Opini

Eksploitasi Sumber Daya Alam Tanda Minimnya Iman

Selasa, 10 Juni 2025 | 10:45 WIB

Eksploitasi Sumber Daya Alam Tanda Minimnya Iman

Ilustrasi alam. (Foto: Istimewa)

Bumi adalah tempat makhluk hidup yang berdampingan dengan lingkungan sekitarnya. Manusia diciptakan Tuhan sebagai khalifah yang dianugerahi akal untuk berpikir dan agama sebagai obornya. 

 

Perangkat ini melekat pada setiap diri manusia, dan tidak pada makhluk lainnya, sehingga wajar jika dikatakan dalam al-Quran Surat  At-Tin Ayat 4

 

لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ فِىٓ أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

 

Artinya: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
Dengan inilah maka manusia benar-benar layak untuk menjadi Kalifah, sebagaimana dijelaskan  dalam Surat al-Baqarah ayat 30.

 

 جَاعِلوَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةًۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ ۝٣٠

 

Artinya: (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

 

Alam semesta yang menjadi wadah bagi kehidupan makhluknya Allah swt, dan bumi yang merupakan hamparan yang luas hingga langit sebagai atapnya, tata surya berjalan sebagaimana kodratnya adalah bukti kekuasaan Allah swt. 

 

Manusia hidup membutuhkan oksigen, sedangkan Allah ciptakan tumbuhan sebagai media untuk menghasilkannya, manusia membutuhkan makanan sebagai sumber energi, dan Allah ciptakan segala sesuatu dari jenis makanan yang dapat dinikmati oleh manusia. 

 

Kekayaan alam semesta ini adalah sebagai wujud keseimbangan yang senantiasa berjalan sesuai dengan kodratnya, sekali kodrat itu dirampas, dieksploitasi dengan seenaknya dengan alasan kebutuhan manusia adalah bagian dari hal fatal yang akan merongrong dan mengancam kehidupan anak cucu mendatang.

 

Pada akhir-akhir ini, kerap kali dilihat banyaknya oknum yang mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan hingga menyebabkan kerusakan nyata yang terjadi pada alam semesta. 

 

Sungguh merugi orang-orang yang dengan kesombongannya berupaya untuk merusak sumberdaya alam demi kekayaan hingga ekosistem yang ada menjadi rusak dan tidak dapat diperbaiki.

 

Telah banyak fenomena yang terjadi pada akhir-akhir ini yang berkenaan dengan kerusakan lingkungan, Allah telah mengingatkan kepada manusia untuk tidak sombong, Firman Allah dalam al-Quran, Surat Al-A’raf Ayat 56:

 

وَلَا تُفْسِدُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَٰحِهَا وَٱدْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا ۚ إِنَّ رَحْمَتَ ٱللَّهِ قَرِيبٌ مِّنَ ٱلْمُحْسِنِينَ

 

Artinya: Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.

 

Sungguh diragukan keimanan seseorang ketika ia tanpa sadar telah melakukan kebodohan dengan segala cara untuk meraih kekayaan untuk dirinya dengan tanpa mempertimbangkan dampak negatif yang akan mengancam pada anak cucunya, dampak itu tidak hanya pada tingkat lokal, bahkan nasional hingga global.

 

Agama mengajarkan kepada hambanya untuk menjaga dan merawat lingkungan, selain sebagai tugas manusia, juga akan bernilai amal shaleh yang akan bernilai pahala di sisinya.

 

Agus HermantoDosen Fakultas Syariah UIN Raden Intan Lampung