• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Jumat, 26 April 2024

Syiar

Adab Mendengarkan Al-Quran agar Bernilai Pahala

Adab Mendengarkan Al-Quran agar Bernilai Pahala
adab mendengarkan AL-Qur'an
adab mendengarkan AL-Qur'an

Al-Qur’an yang merupakan kitab suci umat Islam akan mendatangkan pahala bukan saja bagi pembacanya,  namun juga bagi pendengarnya. Karena itu ada adab tersendiri yang dianjurkan kepada kita saat ada yang membaca Al-Qur’an.

 

Firman Allah dalam Surat Al-Anfal ayat 2 menyebutkan,   seorang yang beriman ketika diperdengarkan Al-Qur’an maka keimanannya akan bertambah.


 إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتْهُمْ إِيمَٰنًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ 


Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal (Surat Al-Anfal ayat 2).

 

Dilansir dari Begini Adab Mendengarkan Al-Quran, ulama menyebutkan adab ketika mendengarkan pembacaan Al-Qur’an. Diantaranya agar tidak  berbicara atau membuat aktivitas yang menimbulkan suara gaduh.

 
Syekh Jalaluddin As-Suyuthi dari karyanya perihal ilmu Al-Qur’an, dalam Kitab Al-Itqan fi Ulumil Qur’an, menyatakan:

 

يسن الاستماع لقراءة القرآن وترك اللغط والحديث بحضور القراءة قال تعالى وَاِذَا قُرِئَ الْقُرْاٰنُ فَاسْتَمِعُوْا لَهٗ وَاَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ 

 

Artinya: (Kita) disunnahkan untuk mendengarkan bacaan Al-Qur’an, tidak berisik (gaduh) dan berbicara saat pembacaan Al-Qur’an sebagaimana firman Allah (Surat Al-A’raf ayat 204). Dan apabila dibacakan Al-Qur'an, maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat (Imam Jalaluddin As-Suyuthi, Al-Itqan fi Ulumil Qur’an, [Kairo, Darul Hadits: 2006 M/1427 H], juz I, halaman 321).

 

Sementara Syekh Burhanuddin Az-Zarkasyi yang lebih dulu menulis karya perihal ulumul Qur’an juga menyebutkan adab ketika mendengarkan Al-Qur’an. Ia menyarankan orang yang mendengarkan Al-Qur’an untuk menyimak dengan baik bacaan Al-Qur’an dan berusaha memahami maknanya. 

 

Syekh Burhanuddin Az-Zarkasyi menyarankan orang yang mendengarkan Al-Qur’an untuk menghentikan percakapan ketika Al-Qur’an dibacakan kalau tidak ada hajat yang mendesak. 

 

 مسألة: في آداب الاستماع استماع القرآن والتفهم لمعانيه من الآداب المحثوث عليها ويكره التحدث بحضور القراءة قال الشيخ أبو محمد بن محمد عبد السلام والاشتغال عن السماع بالتحدث بما لا يكون أفضل من الاستماع سوء أدب على الشرع وهو يقتضي أنه لا بأس بالتحدث للمصلحة 

 

Artinya: Masalah perihal adab mendengarkan bacaan Al-Qur’an. Mendengarkan Al-Qur’an dan berusaha memahami maknanya termasuk adab yang dianjurkan. Sementara sibuk bicara saat pembacaan Al-Qur’an hukumnya makruh. Syekh Abu Muhammad bin Muhammad Abdus Salam mengatakan bahwa sibuk mendengarkan sembari bicara yang tidak penting masih lebih utama daripada mendengarkan Al-Qur’an dengan adab yang buruk menurut syariat. Ini menunjukkan bicara untuk kemaslahatan tertentu saat pembacaan Al-Qur’an tidak masalah (Imam Badruddin Az-Zarkasyi, Al-Burhan fi Ulumil Qur’an, [Kairo, Darul Hadits: 2018 M/1440 H], halaman 319). 


Demikianlah anjuran para ulama tentang adab atau etika ketika mendengarkan pembacaan kitab suci Al-Qur’an. Sebagai umat Islam hendaknya kita dapat memahami dan melaksanakannya.


Syiar Terbaru