• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Sabtu, 27 April 2024

Opini

Shalat Awwabin, Pahala Beribadah Dua Belas Tahun

Shalat Awwabin, Pahala Beribadah Dua Belas Tahun
Dekan FDIK UIN Raden Intan, KH Abdul Syukur (Foto: Istimewa)
Dekan FDIK UIN Raden Intan, KH Abdul Syukur (Foto: Istimewa)

Bulan Ramadhan adalah bulan yang mustajabah untuk kita berdoa, memohon sesuatu kepada Allah swt. Bulan Ramadhan adalah bulan yang memberi peluang bagi kita untuk meraih pahala dan kebaikan untuk diri kita dan juga untuk orang lain yang kita doakan di bulan mustajabah ini.


Begitu banyak aktivitas ibadah, terutama puasa yang menciri utamakan bulan Ramadhan. Kemudian kita berbuka puasa saat masuk waktu shalat maghrib, mendirikan ibadah shalat maghrib, lalu mengerjakan shalat sunnah ba’diyah maghrib. 


Umat Islam juga dianjurkan untuk Shalat Sunnah Awwabin yang waktu mengerjakannya di antara waktu maghrib hingga datang waktu Shalat Isya. Shalat Sunnah Awwabin dilakukan minimal dua rakaaat, tapi tuntunan hadits Nabi adalah enam rakaat, di setiap dua rakaat salam, lalu melanjutkan lagi hingga enam rakaat.


Keutamaan Shalat Awwabin 

Hikmah atau keutamaan bagi siapa saja yang mengerjakan shalat sunnah Awwabin di antaranya sebagai berikut:


1. Allah menjaga iman dan takwa saat hidup, ketika sakaratul maut dan sesudah wafat. Selama ia hidup hingga orang itu meninggal dalam keadaan husnul khatimah. 


2. Sarana bertobat agar dosa-dosa diampuni allah. Sulaiman Al-Jamal, dalam Kitab Hasyiyatul Jamal menjelaskan, “Dinamai shalat Awwabin, sebab orang yang menjalankannya itu kembali kepada Allah dan bertobat dari kesalahan yang ia lakukan pada siang hari. Karenanya, ketika ia melakukannya berulang-ulang, maka hal itu merupakan penanda kembalinya ia (bertobat) kepada Allah meskipun itu tidak disadarinya.


3. Pahalanya sama dengan ibadah selama 12 tahun. Hal ini lantaran jenis ibadah ini diniatkan dan dikerjakan untuk kembali kepada Allah dan bertobat dari kesalahan yang dilakukan pada siang hari. Jadi, ketika seseorang menjalankan shalat tersebut rutin setiap waktu antara Magrib-Isya, maka hal itu merupakan penanda pertobatan atau kembalinya ia kepada Allah kendati hal tersebut tidak disadarinya.


Dalam sebuah riwayat dijelaskan bahwa:


مَنْ صَلَّى سِتَّ رَكَعَاتٍ بَيْنَ الْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ كَتَبَ اللهُ لَهُ عِبَادَةَ اثْنَتَيْ عَشَرَةَ سَنَةً


Artinya: Barang siapa yang melaksanakan shalat Awwabin enam rakaat maka Allah catat baginya pahala ibadah dua belas tahun (HR Tirmidzi).


4. Sebagai pengingat karena manusia sering lalai. Shalat Awwabin juga disebut shalat ghaflah (shalat lalai). Menurut keterangan di kitab Al-Iqna’, disebut demikian karena umumnya orang cenderung lalai pada saat antara Maghrib dan Isya karena disibukkan dengan aktivitas lain seperti makan malam, tidur, dan lain sebagainya. Sehingga dengan mengerjakan shalat sunnah ini, bisa dimaknai sebagai pengingat dari berbagai macam kesibukan.


Tata Cara Shalat Awwabin 

1. Membaca niat Shalat Awwabin (tiap 2 rakaat salam). 


Ushalli rak’ataini shalaatal awwaabiin sunnatan lillaahi ta’aalaa.


Artinya: Aku niat shalat sunah dua rakaat Shalat Awwabin karena Allah ta’ala


2. Takbiratul Ikhram dan dilanjutkan dengan membaca Al Fatihah


3. Setelah Al Fatihah, bacaan selanjutnya pada rakaat pertama dan kedua bacalah: Al Ikhlas 6 kali, Al Falaq 1 kali, An Naas 1 kali, dan setelah selesai lalu salam.


4. Berdiri dan niat shalat lagi dibarengi Takbiratul Ihram. Pada rakaat ketiga dan rakaat keempat, setelah baca Al Fatihah, bebas baca surat apa saja. Kemudian salam. 


5. Lanjutkan rakaat kelima, setelah baca Al Fatihah terus baca sural Al Kafirun, dan rakaat keenam setalah baca Al Fatihah terus baca surat Al Ikhlas. Dan seterusnya hingga salam.


Doa sesudah salam yang bisa dibaca adalah sebagai berikut:


Allahumma innii astaudi’uka diinii wa iimaanii fahfazh humaa ‘alayya fii hayaatii wa’inda wafaatii waba’da mamaatii innaka ‘alaa kulli syai-in qodiir.


Artinya: Ya Allah, aku mohon perlindungan-Mu untuk agamaku dan keimananku, dan jagalah keduanya tetap pada diriku selama hidupku, disaat wafatku dan setelah matiku. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.


Dilanjutkan berdoa:


Robbighfir warham wa anta khoirurroohimiin.


Artinya: Ya Allah, ampunilah dan rahmatilah, sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik pemberi rahmat.


Diakhiri dengan membaca surat Al-Fatihah. 


Dalam berdoa selain niatkan untuk diri sendiri, juga niatkan untuk orang yang kita doakan, baik yang masih hidup atapun yang sudah wafat supaya orang lain juga memperoleh pahala, tanpa mengurangi pahala orang yang mengerjakan shalat sunnah Awwabin.


Semoga di bulan Ramadhan yang mustajabah, penuh rahmat dan maghfirah ini dapat menjadikan kita istiqamah mengamalkan shalat sunnah Awwabin. 


KH Abdul Syukur, Dekan FDIK UIN Raden Intan dan Wakil Rais Syuriyah PWNU Lampung
 


Opini Terbaru