• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Jumat, 19 April 2024

Syiar

7 Adab Masuk Rumah Orang Lain saat Silaturahim

7 Adab Masuk Rumah Orang Lain saat Silaturahim
adab masuk rumah
adab masuk rumah

Saat bersilaturahim atau berkunjung ke rumah orang lain, ada adab yang harus diperhatikan. Hal itu penting untuk menjaga sopan santun dan agar silaturahim mendapat manfaat sesuai yang diharapkan. 

 

Meski saat ini komunikasi melalui media sosial makin banyak dilakukan manusia modern, namun ada kalanya kita tetap harus berkunjung ke rumah orang lain secara fisik. Baik untuk suatu keperluan atau sekedar bersilaturahim karena sudah lama tak berjumpa.

 

Imam Al-Ghazali dalam kitabnya berjudul Al-Adab fid Din, menjelaskan tentang tujuh adab meminta izin masuk rumah orang lain, seperti dilansir dalam Tujuh Adab Masuk Rumah Orang Lain Menurut Imam al-Ghazali:


آداب الاستئذان: المشي بجانب الجدار، ولا يقابل الباب، والتسبيح والتحميد قبل الدق، والسلام بعده، وترك السمع إلى من في المنزل، واستئذان بعد السلام، فإن أذن له وإلا رجع ولم يقف، ولا يقول: أنا، بل يقول: فلان، إذا استفهم.

 

Artinya: Adab minta izin masuk rumah orang lain, yakni: berjalan (berdiri) di samping dinding rumah, tidak menghadap pintu, membaca tasbih dan tahmid sebelum ketuk pintu, berucap salam setelah itu, tidak mendengarkan pembicaraan orang-orang yang ada di dalam rumah, minta izin masuk sesudah berucap salam, jika diizinkan silakan masuk, jika tidak sebaiknya segera pulang, dan jangan katakan “saya”, tetapi sebaiknya katakan “si Fulan” (sebutkan nama diri) jika tuan/nyonya rumah menanyakan.

 

Dari kutipan di atas dapat diuraikan tujuh adab meminta izin masuk rumah orang lain sebagai berikut:

 

Pertama, berjalan (berdiri) di samping dinding rumah dan tidak menghadap pintu. Seseorang yang hendak masuk ke rumah orang lain tidak sebaiknya langsung masuk begitu saja. Mula-mula kita harus menempatkan diri di sebelah dinding rumah. Hal ini supaya ketika pintu dibuka, kita tidak langsung melihat ke arah dalam rumah yang mungkin ada sesuatu yang sebaiknya kita tidak mengetahuinya.

 

Kedua, membaca tasbih dan tahmid sebelum ketuk pintu. Dari samping pintu, ketuklah pintu. Tetapi sebelumnya membaca tasbih (subhanallah) dan tahmid (alhamdulillah) agar selalu ingat kepada Allah. Ini dimaksudkan agar kedatangan ke rumah itu membawa kabaikan dan manfaat sebesar-sebesarnya bagi kedua belah pihak.

 

Ketiga, mengucap salam. Setelah membaca tasbih dan tahmid secara pelan, segeralah ucapkan “assalamu’alaikum” atau ucapan lain sesuai adat atau kebiasaan yang substansinya sama, yakni harapan untuk bersama-sama mendapatkan keselamatan atau perdamaian seperti ucapan “selamat siang”, “sugeng siang”, atau lainnya.

 

Keempat, tidak mendengarkan pembicaraan orang-orang yang ada di dalam rumah. Sebelum  dipersilakan masuk,  sebaiknya kita tidak menyimak atau sengaja mendengarkan dari luar pembicaraan orang-orang dalam rumah itu yang memang tidak ditujukan kepada kita. Artinya kita tidak boleh “nguping”, yakni sengaja menyimak informasi lewat telinga. Hal ini tidak baik. Kita harus mengalihkan perhatian ke hal-hal lain di luar hal-hal yang dibicarakan dalam rumah itu.

 

Kelima, minta izin masuk sesudah mengucap salam. Dalam keadaan pintu sudah terbuka sebelum kita datang, kita sebaiknya tidak langsung masuk. Kita harus meminta izin masuk terlebih dahulu, misalnya dengan mengajukan pertanyaan, “Apakah saya diizinkan masuk?” Tetapi kita boleh langsung masuk ketika tuan/nyonya rumah menjawab salam dan mempersilakan masuk.

 

Keenam, jika diizinkan silakan masuk, jika tidak sebaiknya segera pulang. Jika ternyata tuan/nyonya rumah menolak kedatangan anda dengan tidak mengizinkan kita masuk rumahnya sebaiknya kita pulang. Jika diberitahukan kepada kita supaya kembali ke rumah itu pada keesokan harinya karena alasan tertentu, maka perhatikanlah baik-baik pemberitahuan itu. 

 

Ketujuh, jangan katakan “saya”, tetapi sebaiknya katakan “si Fulan” (sebutkan nama diri) jika tuan/nyonya rumah menanyakan. Maksudnya kita harus terbuka tentang identitas diri anda sejak awal komunikasi dengan tuan/nyonya rumah. Hal ini tentu saja demi kebaikan bersama sehingga masing-masing pihak merasa nyaman. 

 

Demikianlah tujuh adab masuk rumah orang lain sebagaimana dinasihatkan Imam al-Ghazali. Intinya adalah seseorang yang bermaksud bertamu ke rumah orang lain harus memperhatikan adab-adab tertentu, agar pemilik rumah merasa nyaman dan dapat  menghormati tamunya dengan setulus hati.


Syiar Terbaru