• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Minggu, 28 April 2024

Seni Budaya

Peringati Harlah ke-61, Lesbumi PWNU Lampung Gelar Tasyakuran

Peringati Harlah ke-61, Lesbumi PWNU Lampung Gelar Tasyakuran
Lesbumi PWNU Lampung Gelar Resepsi Tasyakur Harlah ke-61 (Foto: Istimewa)
Lesbumi PWNU Lampung Gelar Resepsi Tasyakur Harlah ke-61 (Foto: Istimewa)

Bandar Lampung, NU Online Lampung

Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (Lesbumi PWNU) Lampung menyelenggarakan tasyakuran memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-61 di Pondok Pesantren Al Muttaqien, Kecamatan Kemiling, Bandar Lampung, Selasa (28/3/2023) malam. 


Ketua Lesbumi PWNU Lampung, KH Mustofa Wagianto mengatakan, kegiatan ini juga dibarengi dengan 4 tahun Maiyah Dua Lapanan. 


“Maiyah merupakan kegiatan pengajian yang diselenggarakan pada tanggal 28 setiap bulannya. Acara tersebut dihadiri oleh seniman dan budayawan se-Lampung,” ujarnya. 


Kegiatan menyambut Harlah Lesbumi tersebut dihadiri 300-an jamaah baik Nahdliyin, Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) Universitas Lampung (Unila), mahasiwa Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung, dan seniman kampus se-Provinsi Lampung.


Sekretaris Lesbumi PWNU Lampung, Ustadz Khoirul Anwar mengatakan, acara Harlah ke-61 Lesbumi ini dikemas dalam lesehan budaya.


“Kegiatan diisi juga dengan musik Ambengan dari Kabupaten Lampung Timur, musikalisasi dari Komunitas Seni Metro, membaca puisi, orasi budaya Pakde Mus, dan parade puisi dari Komunitas Lingkar Rejo Sewu," katanya.


Ia menjelaskan,  misi Lesbumi melalui Saptawikrama yaitu tujuh strategi kebudayaan Islam Nusantara. 


“Saptawikrama adalah keputusan strategis yang paling ditunggu pada Rakernas Lesbumi karena merupakan bagian integral dari pedoman kebijakan Nahdlatul Ulama (NU) dalam merumuskan kebijakan dan menentukan sikap terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi warga NU (Nahdliyin) pada khususnya, dan masyarakat Indonesia pada umumnya,” papar ininya.


Ia mengatakan keputusan strategis yang meneguhkan posisi Lesbumi PBNU sebagai Garda Nasional Peradaban, Kesenian, dan Kebudayaan Islam Nusantara ini menandai kehadiran dan fungsi penting Lesbumi dalam meneguhkan Islam Nusantara untuk membangun peradaban Indonesia dan dunia.


Saptawikrama tersebut berisi, pertama, menghimpun dan mengonsolidasi gerakan yang berbasis adat istiadat, tradisi, dan budaya nusantara. Kedua, mengembangkan model pendidikan sufistik (tarbiyah wa ta’lim) yang berkaitan erat dengan realitas di tiap satuan pendidikan, terutama yang dikelola Lembaga Pendidikan formal (Ma’arif) dan Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI).


Ketiga, membangun wacana independen dalam memaknai kearifan lokal dan budaya islam nusantara secara ontologis dan epistemologis keilmuan. Keempat, menggalang kekuatan bersama sebagai anak bangsa yang bercirikan bhinneka tunggal ika untuk merajut kembali peradaban maritim nusantara. 


Kelima, menghidupkan kembali seni budaya yang beragam dalam ranah bhinneka tunggal ika berdasarkan nilai kerukunan, kedamaian, toleransi, empati, gotong royong, keunggulan dalam seni, budaya dan ilmu pengetahuan. Keenam, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan gerakan islam nusantara. Ketujuh, mengutamakan prinsip juang berdikari sebagai identitas bangsa untuk menghadapi tantangan global.

(Dian Ramadhan)


Seni Budaya Terbaru