• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Sabtu, 27 April 2024

Syiar

Hikmah Mengapa Kelahiran Nabi Muhammad saw pada  Hari Senin Bulan Rabiul Awal

Hikmah Mengapa Kelahiran Nabi Muhammad saw pada  Hari Senin Bulan Rabiul Awal
Kaligrafi lafadz Muhammad (sumber Kalam-SINDOnews)
Kaligrafi lafadz Muhammad (sumber Kalam-SINDOnews)

Setiap bulan Rabiul Awal,  umat Islam merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad saw, yang kerap disebut dengan peringatan Maulid Nabi. Berbagai kegiatan digelar sebagai tanda cinta kepada Rasulullah.


Maulid atau hari kelahiran Nabi Muhamad saw jatuh pada hari Senin, bulan Rabiul Awal, tahun 571 M. Allah memilihkan hari dan bulan kelahirannya (maulid) pada waktu tersebut, bukan pada hari-hari dan bulan-bulan lain yang dinilai “baik” dalam Islam.


Peringatan Maulid Nabi sejak dahulu selalu disambut gembira oleh umat Islam sebagai simbol terbitnya fajar budi pekerti dan nilai-nilai luhur kemanusiaan serta keilahian.


ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ, وَبُعِثْتُ فِيهِ, أَوْ أُنْزِلَ عَلَيَّ فِيهِ


Artinya: Itu (puasa Senin) hari aku dilahirkan, aku diutus, atau hari wahyu diturunkan kepadaku (HR Muslim).

 

Dilansir dari Hikmah di Balik Maulid Hari Senin Rabiul Awwal ,  Allah memilih kelahiran Nabi Muhammad saw  pada Senin, 12 Rabiul Awal. Allah swt tidak memilih hari kelahiran Nabi Muhammad pada malam lailatul qadar, malam nishfu Sya’ban, hari Jumat, atau malam Jumat.


Allah juga tidak memilih kelahiran Nabi Muhammad saw pada Ramadhan, bulan di mana Al-Qur’an diturunkan, atau  pada  bulan-bulan mulia dalam Islam (asyhurul hurum). Pemilihan waktu tersebut tentu ada hikmahnya dibaliknya.


Jalaluddin As-Suyuthi dalam karyanya Husnul Maqshid fi Amalil Mawlid mengutip penjelasan Ibnul Haj Al-Abdari Al-Maliki Al-Fasi terkait hikmah dibalik kelahiran Nabi Muhammad saw pada hari Senin, bulan Rabiul Awal.

 

Ibnul Haj menyebut empat hikmah dibalik kelahiran Nabi Muhammad saw pada hari Senin, bulan Rabiul Awwal. (As-Suyuthi, Husnul Maqshid fi Amalil Mawlid, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: tanpa tahun], halaman 67-68).


Pertama, Senin adalah hari di mana Allah menciptakan pohon. Hari Senin mengingatkan pada penciptaan makanan pokok, rezeki, aneka buah, dan ragam kebaikan yang menjadi logistik dan asupan manusia serta menyenangkan hati mereka.  


Kedua, secara etomologi, kata “Rabi” berarti musim semi sebagai isyarat dan optimistis kalau dikaitkan secara etimologi. Abu Abdirrahman As-Shaqli mengatakan bahwa setiap orang memiliki *nasib" (baik) dari namanya.


Ketiga, musim semi (Ar-Rabi’) merupakan musim yang paling pas (adil) dan terbaik sebagaimana syariat Nabi Muhammad saw yang paling adil (paling toleran).


Keempat, Allah memang ingin memuliakan waktu tersebut karena kelahiran Nabi Muhammad saw. Seandainya Nabi Muhammad saw dilahirkan pada waktu mulia yang sudah ada, niscaya orang mengira bahwa Nabi Muhammad saw menjadi mulia karena dilahirkan pada waktu mulia.


Demikian empat hikmah yang disebutkan oleh Ibnul Haj mengenai waktu kelahiran Nabi Muhammad saw. Semoga kita bisa memahami dan mengambil hikmahnya. Wallahu a’lam


Syiar Terbaru