Langitkan Doa di Awal Tahun Pelajaran Baru 2025, MAN 1 Pringsewu Gelar Istighotsah
Jumat, 18 Juli 2025 | 11:55 WIB
Dian Ramadhan
Penulis
Pringsewu, NU Online LampungÂ
Keluarga Besar MAN 1 Pringsewu menggelar kegiatan istighotsah dalam mengawali kegiatan pembelajaran di Tahun Pelajaran 2025-2026. Kegiatan ini merupakan ikhtiar bathiniyah agar Allah swt senantiasa memberikan keberkahan dalam menjalani proses pendidikan.
Kepala MAN 1 Pringsewu, Fathul Bari mengatakan, di tengah arus deras perubahan zaman yang begitu cepat serta tantangan dunia pendidikan yang semakin kompleks, para pelajar membutuhkan bekal spiritual yang kuat agar mampu bertahan, berkembang, dan tetap berada dalam jalur yang benar.Â
Salah satu bentuk penguatan spiritual yang memiliki peran penting dalam hal ini adalah ikhtiar batiniyah melalui doa. Menurutnya, istighotsah bukan sekadar kegiatan rutinitas keagamaan, melainkan wujud nyata dari pengakuan bahwa manusia adalah makhluk lemah yang selalu membutuhkan bimbingan dan pertolongan Allah swt.Â
"Dalam konteks pelajar, istighotsah menjadi jembatan spiritual yang menenangkan hati dan pikiran. Terlebih, era digital menghadirkan akses tak terbatas terhadap informasi, tetapi tidak semua informasi membentuk akhlak dan karakter," katanya pada kegiatan yang dilaksanakan di Aula MAN 1 Pringsewu, Sabtu (18/7/2025).
"Tanpa fondasi spiritual yang kokoh, pelajar bisa kehilangan arah dalam menentukan mana yang benar dan mana yang salah. Istighotsah membantu menyeimbangkan antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan spiritual. Doa dan dzikir yang dipanjatkan dalam istighotsah menumbuhkan kesadaran akan nilai-nilai kebaikan, menjadikan ilmu yang dipelajari bernilai manfaat dan keberkahan," imbuhnya.
Ia menambahkan bahwa proses pendidikan tidak selalu berjalan mulus. Ada masa-masa sulit yang harus dihadapi pelajar: kegagalan, tekanan ujian, kekecewaan, atau bahkan krisis percaya diri.Â
Dalam kondisi seperti ini, istighotsah menjadi sumber energi batin untuk tetap tegar dan optimis. Pelajar yang terbiasa berdoa bersama akan merasa tidak sendiri, karena ada komunitas yang saling menguatkan, serta ada harapan yang dititipkan kepada Yang Maha Kuasa.
"Istighotsah juga mengajarkan pelajar tentang pentingnya tunduk dan berserah kepada Allah, bukan hanya mengandalkan kemampuan diri semata.," ungkapnya.
Sikap ini lanjutnya, melahirkan pribadi yang rendah hati, tidak sombong dengan kepintaran, dan tidak mudah putus asa saat gagal. Pelajar seperti inilah yang kelak menjadi generasi pembelajar yang bijaksana dan mampu beradaptasi dalam perubahan zaman tanpa kehilangan jati diri.
Kegiatan diikuti oleh seluruh peserta dan tenaga pendidik serta kependidikan MAN 1 Pringsewu diawali dengan shalat Dhuha dan shalat hajat dan dilanjutkan dengan pelaksanaan Istighotsah. Kegiatan ini akan dilaksanakan 3 kali dalam tahun pelajaran yakni awal masuk tahun pelajaran, HUT MAN 1 Pringsewu, dan jelang Ujian Akhir Nasional.
Penting Merawat dan Mewariskan Tradisi
Sementara Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pringsewu, H Muhammad Faizin mengatakan dalam dunia pendidikan, pembentukan karakter tidak cukup hanya mengandalkan aspek kognitif.Â
Diperlukan integrasi nilai-nilai spiritual, emosional, dan sosial agar peserta didik tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, berakhlak mulia, dan memiliki kesadaran akan ketergantungan kepada Allah swt.Â
"Di sinilah tradisi dan ibadah istighotsah memegang peran penting sebagai bagian dari pendidikan nilai yang membumi dan menyentuh hati," katanya saat hadir pada kesempatan tersebut.
Menurutnya istighotsah merupakan bentuk pendidikan spiritual yang perlu dipertahankan dan diwariskan untuk mengajarkan kepada pelajar bahwa segala sesuatu berasal dari dan bergantung kepada Allah.Â
"Pelajar di era digital mampu menjadi terapi spiritual yang menenangkan jiwa. Melalui dzikir dan doa, peserta didik dibimbing untuk menyandarkan kegelisahannya kepada Yang Maha Kuasa, sehingga tidak mudah menyerah atau putus asa dalam menghadapi ujian hidup maupun pelajaran," katanya.
Menurutnya, jika lembaga pendidikan abai terhadap aspek spiritual, siswa mudah terseret arus zaman. Dengan menghidupkan tradisi istighotsah secara rutin, sekolah tidak hanya mencetak insan cerdas, tetapi juga mencetak insan saleh yang memiliki benteng batin dari pengaruh negatif.Â
"Inilah wujud nyata pendidikan yang utuh: berilmu, berakhlak, dan bertakwa," pungkasnya.

Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Hidup Harus Bermanfaat Bagi Umat Manusia
2
Kita Sedang Membangun Apa? Ini Renungan Mendalam dari QS At-Taubah: 109
3
Ngaji AD/ART dan Perkum PCNU Pringsewu, Ini Pesan PWNU Lampung pada Pengurus NU
4
Ngati, Ngaji, Ngopi: Cara PCNU Pringsewu Perkuat Silaturahmi dan Konsolidasi
5
3 Tipe Orang dalam Organisasi menurut Rais dan Ketua PCNU Pringsewu
6
Operasional Haji 2025 Selesai, 447 Jamaah Wafat, 40 Masih Dirawat, 3 Hilang
Terkini
Lihat Semua