Warta

Pesan Ketua PCNU Pringsewu pada Kader IPNU-IPPNU: Perkuat Jihad Digital!

Jumat, 11 Juli 2025 | 06:46 WIB

Pesan Ketua PCNU Pringsewu pada Kader IPNU-IPPNU: Perkuat Jihad Digital!

Ketua PCNU Pringsewu, H Muhammad Faizin saat menerima kunjungan pengurus IPNU IPPNU Pringsewu, Kamis (10/7/2025). (Foto: Istimewa)

Pringsewu, NU Online Lampung 

Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pringsewu, H Muhammad Faizin mengatakan bahwa di tengah arus deras informasi dan kemajuan teknologi yang kian pesat, dakwah tidak lagi cukup dilakukan hanya melalui mimbar masjid, majelis pengajian, atau ceramah tatap muka. 

 

Era digital menurutnya membuka ruang baru bagi penguatan jihad digital melalui penyebaran nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja) yang moderat, ramah, dan inklusif. 

 

Dalam konteks ini, lanjutnya, pelajar Nahdlatul Ulama (NU) dalam Ikatan Pelajar NU (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri NU (IPPNU) memiliki tanggung jawab dan peluang besar untuk memperkuat syiar Islam melalui platform digital.

 

"Pelajar NU sebagai generasi muda penerus perjuangan ulama memiliki akses dan kemampuan adaptif terhadap teknologi," jelasnya saat menerima kunjungan Ketua IPNU dan IPPNU beserta jajaran di kediamannya, Kamis (10/7/2025).

 

Menurutnya, hampir seluruh pelajar saat ini sudah terbiasa dengan media sosial, situs web, podcast, bahkan kanal YouTube. Ini adalah modal dakwah yang sangat berharga. 

 

Namun, jika tidak dimanfaatkan dengan baik, ruang digital bisa dikuasai oleh narasi-narasi keagamaan yang menyimpang, intoleran, bahkan radikal. Karena itu, penting bagi pelajar NU untuk aktif mewarnai ruang digital dengan konten keislaman yang sejuk, mendidik, dan sesuai dengan nilai-nilai ke-NU-an.

 

"Perkuat jihad digital. Jihad digital bukan hanya tentang membagikan kutipan ayat atau hadits, tetapi juga tentang menyampaikan ajaran Islam dan kegiatan positif secara kontekstual, komunikatif, dan relevan dengan kehidupan masyarakat," jelasnya.

 

Pelajar NU bisa membuat konten seperti video kajian singkat, tulisan reflektif di blog, meme edukatif, hingga diskusi daring yang menjawab keresahan umat. Semua itu menjadi bagian dari jihad digital yang bernilai ibadah.

 

Ia melanjutkan, salah satu langkah strategis adalah menyiarkan kegiatan-kegiatan pelajar NU secara konsisten di berbagai platform digital. Kegiatan seperti kajian, pelatihan, aksi sosial, bahkan kegiatan rutin sekolah atau madrasah harus menjadi bahan pemberitaan yang inspiratif. 

 

"Dokumentasi yang baik dan disebarkan secara luas akan memperlihatkan wajah organisasi yang aktif, peduli, dan dinamis," ungkapnya.

 

Selain itu, konsolidasi sumber daya manusia (SDM) yang cakap di bidang teknologi informasi (IT) sangat diperlukan. Setiap organisasi pelajar NU, baik di tingkat sekolah, kampus, maupun pesantren, idealnya memiliki tim media yang solid dan terlatih. 

 

Mereka harus dibekali kemampuan desain grafis, editing video, pengelolaan media sosial, hingga keamanan digital, agar konten dakwah tidak hanya menarik tetapi juga aman dari manipulasi pihak luar.

 

"Tidak kalah penting adalah memaksimalkan pemberitaan melalui website resmi seperti di NU Online. Website bisa menjadi pusat informasi dan dokumentasi serta etalase kegiatan pelajar NU," katanya.

 

Dengan penulisan jurnalistik yang baik, tata kelola konten yang teratur, serta penyajian visual yang menarik, website akan menjadi rujukan publik dalam melihat gerakan dakwah pelajar NU. Ini juga akan memperkuat jejak digital organisasi secara positif dan berkelanjutan.

 

Oleh karena itu, pelajar NU tidak hanya dituntut cakap dalam ilmu pengetahuan umum, tetapi juga harus peka terhadap tanggung jawab dakwah di era digital. Menyebarkan nilai-nilai Islam yang damai, toleran, dan penuh kasih sayang melalui media digital adalah bentuk kontribusi nyata dalam menjaga muruah Islam dan NU di tengah tantangan zaman. 

 

Kini saatnya pelajar NU bangkit untuk memperkuat jihad digital, bersuara, dan bersyiar di dunia maya dengan semangat dakwah yang cerdas, strategis, dan terorganisir. 

 

Ia berharap dakwah dan jihad digital tersebut menjadi salah satu poin utama dalam program kerja organisasi, khususnya dalam Rapat Kerja Cabang (Rakercab) IPNU dan IPPNU yang akan digelar pada 19 Juni 2025 mendatang. 

 

"Perlu ada penegasan bahwa dakwah digital bukan tugas sampingan, tetapi bagian strategis dari peran pelajar NU dalam menjaga aqidah dan memperluas syiar organisasi dan Aswaja," harapnya.

 

Setiap bidang, terutama departemen dakwah, kaderisasi, dan informasi-komunikasi, harus berkolaborasi dalam menyusun program konkret yang mendukung dakwah berbasis digital—baik dalam bentuk pelatihan, produksi konten, maupun distribusinya.