• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Jumat, 29 Maret 2024

Ekonomi

Gabovira, Berawal dari Dagang Keliling Hingga Menjadi Salah Satu Toko Batik Terbesar di Bandar Lampung

Gabovira, Berawal dari Dagang Keliling Hingga Menjadi Salah Satu Toko Batik Terbesar di Bandar Lampung
Gatot, Pemilik Batik Khas Lampung, Gabovira
Gatot, Pemilik Batik Khas Lampung, Gabovira

Bandar Lampung, NU Online Lampung
Warga Bandar Lampung siapa yang tak mengetahui toko batik Gabovira, salah satu pusat batik khas Lampung terbesar. Memulai berjualan dengan berdagang keliling adalah awal perjalanan batik khas daerah Lampung ini.

 

Dari nama Gabovira tersebut, terungkap bahwa berasal dari nama keluarga. Gatot menjelaskan, nama GABOVIRA adalah nama yang diambil dari penggalan nama keluarga, "Gabovira itu Ga-nya Gatot saya sendiri, Bo-nya Debora (istri), Vi-nya Jelvi (anak), Ra-nya Raya (anak) jadilah GABOVIRA," ujarnya kepada NU Online Lampung, Rabu (19/01/2022). 

 

Awal memulai bisnis toko batik yang dirintis sejak tahun 2000 ini, sebelum dikenal masyarakat luas adalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)  bahkan super mikro. Mulanya usaha kain batik bertempat di rumah type 21 hanya ada 1 gantungan baju. 

 

Sebelum ada batik khas Lampung, produk yang dimiliki yaitu batik khas Pekalongan, batik tersebut ia pasarkan keliling seperti di pasar Bambu Kuning dan Pasar Tengah, hingga ke kota Metro. "Ternyata semua yang diusahakannya tersebut ditolak, hingga kemudian ada penawaran yang masuk ke pasar swalayan dulu plaza king, lokasinya saat ini berada di sebelah simpur center," ungkapnya.

 

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa desain dan motif batik Pekalongan miliknya menarik dan harga lebih murah dibanding dengan yang lain, sehingga diterima oleh pihak manajemen plaza king. Sejak itulah ia merubah strategi bisnisnya, kalau dulu lewat bawah susah sekarang lewat atas dan untuk meyakinkan  konsumen jadi lebih kuat dan meyakinkan.

 

Mulai Dikenal Pejabat Daerah

Toko yang beralamatkan di Jl. Cik Ditiro A1 Beringin Raya, Kemiling Bandar Lampung ini pada 2004 dipercaya Gubernur Lampung saat itu, Syahrudin ZP, saat pameran Lampung Fair di Graha Wangsa. 

 

Diberi tantangan membuat motif batik yang ia inginkan, serasa Gatot menjawab, "Saya siap pak untuk membuatnya," katanya.

 

Setelah batik itu selesai, maka diserahkan ke Gubernur dan ia menyukainya. Bermula dari pertemuan tersebut, ia mendapat pesanan (order) 30.000 M (tiga puluh ribu meter) untuk seragam PKK se-Provinsi Lampung. Setelah itu tak kurang dari 4 kali ia dipanggil Gubernur hanya untuk membahas batik.

 

Pada 2005, Gatot mulai mengenal motif Lampung melalui Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Lampung. Ia melihat ada kain batik kombinasi motif Pekalongan dan Lampung, dari situ ia kemudian memiliki visi Lampung harus ada identitas, mengangkat budaya lokal melalui batik. 

 

"Salah satu contohnya desain tenun inung yang berada di Museum Lampung, berumur ratusan tahun warisan nenek moyang Lampung dapat dijadikan salah satu model batik khas Lampung untuk seragam," kata Gatot.

 

Selanjutnya motif balo-balo, yaitu burung mitos masyarakat Lampung berkepala keris. Jika di Jakarta seperti ondel-ondel mengusir roh jahat. Kemudian motif balo-balo ini dipakai Biro Keuangan Pemerintah Provinsi Lampung yang saat itu Kepala Bironya adalah H Herman HN. 

 

Gabovira kini memiliki tenaga kerja sebanyak 18 orang dan pada tahun 2021 lalu omzet secara keseluruhan mencapai Rp6,6 Miliar, yang merupakan angka yang tidak sedikit. 
Salah satu prinsip Gatot ialah 4AS (kerja Keras, kerja cerdas, kerja tuntas, terakhir kerja ikhlas). 

 

Gatot berharap usaha yang ia jalankan terus bisa berkembang dan bermanfaat untuk orang banyak, hal itu dibuktikan dengan memberikan fasilitas gratis para UMKM, seperti makanan dan minuman di area toko Gabovira tersebut. 

 

Selain pengusaha, Gatot juga menjadi relawan pajak Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil DJP) Bengkulu-Lampung dan Ketua Komunitas UMKM Bengkulu-Lampung (KuBeLa) di bawah naungan Kanwil DJP Bengkulu-Lampung. 
(Rifai Aly)


Ekonomi Terbaru