• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Jumat, 3 Mei 2024

Syiar

Hikmah Maulid: Mari Kita Tiru Akhlak Nabi Muhammad saw

Hikmah Maulid: Mari Kita Tiru Akhlak Nabi Muhammad saw
Hikmah Maulid: Mari Kita Tiru Akhlak Nabi Muhammad saw (Foto: NU Online)
Hikmah Maulid: Mari Kita Tiru Akhlak Nabi Muhammad saw (Foto: NU Online)

Pada bulan Rabiul Awal atau yang juga biasa disebut bulan Maulid ini akan banyak sekali kita temukan peringatan Maulid Nabi yang digelar di tengah masyarakat di berbagai daerah. Peringatan itu bahkan sudah digelar sejak awal bulan Maulid.


Selain kembali diingatkan tentang kisah hidup Nabi Muhammad saw sejak kecil hingga masa kerasulannya, peringatan tersebut biasanya diisi dengan pembacaan Al-Qur’an dan shalawat. Namun hendaknya peringatan Maulid Nabi tidak hanya menjadi seremonial tahunan saja, tapi bagaimana kita dapat mengetahui akhlak beliau dan kemudian mengikutinya. 


Banyak disebutkan, akhlak Nabi saw begitu mulia. Dilansir dari NU Online, di tiap hembusan napas Nabi Muhammad selalu tercermin keindahan perangai dan teladan yang menjadi contoh bagi umatnya, bahkan bagi seluruh manusia di muka bumi ini. 


Meski kita tidak dapat menggambarkan keseluruhan akhlak Nabi yang mulia, akan tetapi kita dapat mengetahui akhlak dan perangai beliau yang baik dari Al-Qur’an, hadits-hadits nabi, dan juga kitab-kitab tentang maulid nabi. 


Dalam Al-Qur’an surat al-Taubah ayat 128 disebutkan tentang bagaimana sifat Nabi Muhammad saw: 


لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ


Artinya: Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.


Dari ayat tersebut terlihat betapa Nabi Muhammad saw adalah sosok yang sangat menyayangi kita sebagai umatnya. Dalam Tafsir al-Mishbah disebutkan bahwa Nabi Muhammad adalah seorang manusia sama seperti kita, namun Nabi merasa sedih dengan penderitaan yang kita rasakan. Nabi ingin umatnya hidup dalam kemudahan dengan adanya petunjuk dari Allah swt dan beliau sangat mengasihi dan menyayangi orang-orang yang beriman.


Dalam Al-Qur’an Surat al-A’raf ayat 199 disebutkan bahwa sekurang-kurangnya ada tiga macam sikap atau budi pekerti luhur Nabi Muhammad, yaitu pemaaf, memerintahkan kebaikan, dan berpaling dari orang-orang jahil.  


خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ 


Artinya: Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma`ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh (QS Al-A’raf [7]: 199).  


Banyak riwayat dalam sejarah Islam yang menjelaskan sikap pemaaf Nabi terhadap umatnya. Beliau dengan ikhlas memberi maaf terhadap musuh-musuhnya yang mau bertobat dan mengakui kesalahan yang dilakukannya, meskipun pada awalnya mereka membuat hidup beliau menderita dan teraniaya.


Mengenai keluhuran akhlak Nabi, Allah berfirman:


وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ


Artinya: Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung (QS Al-Qalam [68]: 4). 


Kasih sayang Nabi Muhammad saw sangat terasa bagi orang-orang di sekelilingnya, salah satunya adalah sebagaimana yang diceritakan oleh sahabat Anas ra:


خَدَمْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَشْرَ سِنِينَ وَاللَّهِ مَا قَالَ لِى أُفًّا. قَطُّ وَلاَ قَالَ لِى لِشَىْءٍ لِمَ فَعَلْتَ كَذَا وَهَلاَّ فَعَلْتَ كَذَا 


Artinya: Anas bin Malik ra berkata: “Aku membantu Rasulullah saw selama sepuluh tahun, demi Allah tidak pernah beliau mengatakan: “Duh” (tanda kecewa terhadap Anas), dan tidak pernah mengatakan kepadaku: “Kenapa engkau kerjakan seperti ini atau mengapa tidak kau kerjakan seperti ini saja (HR Imam Muslim).


Kita juga dapat meneladani akhlak Nabi Muhammad saw sebagaimana yang tertera dalam kitab-kitab maulid Nabi. Salah satunya al-Barjanzi karya Syekh Ja’far al-Barzanji bin Husin bin Abdul Karim. Beliau menyebutkan: 


وَأَنَّهُ الْحَبِيْبُ الَّذِي حَسُنَتْ طِبَاعُهُ وَسَجَيَاهُ 


Artinya: Sungguh Nabi adalah kekasih Allah yang bagus watak dan budi pekertinya.


Syekh Ja’far al-Barzanji menyebutkan beliau adalah sosok yang tidak membeda-bedakan manusia, semuanya beliau ayomi.


وَيُحِبُّ الْفٌقَرَاءَ وَالْمَسَاكِيْنَ وَيَجْلِسُ مَعَهُمْ وَيَعُوْدُ مَرْضَاهُمْ وَيُشَيِّعُ جَنَائِزَهُمْ وَلَا يَحْقِرُ فَقِيْرًا 


Artinya: Beliau mencintai orang fakir dan miskin, suka duduk bersama mereka, menjenguk orang-orang yang sakit di antara mereka, mengantar jenazah mereka, dan tidak mencemoohkan orang yang fakir.


وَيَتَألّفُ أَهْلَ الشَّرَفِ وَيُكْرِمُ أَهْلَ الْفَضْلِ وَيَمْزَحُ وَلَا يَقُوْلُ إِلاَّ حَقًّا


Artinya: Beliau menyukai orang yang mulia dan menghormati orang yang memiliki keutamaan, juga bersenda gurau dengan sahabat-sahabatnya. Beliau tidak pernah bersabda melainkan mengatakan kebenaran.


Itulah di antara sifat dan perilaku Nabi Muhammad yang agung dan mulia. Mari jadikan momen maulid ini sebagai sarana meningkatkan kecintaan pada Rasulullah dengan melaksanakan sunnah-sunnahnya dan meneladani akhlak mulianya.
 


Syiar Terbaru