• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Senin, 29 April 2024

Opini

Etika Bermedia Sosial Perspektif Al-Qur’an Surat An-Nur Ayat 11

Etika Bermedia Sosial Perspektif Al-Qur’an Surat An-Nur Ayat 11
Etika Bermedia Sosial Perspektif Al-Qur’an Surat An-Nur Ayat 11. (Ilustrasi foto: NU Online)
Etika Bermedia Sosial Perspektif Al-Qur’an Surat An-Nur Ayat 11. (Ilustrasi foto: NU Online)

Media sosial merupakan sebuah bentuk sarana (alat) yang digunakan untuk berinteraksi bagi setiap individu maupun kelompok dengan mengunakan jaringan internet (virtual). Media sosial pada era sekarang ini sangat digandrungi oleh semua kalangan masyarakat yang ada, baik dari anak-anak, remaja, dewasa, bahkan di kalangan orang tua. 


Media sosial adalah platform digital yang memungkinkan penggunanya untuk berinteraksi, berbagi, dan mengekspresikan diri. Beberapa contoh di antaranya adalah Facebook, Instagram, WhatsApp, YouTube, dan TikTok.


Pada era teknologi saat ini, masyarakat secara umum sering melupakan dan mengabaikan etika dalam penggunaan media sosial. Jika dilihat dari sudut pandang Islam, etika biasa disebut dengan adab (norma). 


Etika dalam bermedia sosial semestinya patut untuk diterapkan, karena sebagai masyarakat yang menggunakan media sosial seharusnya kita mengikuti aturan yang telah ditetapkan dalam hukum negara maupun hukum Islam. 


Banyaknya pertikaian yang ada dalam media sosial disebabkan oleh tidak adanya etika atau adab yang diterapkan oleh oknum-oknum tertentu dalam penggunaan media sosial. 


Banyak sekali contoh akibat dari tidak adanya etika yang dilakukan oleh masyarakat, misalnya seperti media sosial yang dijadikan sebagai ajang untuk perundungan (bullying), ujaran kebencian, dan sarana penyebaran berita bohong atau hoaks.


Penyebaran berita bohong atau hoaks dalam sudut pandang Islam telah diatur dalam firman Allah swt QS An-Nur ayat 11, yang artinya, “Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu (juga). Janganlah kamu mengira berita itu buruk bagi kamu bahkan itu baik bagi kamu. Setiap orang dari mereka akan mendapat balasan dari dosa yang diperbuatnya”. 


Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa seseorang yang membawa berita bohong akan mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya, dan siapapun orang yang mengambil bagian terbesar dalam menyiarkan berita bohong tersebut, maka ia akan memperoleh azab yang besar juga. 


Keberadaan media sosial memang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, terlebih lagi di era revolusi ini yang mewajibkan manusia untuk memiliki media sosial. Maka dari itu, aturan yang digunakan dalam bermedia sosial diatur dalam hukum negara maupun dalam hukum Islam.


Sebagai pengguna media sosial semestinya kita mengantisipasi sesuatu yang tidak diinginkan dari adanya kebebasan yang ditawarkan dalam media sosial, etika ini sangat penting sekali diterapkan agar manusia dapat mengontrol segala aktivitasnya dari beberapa bentuk penyimpangan dan tetap berada pada aturan ketika bermedia sosial. 


Upaya untuk mengantisipasi masalah dalam hal ini adalah dengan mengingat beberapa prinsip dasar yang ada pada komunikasi Islam, yaitu prinsip kejujuran dan prinsip pahala dosa. 


Kedua prinsip tersebut sangat berakaitan dengan etika bermedia sosial, karena dalam penggunaan media sosial semestinya kita dapat menyebarkan ataupun menyimpan informasi yang benar-benar ada faktanya dan tidak mengandung unsur kebohongan atau hoaks. Dalam bermedia sosial juga harus ingat bahwa semua hal yang kita lakukan akan mendapatkan konsekuensi atau ganjaran yang berupa pahala maupun dosa. 


Dalam hal ini apabila pengguna media sosial dapat memahami dan menerapkan etika bermedia sosial dalam kehidupannya secara langsung, tentu saja akan dapat meminimalisir adanya permasalahan terkait dengan penggunan media sosial pada era saat ini. Itulah mengapa Al-Qur’an disebut sebagai pedoman hidup umat muslim, karena dalam Al-Qur’an sudah tertulis paparan mengenai kehidupan manusia di dunia. 


Deswita Embe Antika, Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro 


Opini Terbaru