Warta

PCNU Pringsewu Imbau Masyarakat Senantiasa Menjaga Kondusifitas Daerah

Jumat, 13 Juni 2025 | 16:37 WIB

PCNU Pringsewu Imbau Masyarakat Senantiasa Menjaga Kondusifitas Daerah

Ketua PCNU Pringsewu, H Muhammad Faizin. (Foto: Istimewa)

Pringsewu, NU Online Lampung 

Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pringsewu mengajak seluruh warga NU dan masyarakat umum untuk senantiasa menjaga kondusifitas daerah dan lingkungan serta tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang dapat merusak kerukunan sosial.

 

Ketua PCNU Kabupaten Pringsewu, H Muhammad Faizin menegaskan pentingnya menjaga suasana damai dan harmonis di tengah keberagaman suku, agama, dan budaya yang ada di wilayah Kabupaten Pringsewu.

 

“Pringsewu merupakan wilayah yang sangat majemuk, terdiri dari berbagai suku, agama, bahasa, dan budaya. Alhamdulillah, selama ini kita berhasil menjaga kebersamaan dan hidup rukun. Ini merupakan modal sosial yang harus terus kita rawat bersama,” ujarnya pada Jumat (13/6/2025). 

 

Ia menekankan bahwa warga NU secara historis dikenal memiliki karakter keislaman yang kuat sekaligus terbuka dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini tercermin dalam prinsip dasar Nahdlatul Ulama yang dipegang teguh oleh warganya.

 

Sikap itu meliputi Tawasuth yakni sikap moderat dalam menyikapi segala hal, tidak ekstrem kiri maupun kanan. Tawazun yakni kemampuan menjaga keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat, antara hak individu dan kepentingan bersama;

 

Tasamuh yakni sikap toleran terhadap perbedaan, baik dalam agama, budaya, maupun pandangan sosial. Dan Al-'Adlu menjunjung tinggi keadilan dalam setiap aspek kehidupan sosial, hukum, dan kemasyarakatan.

 

“Empat prinsip ini bukan sekadar slogan, tapi telah menjadi napas kehidupan warga NU di seluruh Indonesia, termasuk di Pringsewu. Maka tidak heran jika masyarakat NU mampu menjadi penjaga harmoni di tengah keberagaman yang ada,” jelasnya.

 

Ia juga mengingatkan bahwa di era digital seperti saat ini, penyebaran informasi palsu, ujaran kebencian, dan provokasi dapat dengan mudah merusak harmoni masyarakat. Oleh karena itu, warga diminta untuk tidak mudah percaya pada informasi yang belum jelas kebenarannya, serta mengedepankan sikap tabayyun atau klarifikasi.

 

“Kami meminta masyarakat, khususnya warga NU, untuk tidak langsung percaya pada informasi yang belum jelas kebenarannya. Islam mengajarkan kita untuk tabayyun, meneliti sebelum menyimpulkan. Jangan mudah terpancing emosi atau ikut menyebarkan hoaks,” tegasnya.

 

Ia juga menyinggung karakter dasar masyarakat Indonesia yang sejak dulu dikenal sebagai masyarakat yang moderat, ramah, dan toleran. Nilai-nilai ini, menurutnya, telah menjadi warisan budaya turun-temurun dari nenek moyang bangsa yang mampu hidup berdampingan di tengah perbedaan.

 

“Secara historis dan sosiologis, masyarakat Indonesia memiliki gen moderat sejak zaman dulu. Kita terbiasa hidup berdampingan dalam keberagaman, dan itu terbukti bisa bertahan hingga hari ini. Ini harus kita jaga dan wariskan kepada generasi mendatang,” tambahnya.

 

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa perbedaan bukanlah ancaman, melainkan kekayaan dan kekuatan bangsa. Untuk itu, dialog, musyawarah, dan kerja sama lintas komunitas harus terus dikembangkan. Menurutnya, selama perbedaan disikapi dengan baik dengan tidak menyalah-nyalahkan pihak lain maka perbedaan itu akan menjadi rahmat.

 

“Kerukunan adalah tanggung jawab bersama. Kita ingin Pringsewu dan Indonesia tetap menjadi daerah dan bangsa yang aman, damai, dan diberkahi Allah swt. Mari kita rawat kebhinekaan ini sebagai amanah dari para pendahulu kita,” jelasnya.

 

Ia berharap seluruh elemen masyarakat untuk terus memperkuat nilai-nilai persaudaraan, toleransi, dan semangat kebangsaan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).