Syiar

Maulid Nabi 5 September 2025, Ini 5 Alasan Sunnah Merayakannya

Selasa, 26 Agustus 2025 | 09:00 WIB

Maulid Nabi 5 September 2025, Ini  5 Alasan Sunnah Merayakannya

Merayakan Maulid Nabi, tanda kecintaan pada Nabi Muhammad saw

Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw dirayakan setiap tahun pada 12 Rabiul Awal. Pada tahun ini, perayaan Maulid Nabi jatuh pada hari umat, 5 September 2025.

 

Meskipun kelahiran Nabi pada tanggal 12 Rabiul Awal, namun masyarakat biasa merayakan hingga berakhirnya bulan tersebut. Maulid Nabi adalah bagian dari tradisi umat Islam yang tidak bisa dipisahkan dari budaya Nusantara. 

 

Salah satu ulama Ahlussunnah wal Jama’ah, Sayyid Muhammad al-Maliki, menyebutkan setidaknya ada lima alasan mengapa kita perlu merayakan Maulid Nabi, dilansir dari NU Online.

 

1. Merayakan Maulid Nabi sebagai wujud rasa bahagia dan gembira atas kelahiran Baginda Nabi Muhammad saw, yang membawa kebaikan di dunia dan akhirat. 

 

Abu Lahab, seorang yang membenci dakwah Nabi, diringankan siksanya di neraka setiap hari Senin. Hal ini karena Abu Lahab bergembira dengan kelahiran Nabi Muhammad. Abu Lahab memerdekakan budaknya yang bernama Tsuwaibah sebagai wujud rasa bahagianya. 

 

Bila Abu Lahab yang ahli neraka saja merasa gembira dengan kelahiran Nabi Muhammad hingga mendapatkan berkahnya, apalagi bila kita selalu merasakan kegembiraan atas kelahiran beliau, dan wafat sebagai orang yang beriman.

 

2. Nabi Muhammad banyak bepuasa di hari Senin sebagai ungkapan rasa syukur atas kelahirannya. Karena dengan kelahirannya manusia menemukan cahaya agama Islam. Tentu, kita sebagai umat Nabi harus merasa sangat bersyukur dengan kelahiran Baginda Nabi.


 

   عن أبي قتادة الأنصاري رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه و سلم سئل عن صوم الاثنين ؟ فقال فيه ولدت وفيه أنزل علي 


 

Artinya:  Diriwayatkan dari Abu Qatadah al-Anshari bahwa suatu ketika Rasulullah ditanyai mengenai kebiasaannya berpuasa di hari Senin. Rasulullah pun bersabda," Di hari Senin-lah aku dilahirkan dan di hari Senin-lah diturunkan (Al-Qur’an) kepadaku” (HR Muslim).   

 

3. Allah memerintahkan kita untuk berbahagia dengan sebab rahmat dan pertolongan yang Allah berikan. Sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur’an:  


 

 قُلْ بِفَضْلِ اللّٰهِ وَبِرَحْمَتِهٖ فَبِذٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوْا 


 

Artinya: Katakanlah (Muhammad), “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira” (QS Yunus: 58).   Dan rahmat terbesar yang Allah berikan bagi kita adalah lahirnya Baginda Nabi Muhammad saw. 

 

4. Perayaan Maulid Nabi diwarnai dengan pembacaan sejarah kehidupan nabi. Mulai dari kelahiran, budi pekerti, ciri-ciri fisik, kemuliaan serta mukjizat yang diberikan Allah kepada Nabi. 

 

Tentu hal ini akan menambah rasa kecintaan kita kepada Nabi Muhammad serta memantapkan keimanan kita. Selain itu, perayaan Maulid Nabi juga sebagai wadah untuk mengajak umat Islam membaca shalawat kepada Nabi.  Allah telah berfirman dalam Al-Qur’an agar umat Islam banyak membaca shalawat.

 

5.  Perayaan Maulid Nabi adalah bid’ah hasanah (baik) yang telah diajarkan turun-temurun oleh umat Islam. Perayaan Maulid Nabi umumnya diiringi dengan ceramah agama dan nasihat yang bermanfaat serta suguhan makanan yang diberikan kepada para hadirin. 

 

Para ulama mengambil dalil bid’ah hasanah dari nasihat Sahabat Abdullah bin Mas’ud:  


 

 قال عبد الله بن مسعود ما رأى المسلمون حسنا فهو عند الله حسن و ما رآه المسلمون سيئا فهو عند الله سيىء 


 

Artinya: Abdullah bin Mas’ud mengatakan, “Perkara yang dilihat umat Islam sebagai perkara yang baik maka perkara tersebut baik di sisi Allah, dan perkara yang dilihat umat Islam sebagai perkara yang buruk maka perkara tersebut buruk disisi Allah” (HR Ahmad).  

 

Para ulama fiqih menetapkan kaidah bahwa setiap wasilah perbuatan dihukumi sesuai dengan tujuannya. Perayaan Maulid Nabi dihukumi sunnah karena tujuannya adalah meneladani Baginda Nabi serta bershalawat kepadanya.