• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Sabtu, 27 April 2024

Syiar

Shalat Tarawih: Tata Cara dan Keutamaan Melaksanakannya

Shalat Tarawih: Tata Cara dan Keutamaan Melaksanakannya
Shalat Tarawih: Tata Cara dan Keutamaan Melaksanakannya (Ilustrasi gambar: NU Online)
Shalat Tarawih: Tata Cara dan Keutamaan Melaksanakannya (Ilustrasi gambar: NU Online)

Shalat tarawih merupakan ibadah yang dilaksanakan pada malam hari di bulan Ramadhan, baik dilaksanakan secara berjamaah maupun sendiri di rumah.

 

Karena pelaksanaannya yang setahun sekali terkadang ada beberapa jamaah yang lupa mengenai tata caranya. Shalat tarawih juga memiliki keutamaan atau faedah dalam menjalankannya. Jika dilaksanakan maka pahalanya berlipatganda. 


Berikut ini adalah panduan praktis bagi para imam yang ingin melakukan shalat tarawih dengan waktu yang singkat. Dilansir dari NU Online, sebelum shalat dimulai, imam demikian juga makmum ada baiknya melafalkan niat shalat tarawih sebagai berikut:


أُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا للهِ تَعَالَى 


Ushalli sunnatat tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an imāman lillāhi ta‘ālā.    


Rakaat Pertama  


1. Takbiratul Ihram dan memasang niat di dalam hati pada saat ini.


اللهُ أَكْبَرُ


Allāhu akbar. 


2. Surat Al-Fatihah


3. Membaca satu surat pendek atau satu ayat yang dapat dipahami. 


4. Rukuk dengan thuma’ninah (tenang sejenak selama pembacaan 1 kali tasbih) 


5. Membaca tasbih rukuk 1 kali


 سُبْحَانَ رَبِّي الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ 


Subhāna rabbiyal ‘azhīmi wa bi hamdih 


6. Itidal dengan thuma’ninah (selama pembacaan 1 kali tasbih) 


7. Membaca doa itidal


رَبَّنَا لَك الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْت مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ 


Rabbanā lakal hamdu mil’as samāwāti wa mil’al ardhi wa mil’a mā syi’ta min syay’in ba‘du. 


8. Sujud pertama dengan thuma’ninah (selama pembacaan 1 kali tasbih) 


9. Membaca tasbih sujud 1 kali.


 سُبْحَانَ رَبِّي الأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ 


Subhāna rabbiyal a‘lā wa bi hamdih. 


10. Duduk di antara dua sujud dengan thuma’ninah (selama pembacaan 1 kali tasbih) 


11. Membaca doa duduk di antara dua sujud 


رَبِّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَاجْبُرْنِي وَارْفَعْنِي وَارْزُقْنِي وَاهْدِنِي وَعَافِنِي وَاعْفُ عَنِّي 


Rabbighfir lī, warhamnī, wajburnī, warfa‘nī, warzuqnī, wahdinī, wa ‘āfinī, wa‘fu ‘annī. 


12. Sujud kedua dengan thuma’ninah (selama pembacaan 1 kali tasbih) 


13. Membaca tasbih sujud 1 kali


 سُبْحَانَ رَبِّي الأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ 


Subhāna rabbiyal a‘lā wa bi hamdih. 


14. Duduk istirahat sejenak (selama pembacaan 1 kali tasbih atau subhānallāh) sebelum bangun. 


15. Bangun untuk melanjutkan rakaat kedua.  


Rakaat Kedua 

1. Membaca Surat Al-Fatihah 


2. Membaca surat pendek. 


3. Rukuk dengan thuma’ninah (selama pembacaan 1 kali tasbih) 


4. Membaca tasbih rukuk 1 kali


5. Itidal dengan thuma’ninah (selama pembacaan 1 kali tasbih) 


6. Membaca doa itidal 


7. Sujud dengan thuma’ninah (selama pembacaan 1 kali tasbih) 


8. Membaca tasbih sujud 1 kali 


9. Duduk di antara dua sujud dengan thuma’ninah (selama pembacaan 1 kali tasbih) 


10. Membaca doa duduk di antara dua sujud.


11. Sujud kedua dengan thuma’ninah (selama pembacaan 1 kali tasbih). 


12. Membaca tasbih sujud 1 kali


13. Duduk tasyahud (tawarruk atau duduk di atas pantat kiri dengan memasukkan kaki kiri ke kanan). 


14. Membaca tasyahud atau kalimat syahadat 


التَّحِيَّاتُ للهِ، السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحَمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَّسُوْلُ اللهِ 


At-tahiyyātu lillāh, as-salāmu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullāhi wa barakātuh, as-salāmu ‘alainā wa ‘alā ‘ibādillāhis shālihīn, asyhadu an lā ilāha illallāh, wa asyhadu anna Muhammadar rasūlullāh 


15. Membaca shalawat nabi


اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ  سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَّجِيْدٌ 


Allāhumma shalli ‘alā sayyidinā Muhammad, wa ‘alā āli sayyidinā Muhammad, fil ‘ālamīna innaka hamīdum majīd. 


16. Membaca salam pertama sambil menoleh ke kanan.


 السَّلَامُ عَلَيْكُمْ 


As-salāmu ‘alaikum 


17. Membaca salam pertama sambil menoleh ke kiri.


Shalat sunnah tarawih dua rakaat selesai. Ulangi shalat tarawih per dua rakaat seperti ini hingga berjumlah 20 rakaat. 


“Shalat tarawih berjumlah 20 rakaat yang disepakati kesunnahannya. Shalat tarawih tidak sah dikerjakan dengan niat shalat mutlak (tanpa penyebutan kata tarawih di dalam hati), tetapi ia harus meniatkan shalat dua rakaatnya sebagai bagian dari shalat tarawih, shalat malam Bulan Ramadhan, atau shalat sunnah tarawih,” (Syekh M Nawawi Banten, Nihayatuz Zain, [Bandung, Al-Maarif: tanpa tahun], halaman 114). 


Panduan shalat tarawih dalam waktu cepat dan singkat ini dikutip dari Kitab Nihayatuz Zain karya Syekh M Nawawi Banten. 


قوله (و) سن في الركوع (قول سبحان ربي العظيم) للاتباع وتسن زيادة (وبحمده) ويحصل أصل السنة بمرة والأكمل أن يقولها (ثلاثا)... (و) سن في السجود (قول سبحان ربي الأعلى) وتسن زيادة (وبحمده) ويحصل أصل السنة بمرة والأكمل أن يقولها (ثلاثا 


Artinya: (Kita) dianjurkan pada saat rukuk (membaca ‘subhāna rabbiyal ‘azhīmi) karena ittiba dan dianjurkan menambah kata (wa bi hamdih). Asal sunnah telah hasil dengan pembacaan 1 kali. Tetapi sempurnanya membacanya (3 kali)… (Kita) dianjurkan pada saat sujud (membaca ‘subhāna rabbiyal a‘lā) dan dianjurkan menambah kata (wa bi hamdih). Asal sunnah telah hasil dengan pembacaan 1 kali. Tetapi sempurnanya membaca (3 kali) (Syekh M Nawawi Banten, tanpa tahun: 66-69). 


Keutamaan shalat Tarawih tidak bisa diragukan. Banyak hadits yang sangat menganjurkan umat Islam untuk melakukannya. Di antara keutamaannya adalah: 


Pertama, diampuni semua dosa yang telah lalu. Keutamaan pertama ini sesuai dengan teks hadits yang telah disebutkan di atas, yang artinya: Barang siapa melakukan shalat (Tarawih) pada bulan Ramadhan dengan iman dan ikhlas (karena Allah ta’âlâ) maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu (Muttafaqun ‘Alaih). 


Kedua, mendapatkan pahala beribadah satu malam penuh. Keutamaan kedua ini berdasarkan hadits Rasulullah saw riwayat at-Tirmdzi, Ibnu Majah dan an-Nasa’i:


 مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ، كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ 


Artinya: Barang siapa shalat Tarawih bersama imam sampai selesai, maka untuknya dicatat seperti beribadah semalam.


Dua hadits di atas merupakan dalil yang sangat memotivasi umat Islam agar berusaha selalu tekun dan istiqamah melakukan shalat Tarawih. Di dalamnya terdapat banyak manfaat dan keistimewaan luar biasa. Sudah cukup menjadi bukti keistimewaannya adalah dibiasakan oleh Rasulullah saw, diampuninya semua dosa yang telah lalu dan terhitung beribadah selama satu malam penuh. Semua itu bisa didapatkan dengan melakukan ibadah shalat Tarawih. 


Syiar Terbaru