Syiar

4 Hal yang Akan Dipertanggungjawabkan pada Hari Kiamat

Rabu, 13 Agustus 2025 | 08:46 WIB

4 Hal yang Akan Dipertanggungjawabkan pada Hari Kiamat

Kiamat dan kematian adalah hal yang pasti (Ilustrasi: NU Online)

Hari terus berganti, hidup terus berjalan, dan usia kita pun semakin bertambah. Kita tidak tahu sampai kapan bisa hidup di dunia, karena batas usia adalah rahasia Allah swt.

 

Di tengah kesibukan atau rutinitas sehari-hari, jangan sampai kita lupa bahwa kematian dan hari kiamata itu adalah pasti. Kita perlu mempersiapkan bekal untuk kehidupan sesudah mati nanti.

 

Semua yang kita lakukan di dunia ini akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.  Untuk itu, hendaknya kita selalu bermuhasabah dan merenungkan sabda Rasulullah saw berikut ini:


 

  لَا تَزُوْلُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أَرْبَعٍ عَنْ عُمُرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ جَسَدِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ مَاذَا عَمِلَ فِيْهِ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ (رَوَاهُ ابْنُ حِبَّانَ وَالتِّرْمِذِيُّ) 


 
Artinya: Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak dari tempat hisabnya pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai empat hal, yaitu (1) umurnya, untuk apakah ia habiskan, (2) jasadnya, untuk apakah ia gunakan, (3) ilmunya, apakah telah ia amalkan, (4) hartanya, dari mana ia peroleh dan dalam hal apa ia belanjakan (HR Ibnu Hibban dan at-Tirmidzi).  

 

Dari hadits tersebut, ada empat perkara yang yang akan kita pertanggungjawabkan pada hari kiamat nanti.

 

Pertama, umur. 
Sejak kita menginjak usia baligh, seluruh apa yang kita yakini, kita ucapkan dan kita perbuat, akan kita pertanggungjawabkan kelak di akhirat. Jika kita telah melakukan seluruh kewajiban dan menjauhkan diri kita dari semua yang diharamkan, insya Allah kita akan selamat dan bahagia. Sebaliknya, jika tidak, maka kita akan binasa dan merana.   


Kedua, jasad.
Jika seluruh anggota badan kita gunakan untuk berbuat taat kepada Allah, maka kita akan bahagia dan beruntung. Sebaliknya, jika kita menggunakannya untuk bermaksiat kepada Allah, maka kita akan merugi dan buntung.   

 

Ketiga, ilmu. 
Kita akan ditanya, apakah kita telah mempelajari bagian ilmu agama yang fardlu ain atau tidak. Dan jika kita telah mempelajarinya, apakah sudah kita mengamalkannya ataukah tidak. Ilmu agama yang hukum mempelajarinya fardlu ain adalah seperti dasar-dasar ilmu aqidah, hukum-hukum dasar terkait bersuci, shalat, zakat bagi yang mampu, puasa, kewajiban hati, maksiat-maksiat anggota badan dan lain sebagainya. 

 

Dalam sebuah hadits diriwayatkan: 


 

  وَيْلٌ لِمَنْ لَا يَعْلَمُ، وَوَيْلٌ لِمَنْ عَلِمَ ثُمَّ لَا يَعْمَلُ  


 

Artinya:  Sungguh sangat celaka orang yang tidak belajar (ilmu agama yang fardlu ain), dan sungguh sangat celaka orang yang mempelajarinya tapi tidak mengamalkannya. 

 

Keempat, harta.
Kita akan ditanya mengenai harta, dari mana kita memperolehnya dan untuk apa kita belanjakan. Dalam masalah harta, manusia terbagi menjadi tiga golongan, dua celaka dan satu yang selamat. 

 

Dua golongan yang celaka pada hari kiamat adalah mereka yang mengumpulkan harta dengan cara yang haram atau dari sumber yang haram, dan mereka yang mengumpulkan harta dengan cara yang halal tapi membelanjakannya untuk hal-hal yang diharamkan.

 

Sedangkan golongan yang selamat adalah mereka yang mengumpulkan harta dengan jalan yang halal dan  membelanjakannya untuk perkara-perkara yang halal. 

 

Rasulullah saw bersabda:  


 

 نِعْمَ الْمَالُ الصَّالِحُ لِلرَّجُلِ الصَّالِحِ (رَوَاهُ أَحْمَدُ فِي مُسْنَدِهِ)  


 

Artinya:  Sebaik-baik harta adalah harta milik orang yang saleh (HR Ahmad dalam al-Musnad). 

 

Maksud hadits di atas adalah, orang yang saleh akan mencari harta dengan cara yang halal dan membelanjakannya untuk hal-hal yang dihalalkan oleh Allah ta’ala.  

 

Demikian empat hal yang akan kita pertanggungjawabkan selama hidup di dunia, yang disarikan dari NU Online.  Semoga dapat menambah khazanah keislaman kita, agar tidak masuk dalam golongan orang-oang yang lalai.