Pernik

Enam Mitos Seputar Puasa dan Fakta di Baliknya

Jumat, 21 Maret 2025 | 14:38 WIB

Enam Mitos Seputar Puasa dan Fakta di Baliknya

Ada banyak mitos saat berpuasa (Ilustrasi: NU Online Lampung)

Puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga tentang disiplin dan keseimbangan hidup. Sayangnya, ada banyak mitos yang berkembang di masyarakat, membuat orang keliru memahami manfaat serta aturan berpuasa.

 

Padahal, jika ditelaah lebih dalam, banyak dari anggapan tersebut tidak memiliki dasar yang kuat, baik secara medis maupun dari ajaran agama. Akibatnya, banyak orang yang menjalankan puasa dengan pola pikir yang keliru, atau bahkan menghindarinya karena takut berdampak buruk bagi kesehatan.

 

Dikutip dari Alodokter.com, berikut adalah sejumlah mitos seputar puasa beserta fakta di baliknya yang harus dipahami.

 

1. Metabolisme tubuh terganggu saat berpuasa

Seperti yang diketahui, makan adalah aktivitas yang dipercaya bisa memperkuat metabolisme tubuh. Oleh karena itu, ketika puasa, tubuh yang tidak mendapat asupan makanan akan membuat metabolisme menjadi kurang maksimal.

 

Pada faktanya, anggapan ini tidaklah benar. Sebab, tubuh yang tidak mencerna makanan dalam jangka waktu tertentu justru dapat meningkatkan metabolisme. Hal ini berguna bagi peningkatan pembakaran kalori dan lemak dalam tubuh, sehingga berat badan tubuh bisa berkurang.

 

2. Berolahraga saat puasa bikin tubuh kehilangan energi dan mudah lemas

Pernyataan ini keliru. Olahraga saat puasa justru bisa menjaga kebugaran tubuh, bahkan membantu mengontrol berat badan jika dilakukan dengan cara yang tepat. Pilihlah olahraga yang ringan, seperti berjalan kaki, yoga, dan bersepeda santai agar tidak kelelahan dan mudah haus, dengan catatan melakukannya tidak berlebihan.

 

3. Puasa bisa mengakibatkan stres dan brain fog

Banyak yang percaya bahwa puasa bisa meningkatkan kadar kortisol (hormon stres) dan memicu susah fokus karena kurangnya asupan karbohidrat. Akan tetapi, spekulasi ini kurang tepat.

 

Faktanya, puasa membantu menjaga kadar kortisol tetap seimbang, menstabilkan tekanan darah, dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Selain itu, puasa juga dapat mendukung kesehatan otak dan sistem saraf, sekaligus meningkatkan konsentrasi.

 

4. Menyusui saat puasa bisa menghambat pertumbuhan bayi

Sebenarnya tidak masalah berpuasa bagi ibu menyusui, asalkan dalam keadaan sehat. Selama ibu menyusui mendapatkan gizi yang cukup saat sahur dan berbuka, produksi Air Susu Ibu (ASI) tetap bisa terjaga. Sehingga, intensitas produksi ASI tidak akan terpengaruh dan berkurang.

 

Selain itu, cadangan lemak yang tersimpan dalam tubuh juga bisa digunakan untuk memproduksi ASI, dan kadar gizinya pun tetap sama. Dengan demikian, proses pertumbuhan bayi tidak akan terganggu. Akan tetapi, jika memiliki gangguan kesehatan, dianjurkan untuk konsultasi dengan dokter supaya tetap aman menjalani puasa dalam keadaan menyusui.

 

5. Makan menjadi berlebihan akibat puasa

Sudah menjadi hal lumrah buka puasa dijadikan momen untuk menyantap hidangan. Bahkan, tak jarang pula yang berlebihan, sehingga mengakibatkan perut menjadi kembung dan begah.

 

Padahal, kadar asupan kalori orang yang berpuasa lebih rendah ketimbang tidak berpuasa. Maka, biasakan untuk mengawali buka puasa dengan minum air putih dan makan sesuai dengan porsi normal agar tidak makan berlebih saat buka puasa.

 

6. Boleh tidak makan sahur

Perlu diketahui, makan sahur adalah hal yang sangat penting dilakukan sebelum puasa. Musababnya, sahur menjadi bekal utama agar bisa kuat menjalani puasa seharian. Oleh karena itu, sangat dianjurkan makan sahur dengan menu bergizi seperti protein, karbohidrat, dan lemak sehat.

 

Itulah beberapa mitos seputar puasa dan fakta yang ada di baliknya. Dengan meluruskan kesalahpahaman ini, kita bisa menjalani ibadah puasa dengan lebih maksimal. Pada akhirnya, puasa adalah tentang keseimbangan, antara tubuh, pikiran, dan jiwa, bukan hanya sekadar menahan diri dari lapar dan dahaga.