• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Kamis, 25 April 2024

Keislaman

Cara Hidup Bahagia Ala Gus Baha

Cara Hidup Bahagia Ala Gus Baha
hidup bahagia
hidup bahagia

Siapa yang tidak ingin hidup bahagia, pasti semuanya menjawab ingin hidup yang bahagia, baik di dunia maupun di akhirat. Lalu apa rumus agar bisa menjadi bahagia? 

 

Kiai dari Rembang, Jawa Tengah, KH Baharuddin Nursalim atau akrab disapa Gus Baha mengatakan:

 

أسرار السعادة ثلاثة؛ الصبر والشكر والإخلاص.

 

Artinya: Rahasia kebahagiaan itu ada tiga hal, yakni bersabar, bersyukur dan ikhlas.

 

Ketiga hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

 

Pertama, bersabar. 

 

Bersabar adalah menahan diri dari hal-hal yang ingin dilakukan, seperti emosi dan anarki, serta bertahan dari rasa mengeluh karena sulit atau musibah. 

 

Untuk bisa bersabar dibutuhkan hati yang lapang dan tabah. Kualitas diri seseorang akan terbentuk dari seberapa kuatnya seseorang untuk tetap bersabar. Semakin banyak bersabar seorang hamba maka akan semakin kuat dalam melewati setiap cobaan. 

 

Ali bin Abi Thalib ra, menjelaskan bahwa kesabaran dan keimanan sangat berkaitan erat ibarat kepala dan tubuh. Jika kepala manusia sudah tidak ada, maka tubuhnya tidak akan berfungsi. Demikian pula apabila kesabaran hilang maka imanpun akan ikut hilang.

 

Sebagaimana juga di jelaskan dalam surat Ali Imron ayat 200 yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertaqwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung (QS Ali Imron: 200).

 

Menurut ulama Quraish Shihab berdasarkan ayat di atas, hukum bersabar adalah wajib. Setiap hamba yang tertimpa musibah maka wajib bersabar dari awal ujian datang hingga mendapatkan jalan keluarnya. Sabar merupakan tombak utama dalam iman, semakin tinggi kesabaran kita maka semakin tinggi pula iman kita.

 

Maka dari itu, sabar adalah kunci dalam menyelesaikan berbagai masalah kehidupan. Semakin tinggi tingkat kesabaran seseorang, maka semakin siap pula ia menghadapi suatu masalah. Itulah kenapa orang yang sabar akan tetap hidup dimanapun dan bertahan dalam keadaan apapun. 

 

Kedua, bersyukur. 

 

Bersyukur adalah berterima kasih, kepada Allah swt atas segala nikmat yang diberikan kepadanya, baik  dengan cara mengingat atau menyebut dan mengagungkan-Nya.

 

Agama Islam, selalu mengajarkan umatnya untuk selalu bersyukur. Hal ini bukan tanpa alasan karena dengan bersyukur, seseorang akan merasakan banyak sekali manfaat, baik untuk kesehatan jiwa, raga dan pikiran. Seperti hati merasa tenang dan pikiran menjadi tentram, sehingga beban hidup seperti berkurang.

 

Dalam hidup merasakan kecewa itu sudah hal biasa, akan tetapi jangan sampai kita membiarkan rasa kecewa tersebut menjadi penyakit bagi jiwa, raga dan pikiran. Karena akan merugikan diri sendiri. Maka obatilah rasa kecewa dengan tetap bersyukur kepada Allah swt. 

 

Ketiga, ikhlas. 

 

Ikhlas adalah suatu sikap untuk merelakan segala sesuatu yang kita anggap paling baik dengan harapan mendapatkan ridha dari Allah swt. 

 

Sikap ini merupakan tindakan tulus hati yang bisa memberikan ketenangan, kedamaian dan kebahagiaan bagi diri pribadi dan orang lain. 

 

Kata Ikhlas sendiri di dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai: hati yang bersih (kejujuran); tulus hati (ketulusan hati) dan kerelaan.

 

Sedangkan dalam bahasa Arab kata ikhlas berasal dari kata khalasha yang mempunyai pengertian tanqiyah asy-syai wa tahdzibuhu (mengosongkan sesuatu dan membersihkannya). 

 

Secara etimologi, kata ikhlas dapat berarti membersihkan (bersih, jernih, suci dari campuran dan pencemaran, baik berupa materi ataupun immateri). Sedangkan secara terminologi, ikhlas mempunyai pengertian kejujuran hamba dalam keyakinan atau akidah dan perbuatan yang hanya ditujukan kepada Allah. 

 

Maka dari itu ketika kita mengosongkan hati kita dari segala sesuatu selain Allah, berarti hidup kita telah ikhlas. Dan dampak dari hati yang ikhlas adalah ketenangan hati dan pikiran, sehingga hidup akan selalu bahagia, sejahtera dan lapang dada. 

 

(Yudi Prayoga)


Keislaman Terbaru