• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Kamis, 2 Mei 2024

Khutbah

Khutbah Jumat: Larangan Bullying dalam Islam

Khutbah Jumat: Larangan Bullying dalam Islam
Islam melarang umatnya melakukan bully atau perundungan (Ilustrasu: NU Online)
Islam melarang umatnya melakukan bully atau perundungan (Ilustrasu: NU Online)

Pasti sudah tidak asing lagi di telinga kita dengan istilah bullying atau perundungan. Karena kasus tersebut kerap ditampilkan di media massa seperti televisi, koran, media online, Instagram (IG), Whatsapp (WA), dan lain-lain. Hal ini paling banyak terjadi di lingkungan sekolah atau lingkungan anak-anak, dan sebagian kecil lagi di lingkungan komunitas dan masyarakat umum. Ini merupakan perilaku yang buruk dan tercela, sehingga kita semua harus sadar bahwa pentingnya ilmu, nasihat, sosialisasi tentang bahaya dari perilaku bullying.

 

Maka dari itu mencegah perilaku bullying sejak dini akan lebih baik bagi semuanya. Yakni dengan selalu mengingatkan akan bahaya bullying di manapun tempat, baik di rumah, di sekolah, di tempat bermain dan di tempat kerja.

 

Tema khutbah Jumat pada kesempatan ini adalah “Larangan Bullying dalam Islam”.  Mari dengan khutbah ini kita saling mengingatkan, khususnya kepada orang tua untuk mengajarkan pendidikan akhlak dan moral kepada anak-anaknya. Karena sejatinya perilaku bullying tidak akan terjadi jika tidak ada faktor dan motif tertentu yang mempengaruhinya, baik dari internal maupun eksternal. 

 

Khutbah I

 

 الحَمْدُ للهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ   أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ 

 

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.

Segala puji milik Allah swt, Tuhan yang menciptakan alam semesta beserta seisinya, baik yang beriman maupun yang ingkar. Tuhan Yang Maha Rahman dan Rahim, telah melimpahkan segala nikmat dan karunia yang tak terhingga, terlebih nikmat iman dan Islam bagi kita semua. Sehingga tidak ada yang pantas untuk kita berikan kepada Allah swt kecuali rasa syukur yang mendalam dari diri kita karena telah dijadikan hamba yang dipilih. 

 

Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw, penutup para Nabi dan Rasul, serta menjadi uswatun hasanah, suri tauladan dan panutan bagi umat manusia hingga akhir zaman. Dan semoga rahmat takzim juga tetap tercurahkan kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan pengikutnya yang senantiasa membumikan cintah kasihnya dalam menjalani kehidupan di dunia hingga akhirat.

 

Pada kesempatan yang mulia ini, khatib berwasiat kepada jamaah sekalian dan khususnya kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa menjaga dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt, dalam artian menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Karena dengan ketakwaan, setiap persoalan hidup yang kita alami akan ada jalan keluarnya dan akan mendapat pahala yang besar di sisi Allah swt, sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 103:

 

وَلَوْ أَنَّهُمْ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَمَثُوبَةٌ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ خَيْرٌ ۖ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

 

: Sesungguhnya kalau mereka beriman dan bertakwa, (niscaya mereka akan mendapat pahala), dan sesungguhnya pahala dari sisi Allah adalah lebih baik, kalau mereka mengetahui (QS Al-Baqarah: 103).

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah
 
Kasus bullying bukan perkara baru, akan tetapi kasus yang selalu ada di sekitar kita, dari generasi ke generasi yang lainnya, bahkan mungkin yang akan datang juga. Sehingga  banyak berita yang menampilkan kasus bullying, baik di media massa maupun media sosial melalui telepon seluler (ponsel) terutama sekarang di era android yang dalam hitungan detik berita di suatu pulau tertentu bisa dengan cepat sampai ke diri kita semua.

 

Tentunya berita ini membuat kita sedih dan prihatin kenapa manusia tidak sadar akan bahaya dari perundungan, terutama di lingkungan pendidikan, baik di sekolah umum maupun pondok pesantren. Juga bisa terjadi di komunitas-komunitas dan organisasi tertentu. Tentunya, hal tersebut merupakan perilaku oknum, dan tentu tidak semua memiliki perilaku tersebut. Akan tetapi jika suatu oknum tidak bisa diberantas atau ditindak, khawatir akan mempengaruhi yang lainnya.

 

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah 

Dalam kitab suci Al-Quran setidaknya disebutkan ada 3 istilah yang termasuk kategori bullying atau perundungan ini. Ketiganya merupakan sifat tercela yang sangat dibenci oleh Allah swt, serta dibenci dan dijauhi seluruh kaum muslimin di dunia.

 

Istilah yang pertama adalah talmiz, saling mencela. Disebutkan dalam surah al-Hujurat ayat 11:

 

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ ۖ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ ۚ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ 

 

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim (QS al-Hujurat: 11).

 

Imam Ibn Katsir berkata dalam Tafsir Al-Qur'an Al-'Adzim, ayat di atas berisi larangan meremehkan dan menghina orang lain. Sebab, perbuatan tersebut termasuk ke dalam kategori sombong. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah saw:

 

الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

 

: Sombong adalah sikap menolak kebenaran dan meremehkan manusia (HR Muslim).

 

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah 


Istilah kedua adalah istihza, artinya adalah mengolok-olok. Disebutkan dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 14:

 

 وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا إِلَىٰ شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ 

 

Artinya: Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman". Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok" (QS Al-Baqarah :14).

 

Mengolok-olok orang merupakan sebuah perbuatan tercela, dan Allah tidak menyukai hal tersebut. Karena biasanya, orang yang suka mengolok-olok dan mencaci maki orang lain adalah mereka yang memiliki sikap sombong. Selain itu, mengolok-olok akan menimbulkan rasa sakit hati bagi sesama saudara Muslim.


Ma’asyiral muslimin rahimakumullah 

Istilah yang ketiga yakni sakhr, yaitu merendahkan dan mengejek. Hal ini pernah disebutkan Al-Quran ketika menyinggung umat Nabi Nuh yang mengejek Nabi Nuh ketika hendak membuat bahtera. Dalam surah Hud ayat 38 disebutkan:


 وَيَصْنَعُ الْفُلْكَ وَكُلَّمَا مَرَّ عَلَيْهِ مَلَأٌ مِنْ قَوْمِهِ سَخِرُوا مِنْهُ ۚ قَالَ إِنْ تَسْخَرُوا مِنَّا فَإِنَّا نَسْخَرُ مِنْكُمْ كَمَا تَسْخَرُونَ 


Artinya: Mulailah Nuh membuat bahtera. Dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewati Nuh, mereka mengejeknya. Berkatalah Nuh: "Jika kamu mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) mengejekmu sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami)" (QS Hud: 38).

 

Islam sebagai agama penuh dengan kasih sayang menganjurkan kepada umatnya untuk taat dan menghormati juga pemimpinnya, serta dilarang menghinanya. Hal ini sebagaimana termaktub dalam sabda Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan oleh Imam Turmudzi berikut:

 

عَنْ أَبِي بَكَرَةَ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ «مَنْ أَكْرَمَ سُلْطَانَ اللَّهِ فِي الدُّنْيَا، أَكْرَمَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ أَهَانَ سُلْطَانَ اللَّهِ فِي الدُّنْيَا، أَهَانَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ».

 

Artinya: Diriwayatkan dari Abu Bakrah ia berkata, saya mendengar Rasulullah saw bersabda, barangsiapa memuliakan pemimpin di dunia, maka Allah akan memuliakan nya di akhirat. Namun barang siapa merendahkan (menghina) pemimpin di dunia, maka Allah akan merendahkannya di akhirat (HR Al-Turmidzi nomor 2224).

 

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah 

Dari uraian di atas, sangat jelas, bahwa bullying merupakan perilaku agresif yang melibatkan berbagai perilaku, baik berupa kekerasan fisik seperti memukul, menampar, memalak, menendang, dan membuat gerakan kasar lainnya, atau kekerasan verbal seperti menghina, memanggil dengan panggilan buruk, menebar gosip, menuduh, dan sebagainya, maupun psikologis, seperti mengucilkan, menatap sinis, mempermalukan di depan umum, dan sebagainya. Umumnya oleh yang lebih senior, lebih kuat, dan berstatus sosial lebih tinggi daripada korban bullying.

 

Oleh karena itu, Islam sangat melarang perilaku bullying, karena melibatkan banyak pihak bukan hanya dirinya saja yang dirugikan tetapi pihak yang lainnya juga. Maka dari itu marilah kita semua mulai mendidik para anak-anak generasi penerus bangsa dengan didikan yang penuh akhlak dan moral sehingga mereka akan menjadi manusia yang berbudi luhur dan beriman kepada Allah swt.

 

Demikianlah khutbah yang singkat ini mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua, baik yang membaca maupun yang mendengarkannya. Aamin ya rabbal alamin


 بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم  


Khutbah II


 الْحَمْدُ لِلَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ. اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ 


Ustadz Yudi Prayoga, M Ag, Pengajar di Pondok Pesantren Al Hikmah Bandar Lampung


Khutbah Terbaru