• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Sabtu, 4 Mei 2024

Khutbah

Khutbah Jumat: Pentingnya Persaudaraan Sesama Manusia

Khutbah Jumat: Pentingnya Persaudaraan Sesama Manusia
Khutbah Jumat: Pentingnya Persaudaraan Sesama Manusia sumber foto: NU Online
Khutbah Jumat: Pentingnya Persaudaraan Sesama Manusia sumber foto: NU Online

Akhir-akhir ini dunia sedang dilanda kesedihan dan penuh keprihatinan karena terjadi perang sesama anak manusia, Israel dan Palestina. Perang tersebut menimbulkan banyak korban jiwa di kedua belah pihak.

 

Selain dari Israel dan Palestina, ada juga Rusia dan Ukraina, dan masih banyak perang yang lain, meski dalam skala yang kecil. Perang tanpa kesudahan hanya akan membinasakan umat manusia, sehingga perlu adanya kesadaran tentang persaudaraan sesama umat manusia. Sebab bukankah kita semua berasal dari manusia yang sama yakni Nabi Adam as dan Siti Hawa.

 

Khutbah Jumat kali ini membahas tentang pentingnya memiliki rasa persaudaraan sesama umat manusia, karena perbedaan apapun merupakan rahmat dari Allah, dan kehendak Allah itu sendiri.

 

Khutbah Pertama

 

اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِالْإِصْلَاحِ، وَحَثَّنَا عَلَى الصَّلَاحِ، وَبَيَّنَ لَنَا سُبُلَ الْفَلَاحِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ.

 اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ  

 أَمَّا بَعْدُ، فَأُوْصِيْكُمْ عِبَادَ اللهِ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، قَالَ تَعَالَى: فَاتَّقُوا اللهَ وَأَصْلِحُوا ذَاتَ بَيْنِكُمْ وَأَطِيعُوا اللهَ وَرَسُولَهُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

 

Ma’âsyiral muslimîn rahimakumullâh

 

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah swt atas segala karunia dan rahmat-Nya, sehingga kita bisa hidup dan datang ke masjid yang mulia ini dengan sehat wal afiat. Shalawat dan salam kita haturkan kepada Baginda Rasulullah saw, manusia yang paling mulia di jagad raya, yang memiliki kasih sayang yang tinggi kepada seluruh umat manusia.


Pada kesempatan mulia ini, khatib berwasiat kepada seluruh jamaah wabil khusus kepada khatib pribadi untuk senantiasa meningkatkan dan menguatkan ketakwaan kita kepada Allah swt, dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Semoga kita selalu diberikan petunjuk jalan yang lurus dan diridhai oleh Allah swt.

 

Ma’âsyiral muslimîn rahimakumullâh

 

Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara yang majemuk dengan berbagai keragaman yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Memiliki beragam suku bangsa, bahasa, agama dan adat istiadat. Menurut data dari Biro Pusat Statistik, ada 652 bahasa dan lebih dari 1.340 suku bangsa di Indonesia. Demikian juga jika kita melihat dunia, tentu di dunia lebih banyak lagi suku, bangsa, bahasa dan agama yang beraneka ragam.

 

Sebagai orang yang beriman, sudah selayaknya kita menyadari dengan cermat bahwa ketika Allah ta’ala menciptakan manusia di dunia dengan segala keragamannya adalah supaya untuk saling mengenal dan melengkapi. Bukan untuk saling mencaci, menghina, menghakimi, mengintimidasi dan diskriminasi kepada salah satu kelompok, dan mengunggulkan yang lainnya, karena hal tersebut bisa memicu permasalahan dan ketegangan sosial.

 

Dalam Al Qur'an, Allah swt berfirman dalam surat Al-Hujurat ayat 13:

 

 {يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ (13)}

 

Artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (QS. Al Hujurat ayat 13).

 

Dalam tafsir As Sa’di dijelaskan bahwa keberadaan suatu kelompok atau suku, baik yang besar maupun yang kecil, agar masing-masing dari mereka tidak menyendiri (tertutup), bahkan menolak kelompok lain karena perbedaan. Sebab jika demikian, maka tidak akan ada interaksi sosial (muamalah), saling memberi, saling tolong-menolong, bahu-membahu, saling mengisi, saling mewarisi satu sama lain serta membangun peradaban bersama. Karena peradaban bisa dibangun dengan saling keterbukaan dan intraksi yang baik.

 

Ma’âsyiral muslimîn rahimakumullâh


Allah swt telah memerintahkan kepada kita semua untuk memperkuat tali persaudaraan, sebagaimana digambarkan dalam firman-Nya, surat Ali Imran ayat 112:

 

 ضُرِبَتْ عَلَيْهِمْ الذِّلَّةُ أَيْنَمَا ثُقِفُوا إِلَّا بِحَبْلٍ مِنَ اللهِ وَحَبْلٍ مِنْ النَّاسِ. (آل عمران: 112)

 

Artinya: Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali hubungan kepada Allah dan tali hubungan dengan manusia (Ali Imran: 112).

 

Dari ayat di atas, mengajarkan kepada kita semua, barang siapa yang dalam hidupnya selalu menjalin hubungan baik dengan Allah dan dengan sesama manusia, maka dalam hidupnya tidak akan diliputi kehinaan. Di dalam Islam ikatan persaudaraan sangatlah kental. Bahkan Islam mengajarkan dan mendoktrin macam-macam persaudaraan yang dikenal dengan persaudaraan antarketurunan (ukhuwah nasabiyah), persaudaraan sesama manusia (ukhuwah basyariyah), persaudaraan setanah air (ukhuwah wathaniyah), dan persaudaraan seagama (ukhuwah Islamiyah).

 

Hal ini sebagaimana firman-Nya surat al-Hujurat ayat 10:

 

 إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ، وَاتَّقُوا اللهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

 

Artinya: Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat (Al-Hujurat: 10).

 

Islam mengenalkan konsep persaudaraan dengan istilah ukhuwah. Secara bahasa, ukhuwah berasal dari kata akha yang makna dasarnya berarti “memberi perhatian”. Arti akha kemudian berkembang menjadi saudara atau kawan.

 

Karena memang persaudaraan dan pertemanan bisa selalu awet dan terjadi dengan baik jika dipupuk dengan saling memberi perhatian. Maka ukhuwah dapat dimaknai sebagai konsep yang mengajarkan bahwa setiap orang yang bersaudara mengharuskan ada perhatian di antara mereka.

 

Ma’âsyiral muslimîn rahimakumullâh

 

Ukhuwah Insaniah atau persaudaraan sesama manusia merupakan persaudaraan yang cakupannya lebih luas, karena melibatkan seluruh umat manusia di seluruh dunia. Salah satu ayat yang menjadi dasar ukhuwah insaniyah adalah firman Allah dalam surat al-Hujurat ayat 11:

 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ

 

Artinya: Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.

 

Ma’âsyiral muslimîn rahimakumullâh

 

Demikianlah khutbah yang singkat ini, semoga kita senantiasa selalu menjadi hamba yang menjalin persaudaraan baik sesama umat Islam maupun sesama umat manusia. Karena dengan persaudaraan, kehidupan akan stabil, tenang, tentram dan bisa menjalankan ibadah kapanpun dan dalam keadaan bagaimanapun.  

 

Semoga Allah senantiasa memberikan segala kebaikan dan cinta kepada kita, hingga kita dikumpulkan bersama orang-orang yang mencintai dan dicintai oleh Allah swt. Amin ya rabbal amalamin.

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ


Khutbah Kedua

 

   اَلْحَمْدُ لِلهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاآ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي إِلىَ رِضْوَانِهِ. اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ، فَيآ أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى: إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النِّبِيِّ يآ أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ، وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يآ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، اَلْاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلِّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ، وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ، وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ، وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ، وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلَازِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خَآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَآمَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ    

 

Ustadz Yudi Prayoga, M.Ag, Sekretaris MWCNU Kedaton Bandar Lampung


Khutbah Terbaru