• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Jumat, 3 Mei 2024

Pernik

Semua Pekerjaan Akan Bermanfaat dan Mulia pada Perannya Masing-masing

Semua Pekerjaan Akan Bermanfaat dan Mulia pada Perannya Masing-masing
Semua Pekerjaan Akan Bermanfaat dan Mulia pada Perannya Masing-masing (Ilustrasi foto: NU Online)
Semua Pekerjaan Akan Bermanfaat dan Mulia pada Perannya Masing-masing (Ilustrasi foto: NU Online)

Manusia merupakan hamba Allah swt yang penuh kreativitas dan etos kerja yang tinggi. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah karena memiliki akal dan daya pikir yang tinggi. 


Manusia sejak Nabi Adam as hingga generasi sekarang memiliki aktivitas dan kesibukannya masing-masing. Aktivitas tersebut didasari dengan sosio kultur masyarakat dan alam sekitar. 


Pada zaman Nabi Adam, kesibukan hanya terfokus pada lahan pertanian, perburuan, dan yang bersifat tergantung dengan alam. Sehingga pekerjaan dan kebermanfaatan orang hanya seputar tersebut.


Ketika keturunan Nabi Adam menyebar ke berbagai penjuru dunia, dan banyak dari mereka membuat inovasi dalam kehidupan, maka dari sanalah lahir sebuah pekerjaan atau aktivitas yang baru. Seperti lahir para pembuat baju, pedang, teknik sipil, dan berbagai alat rumah tangga. 


Pada zaman Islam pekerjaan manusia semakin bertambah, dengan adanya para pejabat kerajaan, gubernur, penulis kitab, peneliti ilmu pengetahuan, dan lainnya. Keberagaman manusia semakin bertambah dan beragam, karena kesemuanya memiliki peran yang sangat dibutuhkan pada zamannya. 


Memasuki abad modern ke-21, kesibukan manusia semakin bertambah dan lebih kompleks. Dengan ditemukannya alat-alat modern, berarti melahirkan lapangan pekerjaan yang baru dan kebermanfaatan yang baru pula. 


Ditemukannya listrik maka lahir pekerjaan tukang listrik. Ditemukannya motor dan mobil, maka lahir pekerjaan bengkel, pembuat besi, dealer, tambal ban, serta steam mobil dan motor. Begitupun dengan ditemukannya ponsel, televisi, dan sebagainya. 


Kehidupan semakin dinamis. Kita tidak akan tahu 50-100 tahun ke depan wajah dunia akan seperti apa. Yang jelas, pasti akan melahirkan pekerjaan dan kesibukan yang baru bagi manusia.


Tentunya, semua pekerjaan tersebut merupakan baik, tergantung manusia yang menjalankannya. Jika dilandasi dengan iman dan amal saleh, maka pekerjaan akan menghasilkan kemaslahatan bagi dirinya dan orang lain, juga sebaliknya. 


Dan kita, umat Islam, harus memiliki keyakinan dan niat yang kuat, bahwa semua aktivitas diniatkan menjadi penguat, faktor kejayaan Islam. 


Semua pekerjaan yang baik merupakan ridha dari Allah swt, dan semua yang telah hadir (maujud) di dunia merupakan kehendak-Nya. Allah swt tidak akan menciptakan segala sesuatu, tanpa ada maksud dan tujuan yang nyata. 


Manusia sebagai hamba yang diberikan akal menjadi wasilah (perantara) dari kehendak-Nya. Maka jadikanlah segala pekerjaan di dunia disandarkan kepada Allah swt.


Tidak ada pekerjaan yang mulia dan yang hina dari segi aktivitasnya, bahwa bekerja di kantor lebih mulia daripada di bengkel atau lapangan. Karena kemuliaan lahir dari dalam diri manusia itu sendiri, apakah ikhlas diniatkan untuk beribadah kepada Allah swt atau hanya untuk kesombongan dan memenuhi hawa nafsu semata. 


Jika seseorang itu tekun, rajin, giat, jujur dalam segala pekerjaannya, maka kemuliaan akan lahir dalam dirinya. Begitupula jika ada orang yang kerjanya bermalas-malasan, korupsi, dan tamak, maka kehinaan juga akan lahir dalam dirinya. 


Jika pekerjaan manusia diseragamkan secara fisik, maka tatanan dunia akan kacau dan tidak seimbang. Biarkan pekerjaan manusia beragam dengan segala kemuliaannya, asal dilandasi dengan iman dan alam saleh, maka semua akan baik-baik saja.

(Yudi Prayoga)


Pernik Terbaru