• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Jumat, 29 Maret 2024

Warta

Terkait Perubahan Waktu Muktamar, Ketua NU Lampung: Sami’na wa Atakna

Terkait Perubahan Waktu Muktamar, Ketua NU Lampung: Sami’na wa Atakna
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Lampung Prof Mohammad Mukri . (Foto: NU Online/Faizin)
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Lampung Prof Mohammad Mukri . (Foto: NU Online/Faizin)

Bandarlampung, NU Online
Terkait dengan wacana perubahan waktu pelaksanaan Muktamar Ke-34 NU, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Lampung Prof Mohammad Mukri menegaskan komitmen untuk mematuhi ‘dawuh’ kiai. Prinsipnya Lampung sebagai tuan rumah muktamar siap menggelar forum permusyawaratan tertinggi Nahdlatul Ulama ini.


Sami’na wa atakna (siap mendengar dan taat) terhadap petunjuk para masyayikh. Kalau tidak taat pada kiai, taat kepada siapa lagi?,” katanya kepada NU Online Lampung, Kamis (18/11/2021).


Menurutnya memang sampai saat ini, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama belum memutuskan secara resmi apakah muktamar akan dimajukan atau dimundurkan dari jadwal semula yakni 23-25 Desember 2021. PBNU akan mempertimbangkan kebijakan dan masukan pemerintah terkait rencana PPKM Level 3 dalam rangka mencegah lonjakan kasus konfirmasi positif Covid-19 pada libur Natal 2021 dan tahun baru 2022.


“Memang keputusan pelaksanaan Muktamar yang dihasilkan di Munas dan Konbes di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta harus mematuhi arahan/keputusan Satgas Covid-19, baik nasional maupun daerah,” ungkap Prof Mukri yang juga merupakan Ketua Panitia Daerah Muktamar NU ini.


Terkait dengan perubahan waktu ini sendir, Rais ‘Aam PBNU KH Miftachul Akhyar memastikan bahwa Muktamar ke-34 NU akan tetap digelar dan tidak akan menabrak aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Kiai Miftach menyatakan bahwa sesuai amanat dan keputusan Munas dan Konbes NU, Muktamar diselenggarakan tahun 2021.


“Ya otomatis, kalau (Muktamar) mau maju monggo, kalau mundur ya 2022. Tapi kita akan memilih yang maju saja,” katanya dikutip dari NU Online Jatim.

 
Lebih lanjut kiai yang juga sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat tersebut menjelaskan bahwa risiko bila mundur tentu menyalahi amanah Munas dan Konbes NU. "Kalau ke belakang (mudur), justru negatif. Dan bila maju, akan positif," ungkapnya.

 
Kiai Miftah menyebut konsekuensi kalau Muktamar mundur, maka akan lebih memakan waktu dan bukan tidak mungkin justru terjadi kemacetan lantaran memang suasana liburan. (Muhammad Faizin)


Editor:

Warta Terbaru