Santri sebagai Garda Terdepan dalam Membentuk Karakter Bangsa
Jumat, 18 Oktober 2024 | 06:56 WIB
Menjadi santri bukan sebuah hal yang diikrarkan oleh seseorang, dan bukan pula julukan yang dapat diberikan kepada seseorang. Melainkan hakikat santri adalah sebuah nama terhormat yang disematkan kepada seseorang yang telah melalui perjalanan serius dan penggemblengan panjang di pondok pesantren.
Santri juga adalah proses memahami ajaran agama melalui proses belajar kitab turats, dan pengabdian kepada kiai yang merupakan figur ulama yang dapat menjadi panutan. Sedangkan nama kiai tidaklah dapat disematkan kepada sembarang orang, melainkan juga disandarkan kepada seseorang yang memiliki kemampuan agama yang mumpuni dan memiliki karomah.
Istilah santri adalah sebuah kata yang menunjukkan pada sebuah pengabdian seorang hamba kepada seseorang guru, sehingga ia dapat belajar agama dengan benar. Seorang santri akan senantiasa bangga dengan nama yang disematkan kepadanya, karena kata tersebut sangatlah agung dan mengandung nilai-nilai yang sangat mulia.
Hari santri merupakan suatu peringatan yang dilakukan untuk membangkitkan jiwa keikhlasan dan ketulusan serba keseriusan dan keuletan santri yang juga andil dalam perjuangan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari serangan penjajahan yang ingin merampas hak kemerdekaan.
Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari berkata:
ØØ¨Ù‘ الوطان من الإيمان
Artinya: Cinta tanah air adalah bagian dari iman.
Untuk membangkitkan rasa cinta terhadap tanah air, maka peringatan hari santri diwujudkan untuk mengasah kecintaan dan meningkatkan keimanan.
Perjuangan para kiai dan santri dalam memperjuangkan kemerdekaan haruslah diteruskan. Meskipun, perjuangan yang dilakukan santri pada saat ini bukanlah melawan penjajah dengan senjata, melainkan sebuah upaya membentengi diri dari segala gemerlapnya kemajuan dan peradaban agar tetap eksis dan menjadi garda terdepan.
Kemajuan teknologi dan digitalisasi sangat mempengaruhi para generasi masa kini, untuk itu maka jiwa santri haruslah ditanamkan dalam hati dan pikiran agar senantiasa mampu mengimplementasikan diri dan mampu membendung diri dari segala tantangan zaman yang jika tidak dikontrol dengan baik akan merusak karakter dan mental para santri.
Meskipun tidak dipungkiri bahwa kemajuan teknologi dan digitalisasi dapat membantu segala aktivitas manusia dan dapat memudahkan segala kegiatan, namun jika tidak dibarengi dengan jiwa yang kokoh dan kontrol diri yang kuat akan terjadi kesenjangan dan ketidakseimbangan, hingga terjerumus pada perilaku buruk dan lembah kemaksiatan.
Maka dari situlah jiwa santri haruslah tetap terpatri pada setiap generasi, karena generasi hari ini adalah cerminan masa depan bangsa, sedangkan rasa cinta terhadap negara dan tanah air adalah bagian dari iman, maka menjaga dan mendidik generasi untuk cinta terhadap agama dengan nilai-nilai agama yang benar adalah hal yang harus digalakkan.
Selamat hari santri, bangga menjadi santri berarti bangga terhadap tanah air, sehingga menyiapkan generasi masa depan yang berkualitas adalah hal yang penting demi mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Agus Hermanto, Dosen Fakultas Syariah UIN Raden Intan Lampung
Terpopuler
1
Ikut Kang Jalal Yuk!, Pelatihan Tukang Jagal Halal LTMNU Pringsewu
2
IPNU-IPPNU MAN 1 Pringsewu Terbentuk, Persiapan Pelantikan Dikebut
3
Perkuat Peran di Bidang Kesehatan, PW Muslimat NU Jalin Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan Lampung
4
Khutbah Jumat: 3 Cara Meraih Pahala yang Setara dengan Haji bagi yang Tidak Mampu
5
Lindungi Keluarga, Fatayat NU Labuhan Ratu Kecam Keras Fenomena Fantasi Sedarah di Medsos
6
Harkitnas Bukan Hanya Seremonial dan Rutinitas, Jadikan Momentum Peningkatan Kualitas
Terkini
Lihat Semua