Resmikan Majelis Dzikir Al Bustomiyah, Ketua PCNU Pringsewu: Tarekat Penting di Era Kesenangan Semu

Pringsewu, NU Online Lampung

Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pringsewu, H Muhammad Faizin, menegaskan pentingnya tarekat di era digital yang penuh dengan kesenangan semu.

 

Menurutnya, era digital telah membawa manusia pada kemudahan tanpa batas. Informasi mengalir begitu cepat, hiburan hadir di genggaman tangan, dan interaksi sosial dapat terjadi hanya dengan sentuhan layar. 

 

Namun di balik kemajuan ini, tersembunyi jebakan halus, kesenangan semu yang menghipnotis hati. Validasi dari media sosial, hiburan instan, dan gaya hidup serba cepat sering membuat manusia merasa “hidup” di luar, namun hampa di dalam.

 

“Di sinilah tarekat memegang peranan penting. Tarekat bukan sekadar organisasi spiritual, melainkan jalan penyucian hati yang membimbing muridnya untuk senantiasa ingat kepada Allah, menjaga lisan dan perbuatan, serta menata niat di setiap langkah," katanya pada peresmian Majelis Dzikir Al Bustomiyah yang dilaksanakan pada Senin (18/8/2025) di Pringsewu Barat.

 

"Melalui dzikir, muraqabah (kesadaran terus-menerus akan kehadiran Allah), dan mujahadah (kesungguhan melawan hawa nafsu), tarekat mengajarkan bagaimana mengendalikan diri di tengah derasnya godaan dunia maya,” ungkapnya pada kegiatan dibarengkan dengan pembukaan Tawajuhan Thariqah Al Mu’tabarah Al Qodiriyah wa Naqsyabandiyah.

 

Ia menambahkan, bagi pengamal tarekat, dunia digital bukan sesuatu yang harus ditolak, tetapi dikelola. Internet, media sosial, dan teknologi bisa menjadi alat dakwah, sarana belajar, dan medium berbagi manfaat, selama penggunaannya dibimbing oleh hati yang bersih dan niat yang benar. 

 

Dengan landasan spiritual yang kokoh, kemajuan teknologi tidak lagi menyeret pada kelalaian, melainkan menjadi jalan menebar kebaikan.

 

“Di era di mana segala sesuatu dapat diakses seketika, tarekat mengingatkan kita untuk tidak terburu-buru dalam menempuh jalan hidup. Ia mengajarkan kesabaran, ketenangan, dan kejernihan pikiran, agar hati tetap terikat pada Sang Pencipta, bukan terperangkap dalam pusaran ‘like’ dan ‘followers’ yang fana,” jelasnya.

 

Ia juga menekankan pentingnya mengikuti thariqah yang jelas sanad atau silsilahnya agar tidak terjerumus kepada paham-paham yang melenceng dari syariat agama Islam. 

 

“Di antaranya adalah dengan melihat silsilah keilmuan gurunya, karena sanad menjadi bagian dari agama. Jika tidak ada sanad keilmuan, maka tentunya orang-orang bisa mengatakan apa saja sesuai kehendak hatinya," jelasnya.

 

Oleh karena itu, penting bagi siapapun untuk berguru kepada imam thariqah yang jelas sanadnya sampai dengan Rasulullah. Ia menegaskan, tarekat di era digital adalah benteng rohani yang membuat manusia tetap berakar pada nilai-nilai Ilahi. 

 

“Di tengah arus kesenangan semu, tarekat menjadi penuntun menuju kebahagiaan sejati, bukan sekadar di dunia, tetapi juga di akhirat,” pungkasnya.

 

Sementara itu, Mudir JATMAN Kabupaten Pringsewu, Abah Anom Syekh Mufassirin, dalam kesempatan yang sama menambahkan bahwa Nabi Muhammad saw sendiri memiliki mursyid, yaitu Malaikat Jibril. 

 

“Thariqah berfungsi mengasah hati agar ibadah dan hidup seorang muslim semakin berkualitas. Kopassusnya NU adalah thariqah, karena ia menjadi pasukan khusus dalam menjaga kemurnian batin dan akhlak umat,” tegasnya.

Acara tersebut dihadiri oleh Gus Ahmad Tajalli Jamaluddin Al Bustomi, pengasuh Pondok Pesantren Roudlotul Sholihin Purwosari Lampung Tengah, Rais Idarah Syubiyah JATMAN KH Ahmad Nasihin dan Pengurus NU di Pringsewu.