Rahasia Hidup Berkah dan Hati Tenang, Cukup Lakukan Ini 100 Kali Sehari!
Kamis, 7 Agustus 2025 | 14:13 WIB
H Puji Raharjo
Penulis
Di tengah dunia yang serba cepat dan kadang membuat kita lupa arah, ada satu amalan sederhana yang menjadi kunci turunnya keberkahan dan kekuatan hidup yaitu istighfar.
Bukan hanya sekadar memohon ampun, istighfar adalah bentuk cinta, kesadaran diri, dan pengakuan bahwa kita, sehebat apa pun tetaplah hamba yang lemah tanpa pertolongan Allah.
Allah swt telah menjanjikan dalam Surah Hūd ayat 52:
Baca Juga
Ini 3 Makna Lafal Istighfar
وَيَا قَوْمِ ٱسْتَغْفِرُوا۟ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوٓا۟ إِلَيْهِ يُرْسِلِ ٱلسَّمَآءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًۭا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَىٰ قُوَّتِكُمْ ۖ وَلَا تَتَوَلَّوْا۟ مُجْرِمِينَ
Artinya: Wahai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya. Niscaya Dia akan menurunkan hujan yang sangat deras atasmu dan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu.
Ternyata, istighfar bukan hanya menyentuh langit, tapi juga menyembuhkan bumi, memperkuat jiwa, dan membuka pintu-pintu rezeki tak terduga.
Yang luar biasa, Rasulullah saw, manusia paling suci dan sudah dijamin surga masih beristighfar 100 kali sehari. Dalam sebuah hadits sahih dari Muslim, beliau bersabda:
إِنَّهُ لَيُغَانُ عَلَىٰ قَلْبِى وَإِنِّى لَأَسْتَغْفِرُ ٱللَّهَ فِى ٱلْيَوْمِ مِائَةَ مَرَّةٍ
Artinya: Sesungguhnya hatiku tidak pernah lalai dari zikir kepada Allah, namun aku tetap beristighfar kepada Allah sebanyak seratus kali dalam sehari (HR Muslim No 2702).
Lalu bagaimana dengan kita? Yang tiap hari dihantam masalah, dikejar target, dicekik kesibukan, dan tak jarang melupakan dzikir? Di tengah pusaran itu, istighfar adalah rem spiritual dan charger batin yang tak boleh ditinggalkan.
Ia bukan sekadar permintaan ampun, tetapi pintu rezeki yang lancar, pengundang berkah bagi anak dan keluarga, penyejuk hati yang gundah, sekaligus penguat jiwa dan raga dalam menghadapi ujian kehidupan.
Suatu hari, Imam Hasan Al-Bashri didatangi oleh beberapa orang yang mengadukan berbagai persoalan hidup. Satu per satu mereka menyampaikan keluhan, ada yang mengeluh musim paceklik, ada yang mengadukan kemiskinan, ada pula yang merindukan keturunan, dan ada yang kecewa karena kebunnya tidak subur.
Menariknya, jawaban Hasan Al-Bashri untuk semua permasalahan itu sama: “Istighfarlah kepada Allah.” Murid beliau yang menyaksikan hal itu, Al-Rabi bin Sabih, penasaran dan bertanya mengapa setiap masalah selalu dijawab dengan istighfar.
Dengan penuh hikmah, Hasan Al-Bashri menjawab, “Aku tidak menjawab dengan pikiranku sendiri. Aku hanya mengutip firman Allah dalam Surah Nuh ayat 10-12,” lalu beliau membacakan ayat tersebut tentang bagaimana istighfar mendatangkan hujan, memperbanyak rezeki dan keturunan, serta membawa keberkahan dalam hidup.
Itulah bukti bahwa istighfar bukan hanya penghapus dosa, tapi solusi hidup yang diajarkan langsung oleh Al-Qur’an.
Dalam kisah lain, Hasan Al-Bashri menerima kunjungan seorang kuli pengangkut air yang sederhana namun luar biasa, setiap hari, ia selalu mengucap tahmid (alhamdulillah) dan istighfar.
Penasaran, Hasan bertanya, “Sejak kapan engkau mengucapkan dua kalimat itu terus-menerus?” Si kuli menjawab, “Sejak lama. Karena kita hanya hidup dalam dua keadaan: ketika nikmat, kita bersyukur; ketika lalai dan berdosa, kita memohon ampun.” Hasan lalu bertanya, “Apa manfaatnya dari kebiasaan itu?” Sang kuli menjawab, “Semua doa-doaku dikabulkan, kecuali satu.” “Doa apa itu?” tanya Hasan. “Aku ingin sekali bertemu dengan ulama yang sangat kukagumi: Hasan Al-Bashri,” jawabnya polos. Tersentuh, Hasan memeluknya dan berkata, “Sekarang Allah telah mengabulkan doamu. Akulah Hasan Al-Bashri.”
Kisah tersebut mengajarkan kita, bahwa keistiqamahan dalam tahmid dan istighfar bisa menjadi jalan terkabulnya doa-doa yang tampak mustahil.
Cobalah jujur pada diri sendiri. Berapa kali kita istighfar hari ini? Lima kali? Sepuluh? Atau bahkan belum sama sekali?
Padahal, satu kalimat sederhana ini bisa mengubah arah hidup:
أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيمَ
Astaghfirullahal azhim.
Artinya: Aku memohon ampunan kepada Allah yang Mahaagung.
Maka mulailah dari sekarang. Jadikan istighfar sebagai habit harian, bukan hanya saat galau atau gagal. Karena istighfar bukan sekadar pelipur lara, ia adalah jembatan menuju ridha-Nya.
Berikut ini adalah dzikir Astaghfirullah panjang untuk melebur dosa:
أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيَّ الْقَيُّومَ وَأَتُوبُ إِلَيْه
Astaghfirullah, alladzi la ilaha illa huwal hayyul qayyumu wa atuubu ilaih.
Artinya: Aku memohon ampun kepada Allah, Dzat yang tidak ada sesembahan kecuali Dia. Yang Mahahidup lagi Maha Berdiri Sendiri. Dan aku bertaubat kepada-Nya.
Mari kita mulai sekarang, beristighfar 100 kali sehari, hanya butuh waktu 5–7 menit. Tapi dampaknya bisa menenangkan hati seumur hidup. Siap mencoba hari ini?
H Puji Raharjo Soekarno, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung/ Deputi Bidang Koordinasi Pelayanan Haji Dalam Negeri
Terpopuler
1
MUI Tanggamus 2025–2030 Dikukuhkan, Ini Susunan Kepengurusannya
2
Khutbah Jumat: Mensyukuri Kemerdekaan Tanah Air
3
Fenomena Bendera One Piece, PCNU Pringsewu Ingatkan Masyarakat Jaga Kehormatan Simbol Negara
4
Rahasia Hidup Berkah dan Hati Tenang, Cukup Lakukan Ini 100 Kali Sehari!
5
Kota Baru Jati Agung Dilanjutkan, DPRD Lampung Siap Kawal Penuh
6
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sesungguhnya adalah Ajaran Rasulullah Saw
Terkini
Lihat Semua