• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Selasa, 19 Maret 2024

Opini

Selamat Tinggal Ramadhan, Sampai Jumpa Tahun Depan

Selamat Tinggal Ramadhan, Sampai Jumpa Tahun Depan
ilustrasi ramadhan
ilustrasi ramadhan

Oleh : Tgk Helmi Abu Bakar el-Langkawi 


Umat Islam kedatangan sang tamu agung yaitu ramadhan, menyambutnya dengan penuh semangat dan gembira, begitu juga dengan kepergiannya akan menjadi sesuatu kehilangan yang sangat mendalam. Ini tentunya akan sangat terasa bagi mereka yang mampu mengimplementasikan ibadah selama bulan suci ramadhan bukan hanya sekadar retorika.


Kita mengetahui bahwa ramadhan sudah berpisah, beberapa hari lalu meninggalkan kita. Selama ramadhan kita setiap hari senantiasa sibuk dengan ibadah untuk memburu derajat ketakwaan. Namun, kehadiran ramadhan ada limit waktunya. Hanya sebulan yaitu 29 atau 30 hari.


Sang kekasih ramadhan, pasti sangat kita rindukan, mungkin banyak hamba Allah yang masih belum menemukan arti ramadhan yang sesungguhnya. Semua kebiasaan sudah kita jalani dan mulai terbiasa denganmu ramadhan. Meski tidak semua orang menyambutnya, namun semua makhluk merindukannya kembali.


Mengupas datang dan pergi hanya soal waktu. Namun esensi ibadah ramadhan tidak terlewatkan bagi orang-orang istiqamah beribadah dan tidak mengenal waktu tertentu, tetapi the power ibadah sesungguhnya dapat dilihat pasca ramadhan. Realita dalam kehidupan sehari-hari masih banyak di antara kita berguguran di tengah jalan, tidak sanggup lagi meladeni ramadhan.


Para sahabat di akhir-akhir penghujung ramadhan, mulai tampak kesedihan di hati mereka dan gundah gulana di wajahnya, mengapa demikian? Tamu agung syahrul Mubarak Ramadhan akan meninggalkannya. Para sahabat Nabi saw, bersikap demikian karena mereka sadar bahwa berlalunya ramadhan secara otomatis waktu yang penuh rahmat, berkah, ampunan, berlipat gandanya pahala setiap kebajikan, dan kehadiran atmosfer rohani yang kondusif untuk taqarrub kepada Allah akan meninggalkannya. Kondisi sahabat dalam melepas bulan Ramadhan sangat berbeda dengan keadaan kita. Kalau sahabat bersedih, sebaliknya kita penuh keceriaan dan kegembiraan.


Rasulullah justru menunjukkan kesedihan yang begitu mendalam saat akan berpisah dengan bulan penuh ampunan ini. Hal itu juga yang dirasakan oleh para sahabatnya. Suatu ketika Rasulullah pernah berkata, “Apabila malam terakhir bulan Ramadhan tiba, maka menangislah langit, bumi, dan para malaikat karena musibah menimpa umat Muhammad saw.” Kemudian sahabat bertanya tentang musibah apa yang akan menimpa mereka? Rasulullah menjawab, ‘Perginya bulan Ramadhan, karena di bulan Ramadhan itu semua doa diijabah, semua sedekah diterima, semua kebaikan dilipatgandakan pahalanya dan siksa ditolak (dihentikan).” (Diriwayatkan dari Jabir). 


Sementara itu, belum tentu kita akan dipertemukan kembali oleh bulan suci di tahun berikutnya. Bahkan, dikatakan celaka bila tidak dapat memanfaatkan hari-hari Ramadhan dengan menimba pahala sebanyak-banyaknya dan hanya mendapatkan lapar serta dahaga.


Seseorang semisalnya sangat rajin ibadah selama Ramadhan, seperti membaca Al-Qur’an tetap dilakukan dengan berburu pahala yang sangat berlimpah, walau lebih banyak yang tidak lagi membuka lembaran-lembaran mushaf. Keistiqamahan ibadah tersebut harus berlanjut pasca Ramadhan juga ibadah lainnya. 


Seseorang yang beribadah hanya karena Ramadhan, sungguh ia akan merugi karena amal ibadah yang diperbuatnya juga akan sirna seiring perginya Ramadhan tahun ini.


Namun sebaliknya, bagi yang beramal karena melaksanakan ketaatan atas apa yang diperintahkan Allah swt, maka beruntunglah dirinya. Sebab setelah Ramadhan berlalu, ia masih punya waktu untuk mengabdi dan beribadah kepada Allah sambil melakukan muhasabah, melaksanakan evaluasi atas apa yang telah dikerjakannya selama Ramadhan mengisi hari-hari kehidupannya.


Seorang muslim yang memiliki iman yang kokoh, Ramadhan hanyalah merupakan salah satu kesempatan terbaik untuk menambah ketaatan dan meraih hidayah Allah, agar dalam bulan-bulan lainnya mereka tetap mendapatkan keteguhan hati sebagaimana doa yang senantiasa mereka lafalkan kepada Allah swt. Hal ini sebagaimana diungkapkan dalam Al-Qur'an:


Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” (QS. Ali ‘Imran [3]: 8)


Amaliah Ramadhan sudah berakhir, kalimat selamat jalan Ramadhan akan terucap. Akankah Ramadhan pergi meninggalkan kita membawa kesan yang baik. Akankah Ramadhan membuat laporan kepada sang Khalik bahwa selama kita menjamunya terladeni dengan baik. Akankah Ramadhan melaporkan kepada Allah swt bahwa semuanya dilakukan secara ikhlas, tulus, dan mengharapkan keridhaan-Nya untuk meraih ketakwaan.


Bagi yang ditinggalkan, Ramadhan akan berucap, Selamat Tinggal wahai para pemburu amaliah Ramadhan. Sang kekasih Ramadhan berpesan, tetap istiqamah melanjutkan perjuangan Ramadhan pasca Ramadhan pergi. Hasil sesungguhnya dari amaliah Ramadhan bukan pada saat bulan Ramadhan, tetapi bagaimana setelah Ramadhan, akankah tetap istiqamah mewujudkan buah amaliah Ramadhan di sebelas bulan berikutnya.


Dan tentu saja mereka berharap puasa, serta amaliah lainnya yang mereka kerjakan selama Ramadhan, kelak akan menjadi syafaat atau saksi yang meringankan ketika nanti mereka berhadapan dengan Allah swt, sebagaimana yang disebutkan Rasulullah saw, dalam hadits. 


Sesungguhnya puasa dan Al-Qur’an akan memintakan syafaat bagi seorang hamba di hari kiamat nanti. Puasa berkata: ‘Wahai Tuhanku, aku telah mencegahnya dari makan dan syahwat, maka berilah ia syafaat karenanya.’ Al-Qur’an juga berkata: “Wahai Tuhanku, aku mencegahnya dari tidur di malam hari, maka berilah dia syafaat.” Rasulullah saw, berkata: “Lalu keduanya memintakan syafaat.” (HR. At-Thabrani, Imam Ahmad, dan al-Hakim)


Berdasarkan hal tersebut, kita ucapkan selamat jalan Ramadhan, mudah-mudahan Allah swt, masih memberi kita kesempatan untuk berjumpa dan menikmati kembali Ramadhan tahun selanjutnya. Semoga kita yang menjadi alumni Ramadhan mampu meraih titel muttaqien dari Allah swt, dan istiqamah beribadah pasca Ramadhan. 


Wallahua’lam bisshawab


Dosen Institut Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga dan Ketua Ansor Pidie Jaya
 


Opini Terbaru