• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Minggu, 28 April 2024

Opini

Komunikasi Islami di Era Media Sosial

Komunikasi Islami di Era Media Sosial
Komunikasi Islami di Era Media Sosial. (Ilustrasi foto: NU Online)
Komunikasi Islami di Era Media Sosial. (Ilustrasi foto: NU Online)

Komunikasi yang terbaik bagi umat Islam adalah komunikasi yang sesuai dengan etika dan kaidah agama Islam sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an dan Hadits. Dalam hal ini, bukan hanya soal penyampaian pesan tetapi juga perilaku baik yang harus dilakukan. 


Ada konsep komunikasi dalam Islam yang bertujuan untuk memahami diri sendiri dan orang lain dengan tujuan mewujudkan meningkatkan ketaqwaan. Komunikasi diperlukan bagi setiap orang, karena Allah menciptakan manusia dengan latar belakang yang berbeda-beda, seperti adat istiadat, bahasa, agama, dan suku. 


Dengan adanya perbedaan-perbedaan tersebut, manusia dibimbing untuk saling belajar satu sama lain. Keberagaman ini disebutkan dalam Al-Qur’an Surat Al-Hujurat ayat 13 yang artinya: Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti.


Media mempunyai pengaruh yang besar terhadap pengguna internet atau opini masyarakat, apalagi saat ini dengan adanya internet yang kompleks, di mana informasi atau pesan dapat terkirim dan diketahui banyak orang dalam waktu yang sangat singkat. 


Hal ini juga dijelaskan dalam hadits Nabi yang berbunyi: Dari Abdullah bin Umar ra datanglah dua orang dari kalangan masyarakat, kemudian keduanya berpidato. Semua orang kemudian terkejut dengan penjelasannya. Kemudian Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya sebagian risalah yang diucapkan ada yang bersifat anestesi.


Menggunakan media sosial memang terkesan gratis, namun bukan berarti kita boleh berperilaku seenaknya sehingga merugikan orang lain. Etika media sebagai bentuk etika media sosial dalam perspektif Islam memiliki enam poin yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah. 


Keenam poin tersebut adalah Pertama, jujur atau memberikan informasi yang autentik dan dapat dipercaya. Kedua, pesan positif ialah pesan yang disampaikan oleh seseorang yang tidak merugikan orang lain karena perkataannya. Selain itu, pesan-pesan positif juga bisa membuat seseorang bahagia. Ketiga, tabayyun artinya kita harus bisa mencari kejelasan atau kebenaran dari pesan atau informasi yang kita terima. 


Kemudian keempat, silm yaitu membuat manusia hidup nyaman dan tenteram. Kelima, menghindari perbuatan sukhriyah yaitu suatu perbuatan yang dilakukan seseorang dengan tujuan mempermalukan orang lain dengan cara menghina, menghina, dan sebagainya. Keenam, menghindari perbuatan namimah yaitu saling bermain-main. Hal ini tentunya harus dihindari masyarakat karena dapat menimbulkan kesalahpahaman dan menimbulkan konflik.


Kiki Khoirunnisa, Mahasiswi Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Metro
 


Opini Terbaru