Warta

9 Kiai Pimpin Doa Ziarah KH Ghalib Pringsewu Jelang Puncak Hari Santri 2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 04:10 WIB

9 Kiai Pimpin Doa Ziarah KH Ghalib Pringsewu Jelang Puncak Hari Santri 2024

ZIarah dan istighitsah bersama menyambut hari santri nasional 2024, Senin (21/10/2024) malam. (Foto: Istimewa)

Pringsewu, NU Online Lampung

Dalam rangka menyambut Puncak Hari Santri 2024, ziarah dan istighotsah bersama digelar di Kompleks Makam KH Ghalib, pejuang terkemuka di Kabupaten Pringsewu, pada Senin (21/10/2024) malam. Acara ini dimulai dengan pembacaan Istighotsah yang dipimpin oleh KH Sodiqin, Ketua MWCNU Kecamatan Pringsewu.


Kemudian sebanyak 9 kiai turut serta memimpin doa, yaitu:

  1. KH Hambali, Wakil Rais Syuriyah PCNU Pringsewu dan Ketua MUI Pringsewu
  2. KH Nasihin, Rais Syuriyah MWCNU Pringsewu
  3. KH Mubalighin Adna, Pengasuh Pesantren YPPPTQ MH Ambarawa 
  4. H Taufik Qurohim, Ketua PCNU Pringsewu
  5. KH Abdul Hamid, Ketua RMINU Pringsewu
  6. KH Fauzi, Pengasuh Pesantren Mambaul Hisan Pringsewu
  7. KH Nasihuddin, Pengasuh Pesantren Mambaul Hisan Margakaya​​​​​​​
  8. KH Anwar Zuhdi, Wakil Rais Syuriyah PCNU Pringsewu​​​​​​​
  9. KH Sujadi Saddad, Mustasyar PCNU Pringsewu​​​​​​​


KH Sujadi Saddad dalam sambutannya mengingatkan pentingnya Resolusi Jihad yang menjadi tonggak tercetusnya Hari Pahlawan pada 10 November. “Perjuangan para santri dan ulama saat itu penuh dengan pengorbanan. Sekarang, kita hanya menikmati hasil perjuangan mereka. Kita harus bersyukur dengan meneladani semangat mereka,” ungkapnya.


Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Daerah (Sekda) Pringsewu, Heri Iswahyudi, menekankan pentingnya peran ulama dan fuqaha dalam kehidupan umat. Ia menyampaikan peringatan bahwa akan datang zaman ketika umat lari menjauh dari para ulama, dan akibatnya Allah akan memberikan tiga macam ujian. 


“Yang pertama, keberkahan akan dihilangkan dari usaha mereka. Usaha yang tampak sukses namun dilakukan dengan cara yang tidak benar, tidak akan mendatangkan berkah baik di dunia maupun di akhirat,” tegasnya.


Heri Iswahyudi melanjutkan dengan menjelaskan ujian kedua, yaitu umat akan diberikan pemimpin yang dzalim. “Pemimpin dzalim adalah mereka yang hanya memikirkan kepentingan pribadi dan kelompok, serta mengabaikan kemaslahatan umat,” tuturnya.


Ujian ketiga, lanjutnya, adalah umat yang jauh dari ulama akan mengakhiri hidup dalam kondisi tidak beriman dan jauh dari harapan untuk memperoleh khusnul khatimah.


​​​​​​​”Ini adalah peringatan agar kita tetap dekat dengan ulama, belajar dari mereka, dan menjaga keberkahan dalam hidup,” tutupnya.