• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Jumat, 3 Mei 2024

Syiar

Kisah Nabi Muhammad saw, Penempaan Sejak Kecil untuk Menjadi Pemimpin Umat

Kisah Nabi Muhammad saw, Penempaan Sejak Kecil untuk Menjadi Pemimpin Umat
Kisah Nabi Muhammad saw, Penempaan Sejak Kecil untuk Menjadi Pemimpin Umat (Ilustrasi foto: NU Online)
Kisah Nabi Muhammad saw, Penempaan Sejak Kecil untuk Menjadi Pemimpin Umat (Ilustrasi foto: NU Online)

Pada saat peringatan maulid Nabi Muhammad saw, kita selalu diingatkan pada kisah hidup beliau yang penuh penderitaan. Mulai dari ditinggal orang-orang yang sangat dicintai, maupun harus bekerja keras dalam usia belia.


Ternyata semua itu adalah proses penempaan yang telah disiapkan Allah, karena beliau kelak akan menjadi pemimpin umat. Seorang pemimpin tentunya harus memiliki mental yang kuat, sabar, peka terhadap kesulitan kaum yang dipimpinnya, dan dapat memberikan solusi dari kesulitan-kesulitan itu.


Nabi Muhammad saw lahir dan dibesarkan dalam keluarga sederhana. Dari usia dini beliau sudah yatim piatu. Ayah beliau wafat ketika Nabi masih dalam kandungan. Usia enam tahun, ibundanya wafat. 


Belum hilang kesedihan beliau karena ditinggal ibunya, kakeknya pun menyusul wafat dua tahun kemudian. Akhirnya nabi diasuh pamannya, Abu Thalib. 


Abu Thalib sendiri bukan orang kaya, sedangkan putranya banyak. Keadaan inilah yang menjadikan beliau harus bekerja keras sejak kecil untuk mencari nafkah. Beliau pernah menjadi penggembala kambing. Juga beliau pernah membantu pamannya berjualan di Syam. 


Yang terakhir ketika sudah dewasa Nabi Muhammad bekerja sebagai buruh atau karyawan pada seorang janda bernama Khadijah. Sampai kemudian beliau  menikah dengan Khadijah yang tak lain adalah majikannya sendiri.  


Dilansir dari NU Online, kehidupan Nabi Muhammad saw sebagaimana uraian tersebut, dapat kita temukan rekamannya dalam Surat Adh-Dhuha. 


Dalam ayat ke-3, Allah swt berfirman: 


مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَىٰ  


Artinya: Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu.


Allah sekali-kali tidak bermaksud meninggalkan Nabi Muhammad di waktu kecilnya. Dari semua penderitaan itu, tidak ada maksud Allah swt menelantarkan beliau, tetapi justru Allah sedang mempersiapkan beliau menjadi seorang pemimpin besar kelak di kemudian hari. 


Proses kehidupan Nabi Muhammad yang penuh penempaan menjadikannya seorang pemimpin yang kuat namun memiliki kepekaan yang hebat. Kepekaan seperti itu sulit dimiliki oleh para pemimpin yang tidak pernah mengalami sendiri kesulitan-kesulitan dalam hidup.


Dengan kata lain, Allah sesungguhnya menggembleng jiwa dan sikap mental beliau untuk menghadapi berbagai macam kesulitan dan tantangan berkaitan tugas beliau kelak menjadi seorang nabi. 


Apalagi beliau disiapkan dan ditetapkan oleh Allah swt menjadi nabi terakhir hingga akhir zaman.


Dalam ayat berikutnya, yakni ayat ke-4, Allah berfirman:   


وللاخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْأُولَى  


Artinya: Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan).


Maknanya, dalam hidup ini yang terpenting adalah apa yang terjadi di akhir dan bukan di permulaan. Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. 


Maka bisa dimengerti Nabi Muhammad hidup dalam kesulitan di masa kecilnya karena semua kesulitan itu bermanfaat membentuk karakter beliau menjadi seorang yang tangguh lahir dan batin, jiwa dan raga. Ketangguhan seperti itu memang sangat diperlukan kelak ketika Nabi Muhammmad berdakwah menyampaikan wahyu dan kebenaran dari Allah swt, kepada seluruh umat manusia. 


Kita semua tahu bahwa dalam berdakwah Nabi Muhammad saw menghadapi banyak hambatan, gangguan dan bahkan ancaman pembunuhan dari berbagai pihak, terutama dari kelompok yang dipimpin Abu Jahal dan kawan-kawan. Tetapi semua hambatan, gangguan dan ancaman itu dapat dilalui dengan baik karena Nabi Muhammad saw sudah terlatih menghadapi kesulitan-kesulitan sejak kecil.    


Buah dari penderitaan, kesulitan, dan perjuangan beliau yang tanpa kenal menyerah memang luar biasa, yakni dalam waktu singkat yang hanya memakan waktu 23 tahun saja, Nabi Muhammad telah berhasil memiliki pengikut yang cukup banyak. 


Nabi Muhammad saw berhasil merubah masyarakat yang semula menyembah berhala menjadi beriman tauhid, yakni hanya menyembah Allah swt semata. Masyarakat menjadi berubah dari yang semula menerapkan hukum rimba di mana yang dominan dan kuat akan selalu menjadi pemenang, menjadi masyarakat yang berkeadilan tanpa memandang latar belakang suku maupun status sosial. 


Di dalam Islam memang semua manusia pada dasarnya sama karena mereka berasal dari asal usul yang sama, yakni Nabi Adam as. Satu-satunya yang membedakan antar manusia hanyalah ketakwaan kepada Allah swt.   
 


Syiar Terbaru