Guru Perlu Miliki Literasi untuk Mewujudkan Pendidikan Ramah Anak dan Humanis
Ahad, 27 Juli 2025 | 15:36 WIB

Pondok Pesantren Minhadhul Ulum, Pesawaran saat menggelar pelatihan peningkatan kemampuan (capacity building) bagi para guru, Sabtu (26/7/2025). (Foto: Istimewa)
Dian Ramadhan
Penulis
Pesawaran, NU Online Lampung
Pondok Pesantren Minhadhul Ulum, Tegineneng, Kabupaten Pesawaran menggelar pelatihan peningkatan kemampuan (capacity building) bagi para guru dari berbagai jenjang pendidikan, Sabtu (26/7/2025).
Kegiatan yang bertema Pengembangan Perangkat Pembelajaran dalam Rangka Mewujudkan Revitalisasi Strategi Pendidik Menuju Pendidikan yang Ramah Anak dan Humanis itu menghadirkan dua pemateri, yaitu Ila Fadilasari, Kepala Biro NU Online Lampung, dan Imam Musthofa, staf pengajar dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jurai Siwo Lampung.
Pengasuh Pondok Pesantren Minhadhul Ulum, KH Amin Udin el Haddy mengatakan, pelatihan dan peningkatan kapasitas bagi para guru tersebut merupakan agenda tahunan di lingkungan pesantren, setiap tahun ajaran baru.
“Kami selalu mengundang pemateri dari luar yang dianggap memiliki wawasan untuk meningkatkan dan memberi motivasi pada para guru setiap awal tahun ajaran baru,” katanya.
Dalam sambutannya, KH Amin Udin menyampaikan, ada dua kunci dalam kehidupan, yaitu beriman dan berilmu. Ketakwaan kepada Allah pun harus didukung oleh keilmuan yang cukup.
“Tugas guru itu adalah mentransfer ilmu. Maka ketika ia mendidik, ia harus memiliki dasar keilmuan. Bagaimana kita bisa mendidik anak, bila tidak ada keilmuan dalam proses transfernya,” kata Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PWNU Lampung itu.
Oleh karena itu, lanjutnya, para guru juga tidak boleh berhenti belajar. Ia harus punya strategi dalam mendidik, terutama menyikapi perkembangan zaman, dan sistem pendidikan yang terus berubah.
“Tidak mungkin orang bisa mengajar sebuah kebaikan, bila cara mengajarnya tidak dengan strategi keilmuan. Apalagi ada perbedaan yang sangat fundamental antara mengajar di pesantren dengan yang bukan pesantren,” tegasnya, di hadapan 90 guru PAUD, TK, MI, MTs, MA, dan SMK, yang mengikuti pelatihan tersebut.
Ila Fadilasari menyampaikan materi dengan tema Peningkatan Literasi dalam Rangka Mewujudkan Sistem Pendidikan yang Ramah Anak dan Humanis. Menurutnya, seorang guru harus memiliki literasi dalam mewujudkan sistem pendidikan yang ramah anak humanis tersebut, baik literasi dasar maupun literasi pedagogik.
Tantangan pendidikan saat ini, katanya, masih adanya pendekatan yang kaku dan cenderung otoriter, rendahnya budaya membaca dan menulis, dan anak-anak butuh ruang tumbuh yang aman dan mendukung.
“Peran literasi bagi pendidik di antaranya dapat menjadi fasilitator yang inspiratif, menciptakan pembelajaran aktif dan kontekstual, menggunakan media dan metode yang kreatif, dan menanamkan nilai-nilai humanis dan literatif,” ujar Ila.
Sedangkan bagi peserta didik, literasi berguna untuk meningkatkan daya pikir, mendorong partisipasi aktif siswa, dan membentuk karakter serta kemandirian.
Para peserta mengikuti acara dengan antusias, banyak merespon dan bertanya. Mereka kemudian mendapat souvenir berupa buku dari pemateri.
Setelah sesi istirahat, pemateri kedua, Imam Musthofa menyampaikan materi Optimalisasi Tata Kelola Pendidikan sebagai Komitmen Pengabdian Pendidik Berbasis Pesantren.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menyebarkan Kedamaian untuk Seluruh Manusia
2
Hukum Membaca Surat Pendek setelah Al-Fatihah dalam Shalat
3
Doa Pelunas Hutang dari Rasulullah
4
Masa Pemutihan Pajak segera Berakhir 31 Juli, Hindari Penghapusan Data Regiden Kendaraan
5
Dua Kepala Dinas di Pemprov Lampung Dilantik
6
Bincang dengan BWI, Bupati Pringsewu: Maksimalkan Wakaf Produktif
Terkini
Lihat Semua