Opini

NU Butuh Kader Ideologis, Bukan Sekadar Struktural

Rabu, 30 Juli 2025 | 17:36 WIB

NU Butuh Kader Ideologis, Bukan Sekadar Struktural

NU Butuh Kader Ideologis (Foto: Rudy Irawan)

Nahdlatul Ulama (NU) bukan sekadar organisasi keagamaan; ia adalah warisan sejarah, budaya, dan spiritualitas bangsa. Dalam tubuhnya mengalir darah pesantren, denyut ulama, dan napas kebangsaan. Namun, tantangan zaman yang kian kompleks menuntut NU untuk tidak hanya besar secara struktur, tetapi kuat secara ideologi.

 

Penguatan organisasi tidak cukup hanya mengisi jabatan-jabatan struktural dengan nama-nama mentereng. NU membutuhkan lebih dari itu. Ia butuh kader ideologis mereka yang tidak hanya mengenakan baju NU, tetapi menjadikan nilai-nilai Aswaja sebagai jalan hidup. Mereka yang tak hanya hadir dalam forum-forum formal, tetapi juga membawa misi rahmatan lil 'alamin dalam ruang-ruang sunyi kehidupan umat.

 

Kader ideologis tumbuh dari tempaan nilai, bukan dari keinginan eksistensi. Mereka mengenal “tasamuh, tawasuth, tawazun, dan i’tidal” bukan sebagai jargon, tetapi sebagai pedoman berpikir dan bertindak. Mereka memahami NU tidak hanya sebagai kendaraan sosial, tetapi sebagai amanah perjuangan umat dan bangsa.

 

Sayangnya, dalam beberapa waktu terakhir, wajah kaderisasi NU lebih tampak sibuk mengurus jenjang, sertifikat, dan posisi. Seolah-olah ke-NU-an hanya sah jika sudah masuk dalam struktur formal. Padahal, sejarah NU dibangun oleh para pejuang yang lebih dulu menjadi ideolog sebelum mereka mengisi struktur.

 

Kita butuh generasi yang mengakar dalam tradisi, tapi tajam membaca perubahan. Yang menyatukan kealiman dengan aktivisme. Yang tak goyah dalam prinsip, meski dihadapkan pada godaan pragmatisme. Inilah kader ideologis pilar masa depan NU yang tahan uji.

 

NU harus kembali menata ulang proses kaderisasinya. Fokus bukan hanya pada pelatihan administratif, tetapi lebih dalam: penguatan fikrah, amaliyah, harakah, dan ghirah ke-NU-an. Pengkaderan harus melahirkan pribadi-pribadi tangguh yang mampu menjaga marwah NU di segala medan, bukan sekadar petugas yang lihai berorganisasi namun rapuh dalam prinsip.

 

Ketika NU dipenuhi oleh kader ideologis, bukan hanya struktural, maka kita tidak perlu khawatir akan masa depan jam’iyah ini. Sebab NU akan tetap tegak, meski diterpa badai zaman. Bukan karena kuatnya bangunan organisasi, tapi karena kokohnya akar nilai yang tertanam di jiwa kader-kadernya.

 

Rudy Irawan, Ketua Bidang OKK PCNU Kota Bandarlampung