• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Jumat, 26 April 2024

Syiar

4 Keistimewaan Puasa Melebihi Ibadah Lainnya

4 Keistimewaan Puasa Melebihi Ibadah Lainnya
4 Keistimewaan Puasa Melebihi Ibadah Lainnya (Ilustrasi gambar: NU Online)
4 Keistimewaan Puasa Melebihi Ibadah Lainnya (Ilustrasi gambar: NU Online)

Keistimewaan ibadah puasa banyak disebutkan melebihi ibadah-ibadah lainnya. Salah satu hadits yang menjelaskan kelebihan puasa dibanding ibadah lainnya adalah hadits qudsi berikut.


كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلاَّ الصِّيَام، فَإنَّهُ لِي وَأنَا أجْزِي بِهِ


Artinya: Semua amal perbuatan anak Adam -yakni manusia- itu adalah untuknya, melainkan berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan balasan dengannya.


Hadits qudsi tersebut menyatakan bahwa ibadah puasa memiliki kedudukan istimewa di sisi Allah swt. Kata “untuk-Ku” adalah bentuk penyandaran ibadah puasa kepada Allah swt yang menunjukkan betapa puasa merupakan ibadah yang memiliki kedudukan lebih dibanding ibadah lainnya.


Dalam hadits itu disebutkan, “karena sesungguhnya puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan balasan dengannya”. Tentu kita menjadi bertanya, bukankah semua ibadah itu akan dibalas oleh Allah swt? Lalu mengapa dalam hadits di atas seolah hanya puasa yang langsung dibalas oleh-Nya? Bagaimana dengan ibadah-ibadah lainnya?


Para ulama berbeda pendapat dalam mengartikan hadits tersebut.  Mengapa puasa memiliki keistimewaan di sisi Allah swt dibanding amal ibadah lainnya? Berikut beberapa pendapat di antaranya, seperti dilansir dari NU Online.


Pertama, puasa adalah ibadah yang tidak bisa terjerumus dalam riya (pamer). Hal ini sesuai sabda Rasulullah saw: 


ليس في الصيام رياء 


Artinya: Pada puasa tidak ada sifat riya (pamer). 


Puasa merupakan ibadah yang bersifat abstrak. Ibadah puasa tidak memiliki gerakan yang bisa membedakan antara orang yang sedang berpuasa dengan yang tidak. 


Sebagai contoh, ada dua orang sedang berjalan, apakah kita bisa membedakan mana yang puasa dan mana yang tidak? Tentu sulit. Berbeda dengan ibadah lainnya. Seperti shalat, haji, zakat dan lainnya, yang membutuhkan gerakan tertentu.


Antara orang yang sedang shalat dengan yang tidak, bisa kita bedakan dengan mudah, karena shalat bisa dilihat dengan gerakan yang bisa membedakan mana yang sedang shalat dan mana yang bukan. Antara orang yang sedang melaksanakan haji dengan yang tidak juga demikian, karena haji memiliki gerakan yang bisa membedakan antara mana yang sedang haji dan mana yang bukan.


Kedua, puasa mampu melumpuhkan setan. Saat sedang berpuasa, maka kita akan menahan diri untuk tidak makan dan minum sampai waktu maghrib tiba. Ketika makanan dan minuman tidak masuk dalam tubuh, maka nafsu (syahwat) dalam diri akan terkendali. Sementara nafsu (syahwat) merupakan pintu masuk utama bagi setan untuk menjerumuskan manusia dalam lembah maksiat.


Rasulullah saw pernah bersabda: 


 إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنَ ابْنِ آدَمَ مَجْرَى الدَّمِ، فَضَيِّقُوا مَجَارِيَهُ بِالْجُوعِ


Artinya: Sesungguhnya setan itu menyusup dalam aliran darah anak Adam, maka persempitlah jalan masuknya dengan lapar (puasa).


Ketiga, pahala puasa lebih besar dibanding ibadah lainnya. Menurut Al-Qurtubi, setiap amal ibadah sudah ditentukan besar pahala yang diperoleh, mulai dari dilipatkan 10 kali, 700 kali, dan sampai yang Allah kehendaki. Lain halnya dengan puasa, pahalanya tidak memiliki ketentuan khusus, hanya Allah yang tahu. 


Hal ini senada dengan hadis berikut:


كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ 


Artinya: Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya.”


Keempat, pahala melihat Allah swt. Dalam kitab Durrah an-Nashihin (halaman 13), Syekh Utsman Syakir dengan mengutip pernyataan Abul Hasan menjelaskan, bahwa semua amal ibadah akan mendapatkan balasan berupa surga. Berbeda dengan puasa, pahalanya adalah bersua langsung dengan Allah swt di akhirat nanti, tanpa ada penghalang apapun. 


Tentunya kita semua sangat menginginkan ini, karena  melihat Allah swt di akhirat merupakan kenikmatan yang paling tinggi, lebih nikmat dari mendapat surga seisinya. 


Itulah empat keistimewaan puasa Ramadhan dibanding ibadah lainnya. Semoga dengan mengetahui keistimewaan ini kita menjadi lebih khusyuk dalam menjalan ibadah puasa Ramadhan, berikut melaksanakan berbagai amaliah di bulan mulia ini.
 


Syiar Terbaru