu yang membawa kesialan. Segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah SWT. Oleh karena itu, umat Islam tidak boleh percaya pada mitos atau kepercayaan yang mengatakan bahwa ada bulan atau waktu tertentu yang membawa kesialan. 

 

Dengan demikian, terkait tentang hukum membaca Surat Yasin di Malam Rebo Wekasan,  pada dasarnya diperbolehkan, asalkan niatnya benar. Amalan-amalan yang dilakukan pada hari tersebut bukan karena percaya bahwa hari Rabu atau bulan Safar sebagai hari sial, tetapi karena ingin mendekatkan diri pada Allah dan memohon perlindungan dari-Nya. 

 

Amalan-amalan yang dilakukan dalam Rabu Wekasan tidak boleh dimaknai sebagai bentuk kepercayaan terhadap kesialan pada hari tersebut.  

 

Dengan demikian, hukum membaca Yasin pada malam Rabu Wekasan adalah mubah, yaitu boleh dilakukan tetapi tidak ada kewajiban untuk melakukannya. Ini sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memohon ampunan dari-Nya.