• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Minggu, 28 April 2024

Opini

Membedah Doktrin Zionis Israel

Membedah Doktrin Zionis Israel
Sekretaris MUI Bandar Lampung, Kiai Abdul Aziz. (Foto: Istimewa)
Sekretaris MUI Bandar Lampung, Kiai Abdul Aziz. (Foto: Istimewa)

Zionisme internasional adalah sebuah organisasi gerakan politik-ekonomi kaum Yahudi internasional yang dibungkus dengan jubah agama, berambisi untuk membangun rumah nasional bangsa Yahudi diaspora. 


Wilayah yang mereka klaim membentang dari Sungai Nil di Mesir hingga Sungai Eufrat di Suriah dan Irak. Petanya meliputi sebagian Mesir, Palestina, Yordania, Suriah, Lebanon, sebagian Arab Saudi, Kuwait, dan Irak. Sebuah mimpi besar membangun kerajaan besar Israel yang simetris dengan Kerajaan Nabi Dawud atau King Daud, David, Dawit dan Kerajaan Nabi Sulaiman atau King Salomo, Solomon, atau Yedidiah.


Al Mamlaka Israil Al Kubra, visi besar Israel Raya mendasarkan argumentasinya pada klaim historis dan normatif keagamaan. Sekaligus sebagai justifikasi terhadap aneksasi dan kolonisasi yang dilakukan, jadi yang akan dianeksasi tidak sebatas wilayah Gaza dan Tepi Barat. 


Ada aspek politik-ekonomi yang sangat dominan, di samping bermimpi sebagai pemain kawasan, juga secara geo-politik dan geo-ekonomi misalnya semenanjung Sinai (Sinai Peninsula) sangatlah strategis, sebagian terletak di Asia Barat dan sebagiannya lagi terletak di Afrika. 


Sebuah wilayah segi tiga penghubung utama Asia dengan Afrika. Dari aspek ekonomi, walau didominasi padang pasir, namun kekayaan minyak bumi, gas, dan mineralnya termasuk yang tidak tertandingi.


Bangsa Yahudi atau Bani Israil terusir pertama kalinya dari bumi pertiwinya karena meninggalkan perilaku yang shalih dan mushlih, Raja Nebukadnezar dari Kerajaan Babilonia menghancurkan Yerussalem pada tahun 585 SM. Peristiwa kedua, Bangsa Yahudi atau Bani Israil terusir ketika Raja Titus dari Kerajaan Romawi menghancurkan Yerussalem pada tahun 70 M. 


Pengusiran yang pertama mereka banyak terkonsentrasi di wilayah Babilonia, namun pada pengusiran yang kedua, Bangsa Yahudi atau Bani Israil terpencar dalam diaspora sampai ke Eropa Barat dan Amerika Utara.


Merebaknya pemikiran, isu, gagasan, dan gerakan anti-semetik seantero Eropa pada akhir abad ke-19 telah mendorong kaum Yahudi politik-ekonomi untuk mendirikan rumah nasional yahudi (negara Yahudi) di tanah yang dijanjikan. 


Gagasan dan gerakan masa depan Yahudi ini kemudian di organisasi oleh Theodor Herzl dengan mendirikan organisasi Zionis. Lobi-lobi politik-ekonomi internasional pun terus digencarkan, salah satu momentum yang dimanfaatkan oleh zionis adalah Perang Dunia.


Menjelang akhir perang dunia pertama, lahirlah Deklarasi Bafour, 2 November 1917. Sebuah pernyataan publik oleh Pemerintah Inggris, pengakuan politik sekaligus memfasilitasi rencana terbentuknya rumah nasional Yahudi di bumi Palestina. 


Tahun 1923-1948 Zionis menerima mandat dari Inggris dalam rangka mewujudkan rumah nasional Yahudi dengan memfasilitasi migrasi besar-besaran diaspora Yahudi ke bumi Palestina. 


Perang mulai pecah dan darah terus tumpah hampir setiap saat. Tahun 1947, Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan resolusi 181 pembagian wilayah Palestina menjadi negara Arab dan Yahudi. Resolusi ini memberikan 56 persen wilayah Palestina yang subur pada Yahudi.

 

15 Mei 1948 Negara Israel didirikan. Hari ini Negara Israel telah menguasai 78 persen bumi Palestina, menyisakan 22 persen yang dikenal saat ini dengan Tepi Barat dan Jalur Gaza. Gaza Utara pun sudah mulai dianeksasi, mimpi besarnya menguasai seluruh Kan’an. 


Kiai Abdul Aziz, Sekretaris MUI Kota Bandar Lampung


Opini Terbaru