• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Selasa, 30 April 2024

Pernik

Dua Sisi Media Sosial, Antara Mengikis Kehormatan dan Menimbulkan Pengaruh Positif

Dua Sisi Media Sosial, Antara Mengikis Kehormatan dan Menimbulkan Pengaruh Positif
Dua Sisi Mata Koin Media Sosial, Antara Mengikis Kehormatan dan Menimbulkan Pengaruh Positif (Foto: NU Online)
Dua Sisi Mata Koin Media Sosial, Antara Mengikis Kehormatan dan Menimbulkan Pengaruh Positif (Foto: NU Online)

Media sosial (medsos), bukan hanya sebagai alat interaksi antara individu dengan individu yang lain, tetapi juga sebagai pusat informasi dan eksplorasi individu itu sendiri. 


Awalnya, media sosial sebagai alat pengiriman pesan tulisan, kemudian berkembang dengan pesan suaran (voice note) dan sekarang bisa dengan foto dan video. 


Tidak sedikit media sosial sengaja membuat platform atau kanal khusus untuk mengeksplorasi video dan foto diri sendiri dan sekitarnya, seperti Instagram, Tiktok, dan YouTube. Sehingga manusia bisa berekspresi sesuai yang dikehendakinya. 


Semua orang bisa menjadi artis dalam sekejap dengan mudah, tanpa harus mengikuti sekolah atau kursus keartisan. Tinggal mengunggah foto atau video yang menarik, maka akan mengundang ribuan suka dan komen. 


Tetapi, medsos seperti buah simalakama dan seperti koin dengan dua sisi. Ada yang baik dan ada yang buruk, tergantung penggunanya. Jika bijak, melahirkan kebaikan, dan sebaliknya jika sembrono melahirkan keburukan. 


Mengunggah foto dan video memang menarik, tapi akhir-akhir ini menimbulkan pembahasan yang serius, terutama untuk kaum perempuan (hawa) yang beragama Islam. 


Sudah menjadi rahasia umum, banyak perempuan di medsos memposting dengan postingan membuka aurat dan kemolekan tubuh. Padahal Islam sendiri sangat melarang kaum perempuan untuk memamerkan keindahan tubuhnya, sehingga menggoda lawan jenis. 


Sehingga di zaman medsos ini, kehormatan menjadi barang langka. Tidak hanya mengumbar foto dan video, bahkan justru ada yang menceritakan kemaksiatannya dengan bangga. Padahal Allah swt sangat melarang hambanya untuk membuka aib, sedangkan Allah sendiri menutup aib tersebut. 


Mereka tidak dengan sengaja memposting karena ingin mendidik masyarakat dunia maya, malah mengeksploitasi agar medianya menjadi lebih laku, sehingga banyak yang melihat, follow, like, share, dan komen. Sehingga tujuannya jelas, hanya untuk menuruti hawa nafsu semata. 


Masyarakat sendiri sudah banyak terjebak dan asik dengan soal tabu, sehingga tidak bisa membedakan baik dan buruk, dan tidak pernah lagi bisa mengerti apa itu kehormatan. 


Lebih parah lagi, ada sebagian pasangan suami istri yang menceritakan hubungan intimnya pada malam pertama di medsos. Juga ada anak muda yang menceritakan hubungan intimnya, padahal mereka belum bersuami istri. 


Padahal hal tersebut merupakan aib dan barang tabu. Lebih anehnya lagi, warganet banyak yang asik menyimak, menyukai, mengomentari, dan membagi postingannya. 


Dalam surat Al-Baqarah ayat 89, Allah berfirman: Perempuan (ibarat) pakaian buat kamu, dan kamu (ibarat) pakaian buat mereka. Dalam ayat ini jelas, bahwa suami istri harus menjadi pelindung, menjaga kerahasiaannya satu sama lain.


Dalam riwayat Muslim dan Abu Dawud, Rasulullah saw mengatakan: Sejelek-jeleknya manusia adalah suami istri yang bersetubuh, lalu menceritakan kejadiannya pada orang lain.


Jika salah satu pasangan menceritakan hal tabu tersebut, berarti ia telah berkhianat atas kepercayaan dari masing-masing pasangan. Juga bagi perempuan secara umum yang mengumbar auratnya, atau menutup aurat tapi berjoget dan menampilkan kemolekan maka juga berkhianat dengan ajaran agama. Bisa saja tubuhnya berkain, tapi tingkah lakunya tetap bertelanjang.


Nabi Muhammad saw juga menasehati wanita lewat sabdanya yang diriwayatkan oleh Muslim, Tirmidzi dan Nasai bahwa: Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari kiamat, jangan berpakaian tetapi tetap telanjang karena tipis dan ketat. Dan jangan biarkan istri masuk ke pemandian umum.


Zaman sekarang masuk ke pemandian umum, tidak lagi keluar rumah dan pergi, tetapi cukup di depan kamera handphone, wanita bisa pergi kemanapun dengan kostum apapun. 


Maka seorang suami wajib memperhatikan postingan media sosial istrinya dan anak-anaknya. Jangan sampai mereka tidak bisa membedakan lagi mana yang hak dan yang batil. Karena dengan tetap santun bermedia sosial, berarti tetap menjaga kehormatan bagi dirinya sendiri dan keluarga. 

(Yudi Prayoga)
 


Pernik Terbaru