• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Sabtu, 27 April 2024

Opini

Berikut Golongan Orang Merugi di Bulan Ramadhan

Berikut Golongan Orang Merugi di Bulan Ramadhan
Dekan FDIK UIN Raden Intan, KH Abdul Syukur (Foto: Istimewa)
Dekan FDIK UIN Raden Intan, KH Abdul Syukur (Foto: Istimewa)

Bulan puasa adalah bulan mulia yang memiliki banyak keutamaan. Bulan yang membuka peluang kepada orang untuk bergembira menyambut datangnya Ramadhan, orang yang rindu dengan bulan Ramadhan, dan orang yang senang bergiat dengan amalan ibadah Ramadhan. 


Orang-orang tersebutlah yang akan meraup keuntungan Ramadhan, yaitu mendapat rahmat, maghfirah, berkah, kebaikan, pahala, dan imbalan masuk surga. Namun ada orang yang merugi di bulan Ramadhan meski banyak keutamaan. Mengapa ia merugi di bulan Ramadhan? Ini pertanyaan yang perlu dibahas lebih khusus. 


Dijelaskan dalam hadits riwayat Imam Ahmad, bahwa ketika Rasulullah saw menaiki mimbar untuk khutbah Jumat, mulai dari tangga pertama hingga tangga ketiga, beliau mengucapkan “Amin” di setiap menaiki tangga. Begitu selesai shalat, penasaran para sahabat, dan kemudian mereka bertanya, kepada Rasul Muhammad: Wahai Rasulullah, mengapa engkau mengucapkan amin pada anak tangga pertama sampai ketiga? 


Pada tangga ketiga, Rasul juga mengucapkan Amin. Mengapa pada tangga ketiga aku mengucapkan amin kata Rasulullah, karena malaikat Jibril membisikkan kepadaku, ungkap Rasulullah. Beliau menjawab: celakalah dan merugilah orang yang melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan, tetapi Allah tidak mengampuni dosa-dosanya.


Berikut uraian lima golongan atau orang yang merugi di bulan Ramadhan, menurut Rasulullah:


1. Orang yang tak peduli datangnya Ramadhan. Ia biasa saja pikiran, perasaan, sikap dan perilakunya. Tak ada rasa gembira, tak punya greget dengan hadirnya bulan Ramadhan. Ia memandang bulan Ramadhan sama dengan bulan lain. Tiada yang beda dengan bulan-bulan lain. 


Tidak ada yang berbeda seperti bulan lainnya sampai Ramadhan berlalu, tentu ini sebuah kerugian yang besar, ia sama sekali tidak menganggap istimewa puasa dan merasakan manfaat bulan suci Ramadhan. Ia dipanjangkan umurnya sampai ke akhir Ramadhan, tetapi membiarkan hari-hari Ramadhannya berlalu begitu saja, tanpa untuk amal yang bermanfaat.


2. Orang yang menunggu waktu berbuka puasa, tetapi tidak mengambil kesempatan untuk berdoa, padahal waktu berbuka mustajabah doanya kepada Allah.


3. Orang yang bangun untuk bersahur puasa, tetapi tak beramal untuk mendirikan shalat sunnah, meski hanya 2 rakaat. Padahal waktu sahur itu waktu mustajabah untuk berdoa. Allah dan para malaikat mendoakan orang yang sahur dan berdoa atau shalat sunnah di waktu sahur.


4. Orang yang dikaruniakan Allah banyak nikmat yang berlebihan, tetapi ia pelit dan bakhil untuk bersedekah, bebagi dengan sesama, dan untuk menjamu orang berbuka puasa. Padahal memberi bukaan untuk orang yang bebuka puasa pahalanya sama antara yang berpuasa dan yang memberi bukaan.


5. Orang yang mampu dan rajin membaca Al-Qur’an, hari-harinya disempatkan untuk membaca Al-Qur’an, ia memiliki masa lapang yang panjang untuk memahami Al-Qur’an. Tetapi ia membiarkan dirinya jauh dari sikap dan perilaku yang ada di isi Al-Qur’an. 


Masih banyak lagi golongan orang yang merugi dari apa yang ia lakukan, tetapi tidak membawa hasil yang menguntungkan, malah yang ada kerugian baginya. 


Semoga kita terjauhkan dari orang yang merugi, dan Allah menuntun, membimbing, dan menolong kita untuk memperoleh keuntungan dari amal ibadah kita.


KH Abdul Syukur, Dekan FDIK UIN Raden Intan dan Wakil Rais Syuriyah PWNU Lampung
 


Opini Terbaru