• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Sabtu, 27 April 2024

Syiar

Ini Keutamaan dan Lafal Niat Shalat Dhuha

Ini Keutamaan dan Lafal Niat Shalat Dhuha
Ilustrasi shalat dhuha
Ilustrasi shalat dhuha

Shalat dhuha termasuk salah satu dari shalat sunnah yang dianjurkan. Shalat ini dilakukan setelah matahari terbit sempurna hingga waktu istiwa, waktu matahari tepat di atas sebuah benda. Atau sekitar pukul 06.30 WIB hingga jelang waktu zuhur. 


Terdapat banyak dalil yang menyebutkan keutamaan shalat dhuha, baik dalam Al-Qur’an maupun hadits. Dilansir dari NU Online dalam artikel Ini  Keutamaan dan Hikmah Shalat Dhuha,  Syekh Zainuddin Al-Malibari dalam Fathul Mu’in menjelaskan sebagai berikut.  


 ويسن الضحى لقوله تعالى "يسبحن بالعشي والإشراق" قال ابن عباس صلاة الإشراق صلاة الضحى. روي الشيخان عن أبي هريرة رضي الله عنه قال : أوصاني خليلي بثلاث: صيام ثلاثة أيام من كل شهر، وركعتي الضحى، وأن أوتر قبل أن أنام


Artinya : Shalat dhuha disunnahkan berdasarkan firman Allah swt, yakni “Bertasbih bersama dia di waktu petang dan pagi.” Ibnu Abbas menafsirkan shalat isyraq adalah shalat dhuha. Bukhari-Muslim juga meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa “Rasulullah pernah berwasiat tiga hal kepadaku: puasa tiga hari dalam setiap bulan, shalat dhuha dua raka’at, dan witir sebelum tidur.” 

 

Wasiat Nabi tersebut tentunya tidak hanya khusus bagi Abu Hurairah, namun juga berlaku untuk seluruh umat Nabi Muhammad saw.  Dalam hadits lain disebutkan shalat dhuha memiliki banyak keutamaan dan hikmah. Diantaranya adalah:

 

Pertama, sebagai ampunan dosa 
Dalam hadits riwayat At-Tirmidzi dan Ibnu Majah dijelaskan bahwa orang yang membiasakan shalat dhuha dosanya akan diampuni oleh Allah swt, meskipun dosa tersebut sebanyak buih di lautan. 


Rasulullah bersabda:  


   من حافظ على شفعة الضحى غفرت له ذنوبه وإن كانت مثل زبد البحر 

 

Artinya: Siapa yang membiasakan (menjaga) shalat dhuha, dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan (HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah). 

 

Kedua, tidak dianggap orang yang lalai.
Setiap orang tentu tidak ingin dianggap sebagai orang lengah ataupun lalai dalam hal mencari rahmat Tuhan. Salah satu cara agar terhindar dari sifat lalai adalah mengerjakan shalat dhuha. 

 

Rasulullah bersabda sebagai berikut.


من صلى الضحى ركعتين لم يكتب من الغافلين 

 

Artinya: Orang yang mengerjakan shalat dhuha tidak termasuk orang lalai (HR Al-Baihaqi dan An-Nasa’i). 


Ketiga, dhuha sebagai sedekah. 
Rasulullah bersabda sebagai berikut.

يصبح على كل سلامي من أحدكم صدقة،
 وأمر بالمعروف صدقة، ونهي عن المنكر صدقة، ويجزئ عن ذلك ركعتان يركعهما من الضحي 

 

Artinya: Setiap pagi, ruas anggota tubuh kalian harus dikeluarkan sedekahnya. Amar ma’ruf adalah sedekah, nahi mungkar adalah sedekah, dan semua itu dapat diganti dengan shalat dhuha dua raka’at (HR Muslim). 


Selain tiga hikmah di atas, masih banyak hikmah shalat dhuha yang disebutkan dalam hadits Nabi. Adapun minimal raka’at shalat dhuha adalah dua raka’at dan lebih utama dikerjakan sebanyak delapan raka’at.


Berikut ini adalah lafal niat shalat dhuha.


أُصَلِّيْ سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى


Ushalli sunnatad dhuhā rak‘ataini lillāhi ta‘ālā. 


Artinya : Aku sengaja sembahyang sunnah Dhuha dua rakaat karena Allah swt.


Dilansir dari Ini Lafal Niat Shalat Dhuha, ini doa yang dianjurkan dibaca sesudah sembahyang Dhuha. Semoga dengan doa ini Allah mengabulkan permintaan kita. 

 

Berikut ini doanya:


 اَللَّهُمَّ إِنَّ الضُّحَاءَ ضُحَاؤُكَ وَالبَهَاءَ بَهَاؤُكَ وَالجَمَالَ جَمَالُكَ وَالقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ اَللَّهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقِي فِي السَّمَاءِ فَأَنْزِلْهُ وَإِنْ كَانَ فِي الأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَإِنْ كَانَ مُعْسِرًا فَيَسِّرْهُ وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَإِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَائِكَ وَبَهَائِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِي مَا آتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ اَللَّهُمَّ بِكَ أُصَاوِلُ وَبِكَ أُحَاوِلُ وَبِكَ أُقَاتِلُ  ثُمَّ يَقُوْلُ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ 

 

Allâhumma innad dhuhâ’a dhuhâ’uka, wal bahâ’a bahâ’uka, wal jamâla jamâluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ‘ishmata ishmatuka. Allâhumma in kâna rizkî fis samâ’i, fa anzilhu. Wa in kâna fil ardhi, fa akhrijhu. Wa in kâna mu‘siron, fa yassirhu. Wa in kâna harâman, fa thahhirhu. Wa in kâna ba‘idan, fa qarribhu bi haqqi dhuhâ’ika, wa bahâ’ika, wa jamâlika, wa quwwatika, wa qudratika. Âtinî mâ âtaita ‘ibâakas shâlihîn. Allâhumma bika ushâwilu, wa bika uhâwilu, wa bika uqâtilu. Rabbighfir lî, warhamnî, watub ‘alayya. Innaka antat tawwâbur rahîm.  (dibaca 40 atau 100 kali).

 

Artinya: Tuhanku, sungguh waktu dhuha adalah milik-Mu. Yang ada hanya keagungan-Mu. Tiada lagi selain keindahan-Mu. Hanya ada kekuatan-Mu. Yang ada hanya kuasa-Mu. Tidak ada yang lain kecuali lindungan-Mu. Tuhanku, kalau rezekiku di langit, turunkanlah. Kalau berada di bumi, keluarkanlah. Kalau sulit, mudahkanlah. Kalau haram, gantilah jadi yang suci. Bila jauh, dekatkanlah dengan hakikat dhuha, keagungan, kekuatan, kekuasaan-Mu. Tuhanku, berikanlah aku apa yang Kau anugerahkan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh. Tuhanku, dengan-Mu aku bergerak. Dengan-Mu aku berusaha. Dengan-Mu, aku berjuang. Tuhanku, ampunilah segala dosaku. Turunkan rahmat-Mu kepadaku. Anugerahkanlah tobat-Mu untukku. Sungguh Engkau maha penerima tobat, lagi maha penyayang.


Syiar Terbaru