Opini

Moderasi dan Inovasi: Dua Peran Utama Santri di Era Indonesia Emas 2045

Ahad, 20 Oktober 2024 | 10:46 WIB

Moderasi dan Inovasi: Dua Peran Utama Santri di Era Indonesia Emas 2045

Ilustrasi santri. (Foto: NU Online)

Dalam menyongsong Indonesia Emas 2045, peran santri menjadi semakin krusial dan relevan. Di tengah perkembangan global yang semakin kompleks, santri bukan hanya dituntut untuk mempertahankan peran tradisional sebagai penjaga moral dan nilai-nilai keagamaan, tetapi juga sebagai agen perubahan yang mampu berinovasi dalam berbagai bidang. 


Dua aspek penting yang dapat menjadi kontribusi besar santri dalam pembangunan bangsa adalah moderasi beragama dan inovasi, keduanya menjadi pilar yang saling melengkapi.


Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki tantangan besar dalam menjaga kerukunan antarumat beragama. Di sinilah peran santri sebagai duta moderasi beragama sangat penting. Pesantren, sebagai pusat pendidikan santri, mengajarkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin, sebuah nilai yang menekankan kedamaian, toleransi, dan inklusivitas. 


Moderasi beragama yang diusung oleh santri menjadi tameng utama dalam melawan berbagai bentuk ekstremisme dan radikalisme yang berpotensi mengancam keutuhan bangsa. 


Dengan pendekatan yang mengedepankan dialog, pemahaman, dan penghargaan terhadap perbedaan, santri berperan dalam menciptakan ruang keberagaman yang harmonis di tengah masyarakat. Ini sangat penting dalam rangka menyongsong Indonesia Emas 2045, di mana keberagaman budaya dan agama harus menjadi kekuatan, bukan kelemahan.


Selain moderasi, inovasi menjadi kunci lain bagi santri dalam menghadapi tantangan masa depan. Pesantren yang dulunya dikenal sebagai lembaga pendidikan tradisional kini mulai bertransformasi dengan membuka akses terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. 


Banyak pesantren yang kini mengintegrasikan kurikulum keagamaan dengan pendidikan umum, bahkan beberapa telah merintis program kewirausahaan dan teknologi digital.


Santri masa kini tidak lagi hanya berkutat pada ilmu agama, tetapi juga dituntut untuk mampu bersaing di era revolusi industri 4.0. Kemampuan inovasi ini akan menjadi modal penting dalam menciptakan generasi santri yang adaptif, kreatif, dan produktif. 


Mereka dapat berperan dalam mengembangkan ekonomi kreatif, teknologi digital, dan kewirausahaan berbasis komunitas, yang semuanya akan berkontribusi pada perekonomian nasional. Melalui inovasi, santri berpeluang besar menjadi bagian dari solusi bagi tantangan-tantangan pembangunan Indonesia Emas.


Kolaborasi antara moderasi beragama dan inovasi merupakan perpaduan yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi tantangan Indonesia Emas 2045. Santri memiliki peran penting dalam memastikan bahwa Indonesia tidak hanya menjadi negara yang maju secara ekonomi dan teknologi, tetapi juga tetap berpegang pada nilai-nilai kebangsaan yang berlandaskan moralitas, toleransi, dan kemanusiaan.


Dengan menjunjung tinggi moderasi dalam beragama dan memaksimalkan potensi inovasi, santri akan menjadi generasi penggerak masa depan yang membawa Indonesia menuju kemajuan yang berkelanjutan. Mereka tidak hanya menjadi penjaga tradisi, tetapi juga pionir dalam pembangunan bangsa yang berkarakter, inklusif, dan kompetitif di panggung global.


Visi Indonesia Emas 2045 akan lebih mudah tercapai jika santri mampu memainkan dua peran ini secara maksimal menjadi agen moderasi dalam menjaga kerukunan sosial dan agen inovasi dalam mendorong kemajuan teknologi dan ekonomi. Santri, dengan latar belakang spiritual yang kuat dan keterampilan modern, akan menjadi pilar penting dalam mewujudkan Indonesia yang sejahtera, adil, dan berkeadaban. Wallahua'lam.


H Rudy Irawan, Wakil Ketua PCNU Kota Bandar Lampung
Â