Warta

KH Sujadi: Mau Sukses? Jangan Lupa Pakai DUIT

Senin, 1 September 2025 | 16:00 WIB

KH Sujadi: Mau Sukses? Jangan Lupa Pakai DUIT

Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ummah Gemah Ripah Pagelaran KH Sujadi pada kegiatan Maulid Nabi Muhammad saw, Khatmil Quran, dan Haul Masyayikh Pesantren Mambaul Hisan Marga Kaya Pringsewu pada Senin (1/9/2025).

Pringsewu, NU Online Lampung 

Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ummah Gemah Ripah Pagelaran KH Sujadi mengatakan bahwa setiap orang tentu ingin sukses. Namun kesuksesan tidak datang secara instan. Ada rumus sederhana yang ia singkat dengan kata DUIT. DUIT ini bukan berarti uang namun singkatan dari Doa, Usaha, Iman, dan Takwa.

 

“Kalau mau sukses, jangan lupa pakai DUIT. Bukan sekadar uang, tapi Doa, Usaha, Iman, dan Takwa,” ujarnya dalam kegiatan Maulid Nabi Muhammad saw, Khatmil Quran, dan Haul Masyayikh Pesantren Mambaul Hisan Marga Kaya Pringsewu pada Senin (1/9/2025).

 

KH Sujadi menjelaskan, doa merupakan sarana seorang hamba memohon pertolongan kepada Allah swt. Sementara usaha adalah bentuk nyata ikhtiar dalam mewujudkan cita-cita. 

 

"Iman menjadi landasan keyakinan agar tetap teguh menghadapi tantangan, dan takwa adalah puncak penghambaan yang menghadirkan keberkahan dalam hidup," jelasnya.

 

Ia menambahkan, kesuksesan yang dibangun di atas doa, usaha, iman, dan takwa akan memberi manfaat tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain dan lingkungan sekitar. 

 

“Kesuksesan sejati adalah ketika hidup kita diridhai Allah dan membawa kebaikan bagi sesama,” tegasnya.

 

Selain itu, KH Sujadi juga memberikan penjelasan terkait istilah Maulud, Maulid, dan Milad. Menurutnya, ketiga istilah tersebut kerap digunakan bergantian oleh masyarakat, padahal memiliki makna yang berbeda.

 

Ia menjelaskan bahwa Maulud berasal dari kata Arab maulūd yang berarti “yang dilahirkan”, dan dalam tradisi Nusantara biasanya dipakai untuk menyebut bulan Rabi‘ul Awwal, bulan kelahiran Nabi Muhammad saw.

 

Sementara itu, istilah Maulid yang berasal dari kata Arab maulid bermakna waktu atau tempat kelahiran. Di Indonesia, kata ini lebih dikenal sebagai peringatan kelahiran Nabi Muhammad.

 

Adapun Milad, lanjut KH Sujadi, berasal dari kata Arab mīlād yang berarti kelahiran atau ulang tahun. Istilah ini bersifat umum dan digunakan untuk menandai ulang tahun seseorang, organisasi, maupun lembaga.

 

“Dengan memahami perbedaan ini, kita bisa lebih tepat menggunakan istilah sesuai konteks. Maulud untuk bulan kelahiran Nabi, Maulid untuk peringatannya, dan Milad untuk ulang tahun secara umum,” jelasnya.

 

Hadir pada kegiatan tersebut Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Pringsewu KH Hambali, Ketua PCNU Kabupaten Pringsewu H Muhammad Faizin, para sesepuh Pesantren Mambaul Hisan dari Blitar para santri, alumni, masyarakat sekitar, dan tokoh agama.