Syiar

4 Hikmah Nabi Dilahirkan pada Hari Senin Bulan Rabiul Awal

Selasa, 26 Agustus 2025 | 15:58 WIB

4 Hikmah Nabi Dilahirkan pada Hari Senin Bulan Rabiul Awal

4 Hikmah Nabi Dilahirkan Pada Hari Senin Bulan Rabiul Awal (Kaligrafi: NU Online)

Setiap bulan Rabiul Awal,  umat Islam merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad saw. Setiap daerah, bahkan negara memiliki tradisinya masing-masing. Berbagai kegiatan digelar sebagai tanda cinta kepada Rasulullah.


Maulid atau hari kelahiran Nabi Muhamad saw jatuh pada hari Senin, bulan Rabiul Awal, tahun 571 M. Allah memilihkan hari dan bulan kelahirannya (maulid) pada waktu tersebut, bukan pada hari-hari dan bulan-bulan lain yang dinilai “baik” dalam Islam.


Peringatan Maulid Nabi sejak dahulu selalu disambut gembira oleh umat Islam sebagai simbol terbitnya fajar budi pekerti dan nilai-nilai luhur kemanusiaan serta keilahian.


ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ, وَبُعِثْتُ فِيهِ, أَوْ أُنْزِلَ عَلَيَّ فِيهِ


Artinya: Itu (puasa Senin) hari aku dilahirkan, aku diutus, atau hari wahyu diturunkan kepadaku (HR Muslim).

 

Terkait hikmah Nabi saw dilahirkan pada hari Senin bulan Rabiul Awal, Syekh Jalaluddin As-Suyuthi dalam karyanya Husnul Maqshid fi Amalil Mawlid mengutip penjelasan Ibnul Haj Al-Abdari Al-Maliki Al-Fasi menerangkan Ibnul Haj menyebut empat hikmah dibalik kelahiran Nabi Muhammad saw pada hari Senin, bulan Rabiul Awwal. (As-Suyuthi, Husnul Maqshid fi Amalil Mawlid, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: tanpa tahun], halaman 67-68).


Pertama, Senin adalah hari di mana Allah menciptakan pohon. Hari Senin mengingatkan pada penciptaan makanan pokok, rezeki, aneka buah, dan ragam kebaikan yang menjadi logistik dan asupan manusia serta menyenangkan hati mereka.  


Kedua, secara etomologi, kata “Rabi” berarti musim semi sebagai isyarat dan optimistis kalau dikaitkan secara etimologi. Abu Abdirrahman As-Shaqli mengatakan bahwa setiap orang memiliki *nasib" (baik) dari namanya.


Ketiga, musim semi (Ar-Rabi’) merupakan musim yang paling pas (adil) dan terbaik sebagaimana syariat Nabi Muhammad saw yang paling adil (paling toleran).


Keempat, Allah memang ingin memuliakan waktu tersebut karena kelahiran Nabi Muhammad saw. Seandainya Nabi Muhammad saw dilahirkan pada waktu mulia yang sudah ada, niscaya orang mengira bahwa Nabi Muhammad saw menjadi mulia karena dilahirkan pada waktu mulia.


Demikian empat hikmah yang disebutkan oleh Ibnul Haj mengenai waktu kelahiran Nabi Muhammad saw. Semoga kita bisa memahami dan mengambil hikmahnya. 

 

Artikel ini pernah diterbitkan pada tanggal 27 September 2022. Kemudian diterbitkan kembali dengan sejumlah penambahan.