Warta

Silaturahim Tokoh Lintas Agama Lampung, Wamenag: Semua Agama Ajarkan Harmoni dan Persatuan

Kamis, 14 Agustus 2025 | 15:21 WIB

Silaturahim Tokoh Lintas Agama Lampung, Wamenag: Semua Agama Ajarkan Harmoni dan Persatuan

Wakil Menteri Agama RI, Romo HR Muhammad Syafii saat menyampaikan sambutan pada kegiatan Silaturahim Tokoh Lintas Agama dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Se-Provinsi Lampung di Aula Saibatin Kanwil Kemenag Lampung, Kamis (14/8/2025). (Foto: Istimewa)

Bandar Lampung, NU Online Lampung 

Wakil Menteri Agama RI, Romo HR Muhammad Syafi’i menegaskan, bahwa seluruh agama yang diakui di Indonesia memiliki ajaran yang sama dalam membangun harmoni di tengah perbedaan. 

 

Hal tersebut disampaikan pada Silaturahim Tokoh Lintas Agama dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Se-Provinsi Lampung di Aula Saibatin Kanwil Kemenag Lampung, Kamis (14/8/2025).

 

Menurut Wamenag, kerukunan bukanlah hal baru bagi bangsa Indonesia. Jauh sebelum pemerintah memiliki kebijakan resmi tentang toleransi, masyarakat sudah mempraktikkan kehidupan rukun berdasarkan nilai-nilai yang diajarkan agama masing-masing.

 

“Sebelum ada politik toleransi beragama, kita sudah hidup ratusan tahun dalam perbedaan tanpa konflik besar. Semua agama yang dianut rakyat Indonesia mengajarkan harmoni,” ujarnya.

 

Ia kemudian menuturkan pengalaman masa kecilnya di Medan pada era 1960-an, tinggal di lingkungan mayoritas non-Muslim namun tetap saling membantu dalam berbagai peristiwa kehidupan, mulai dari urusan sehari-hari hingga kegiatan keagamaan.

 

“Waktu itu tidak ada program toleransi, tapi ada sikap saling menjaga dan saling membantu. Itu membuktikan ajaran agama mendorong kita hidup rukun,” ungkapnya.

 

Wamenag menekankan, bahwa memperkuat toleransi harus dimulai dengan mendorong setiap penganut agama memahami dan mengamalkan ajaran agamanya secara benar. Ia juga mengingatkan persatuan bangsa adalah modal penting menghadapi tantangan geopolitik dan mencegah intervensi asing.

 

“Kalau bangsa ini solid, negara lain tidak akan mudah mengatur kita. Politik toleransi beragama adalah bagian dari strategi menjaga kekuatan bangsa,” katanya.

 

Ia juga menyinggung soal isu terorisme, bahwa penanganan harus akurat dan tidak gegabah memberi label. “Indonesia kini berada di peringkat 40 dunia dalam indeks terorisme, yang berarti relatif aman bagi investor. Jangan sampai isu agama dipelintir untuk melemahkan negara,” ujarnya.

 

Wamenag mengajak seluruh tokoh agama untuk terus mengajarkan nilai persatuan dan menghindari narasi yang memecah belah. 

 

“Kalau ada penceramah atau tokoh yang mengajak perpecahan, kita harus waspada. Tugas kita adalah meneguhkan persaudaraan dan memperkuat Indonesia,” pungkasnya.

 

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Lampung, Erwinto menyampaikan kegiatan ini bertujuan untuk mencegah konflik dan perselisihan, menciptakan suasana yang harmonis serta memperkuat persatuan dan kerukunan antarumat beragama. 

 

Ia menjelaskan, sehingga pada kesempatan ini juga akan dilaksanakan penandatangan Deklarasi Damai Tokoh lintas agama Provinsi Lampung.

 

“Kegiatan silaturahim ini dihadiri oleh 100 orang peserta yang terdiri dari Pejabat Eselon 3 di lingkungan Kanwil Kemenag Lampung, yaitu Kepala Bagian Tata Usaha, Kepala Bidang, Pembimas dan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kota se-Provinsi Lampung yang didampingi Kasubbag Tata Usaha sebagai pengampu Tusi Kerukunan di Kementerian Agama," katanya. 

 

Ia melanjutkan, kegiatan ini juga dihadiri Ketua Majelis dan Tokoh lintas Agama Provinsi Lampung, Ketua dan Pengurus FKUB Provinsi dan Kabupaten Kota se-Provinsi Lampung, serta Pengurus Pokjaluh, MGMP dan Pengawas Lintas Agama serta para penggiat kerukunan pada Kanwil Kementerian Agama Provinsi Lampung.

 

Erwinto juga menjelaskan, Kanwil Kemenag Lampung sebagaimana Perpres No 58 tahun 2023 telah melaksanakan kegiatan Penguatan Moderasi Beragama secara berjenjang, sebanyak 6005 orang ASN dan Penggiat Kerukunan telah mendapatkan sosialisasi, penguatan moderasi beragama, 250 orang telah mengikuti orientasi pelopor dan 1.650 orang telah mengikuti pelatihan penggerak moderasi beragama.