• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Sabtu, 27 April 2024

Opini

Amalan Doa Rasulullah di Bulan Ramadhan

Amalan Doa Rasulullah di Bulan Ramadhan
Dekan FDIK UIN Raden Intan, KH Abdul Syukur (Foto: Istimewa)
Dekan FDIK UIN Raden Intan, KH Abdul Syukur (Foto: Istimewa)

Bulan Ramadhan, bulan yang mustajabah untuk berdoa memohon sesuatu kepada Allah. Rasulullah Nabi Muhammad selalu membiasakan (mudawamah) berdoa di bulan Ramadhan, baik di siang hari ataupun malam hari. 


Memperbanyak amalan doa di bulan Ramadhan yang juga bulan mustajabah doa, sebagaimana tertulis dalam Al Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 186:


Artinya: Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa bila ia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.


Ketika bulan Ramadhan, Nabi Muhammad membiasakan berdoa, ada lima yang biasa nabi lakukan ketika berdoa. Kelima kebiasaan Nabi Muhammad saw saat berdoa pada siang hari bulan Ramadan yaitu bersedekah, menjaga lisan, i’tikaf membaca Al-Qur’an, memperbanyak dzikir, dan shalawat Nabi. 


Bahkan, di siang hari ketika kita berpuasa, pada hakikatnya di dalam berpuasa mengandung doa, yaitu harapan kita puasanya diterima oleh Allah dan diampuni dosa orang yang berpuasa. Rasulullah saw bersabda:


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ


Artinya: Dari Abi Hurairah berkata, Rasulullah saw bersabda: Barang siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan dilandasi keimanan kepada Allah dan mengharap pahala dari Allah, akan diampuni dosanya pada masa lampau (HR Bukhari).


Amalan doa ketika shalat tarawih

Hukumnya sunnah muakkad shalat tarawih. Rasulullah menganjurkan kepada umat Islam untuk shalat tarawih di malam hari, setelah puasa di siang hari. Sabda Rasulullah:


حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ وَمُحَمَّدُ بْنُ الْمُتَوَكِّلِ قَالَا حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ قَالَ الْحَسَنُ فِي حَدِيثِهِ وَمَالِكُ بْنُ أَنَسٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُرَغِّبُ فِي قِيَامِ رَمَضَانَ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَأْمُرَهُمْ بِعَزِيمَةٍ ثُمَّ يَقُولُ مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ فَتُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالْأَمْرُ عَلَى ذَلِكَ ثُمَّ كَانَ الْأَمْرُ عَلَى ذَلِكَ فِي خِلَافَةِ أَبِي بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ وَصَدْرًا مِنْ خِلَافَةِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ


Artinya: Dari Abi Hurairah berkata bahwa Rasulullah saw senang melakukan tarawih di bulan Ramadhan tetapi bukan mewajibkannya, kemudian bersabda: Siapa yang melaksanakan tarawih karena Allah dan hanya mengharap pahala dari Allah akan diampuni dosanya pada masa lampau. Kemudian Rasulullah meninggal dunia dan ketentuannya tetap demikian pada khalifah Abu Bakr dan Umar bin Khattab. Hadits ini dengan Sanad Abi Hurairah, dan diriwayatkan oleh Imam Bukhari.


Hadits itu juga mengandung doa bagi orang yang shalat tarawih mengharap maghfirah Allah swt. I’tikaf di masjid merupakan kebiasaan Rasulullah, apalagi di 10 hari terakhir bulan Ramadhan, beliau tak pernah absen beri’tikaf di masjid.


Nabi Muhammad saw selalu melakukan i’tikaf pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan. Sebagaiaman hadits riwayat Aisyah ra:


أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ اْلعَشَرَ اْلأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللهُ ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ. (رواه مسلم)


Artinya: Bahwa Nabi saw melakukan i’tikaf pada hari kesepuluh terakhir dari bulan Ramadhan, (beliau melakukannya) sejak datang di Madinah sampai beliau wafat, kemudian istri-istri beliau beri’tikaf setelah beliau wafat (HR Muslim).


Selain Rasulullah berdoa dengan ucapan seperti doa-doa di atas, beliau juga berdoa dengan perbuatan atau tindakan nyata berupa sedekah bahan makanan zakat fitrah.


Di balik orang bersedekah ataupun berzakat itu ada harapan, dan harapan itulah doa yang dipersembahkan kepada Allah yang Maha Mengabulkan doa hamba-Nya. Nabi Muhammad menyatakan bahwa bulan Ramadhan merupakan waktu yang tepat untuk bersedekah. Sebagaimana hadits Nabi Muhammad saw:


عَنْ اَنَسٍ قِيْلَ يَارَسُولَ اللهِ اَيُّ الصَّدَقَةِ اَفْضَلُ؟ قَالَ: صَدَقَةٌ فِى رَمَضَانَ


Artinya: Dari Anas dikatakan: Wahai Rasulullah, kapan shadaqah yang paling utama? Rasul menjawab, shadaqah di bulan Ramadhan (HR At-Tirmidzi).


Hadits itu menyiratkan, sedekah wajib dinamakan zakat termasuk zakat fitrah, dan sedekah yang tak wajib karena tidak memenuhi nishab disebut sedekah. Bagi setiap Muslim yang menjumpai Ramadhan harus membayar zakat fitrah.


Adapun zakat fitrah yang wajib dibayar oleh setiap muslim, waktunya mulai 1 Ramadhan hingga 1 Syawal sebelum shalat Idul Fitri. Jika zakat fitrah dibayar setelah shalat Id, itu jatuhnya sedekah. Rasulullah saw bersabda:


حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ خَالِدٍ الدِّمَشْقِيُّ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ السَّمْرَقَنْدِيُّ قَالَا حَدَّثَنَا مَرْوَانُ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ حَدَّثَنَا أَبُو يَزِيدَ الْخَوْلاَنِيُّ وَكَانَ شَيْخَ صِدْقٍ وَكَانَ ابْنُ وَهْبٍ يَرْوِي عَنْهُ حَدَّثَنَا سَيَّارُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَ مَحْمُودٌ الصَّدَفِيُّ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنْ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ مَنْ أَدَّاهَا قَبْلَ الصَّلاَةِ فَهِيَ زَكَاةٌ مَقْبُولَةٌ وَمَنْ أَدَّاهَا بَعْدَ الصَّلاَةِ فَهِيَ صَدَقَةٌ مِنْ الصَّدَقَاتِ


Artinya: Dari Ibn Abbas berkata: Rasulullah saw mewajibkan zakat fitrah sebagai sarana penyucian dari hati dan perkataan yang kotor bagi orang yang berpuasa. Selain itu, sebagai bentuk pemberian makan orang-orang miskin. Siapa yang melaksanakannya sebelum shalat maka akan diterima, sedang siapa yang melaksanakannya setelah shalat Idul Fitri maka dianggap sebagai sedekah biasa (HR Abu Daud).


Membayar zakat fitrah juga doa nyata, karena orang yang berzakat fitrah juga punya harapan. Harapannya diterima zakat fitrahnya oleh Allah swt untuk membersihkan hati dan perkataan kotor dari orang yang berpuasa. Di samping  untuk berbagi makan kepada orang miskin, sebagai bentuk kepedulian sosial.


Dengan demikian, uraian di atas semoga menggugah kita untuk giat mencontoh doa-doa yang diamalkan oleh Rasulullah, baik doa dengan ucapan ataupun doa dengan perbuatan. Wallahu a’lam bish shawab.


KH Abdul Syukur, Dekan FDIK UIN Raden Intan dan Wakil Rais Syuriyah PWNU Lampung
 


Opini Terbaru