LF PBNU Umumkan Awal Bulan Shafar 1447 H Jatuh pada Sabtu 26 Juli 2025
Jumat, 25 Juli 2025 | 22:38 WIB
Dian Ramadhan
Penulis
Jakarta, NU Online Lampung
Lembaga Falakiyah (LF) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengumumkan bahwa awal bulan Shafar jatuh pada Sabtu Wage 26 Juli 2025 atau mulai malam Sabtu atas dasar rukyah.
Hal tersebut sebagaimana Surat Keputusan (SK) Nomor: 83/PB.08/A.II.01.13/13/07/2025 tentang Pengumuman awal Bulan Shafar 1447 H yang ditandatangani oleh Ketua LF PBNU KH Sirril Wafa dan Sekretaris H Asmu'i Mansur.
"Telah dilaporkan penyelenggaraan rukyatul hilal pada Jumat Pon 29 Muharram 1447 H / 25 Juli 2025 M. Laporan lokasi yang menyelenggarakan rukyatul hilal terlampir. Terdapat beberapa lokasi yang melihat hilal," isi surat tersebut.
LF PBNU mengucapkan terima kasih atas kontribusi dan partisipasi Nahdliyin dalam rukyatul hilal.
"Jajaran Lembaga Falakiyah PWNU dan PCNU se-lndonesia diharapkan bertindak aktif untuk menyebarluaskan pengumuman awal bulan Shafar 1447 H ini kepada warga Nahdlatul Ulama khususnya jajaran pengurus di wilayah/cabangnya masing-masing," lanjut isi surat itu.
Citra hilal menjelang awal bulan Shafar 1447 H berhasil dirukyat oleh tim LF PCNU Ponorogo Pukul 17.39 WIB dan LF PWNU Aceh Pukul 18.59 WIB pada 25 Juli 2025.
Adapun data hisab hilal pada Jumat Pon, 29 Muharram 1447 H / 25 Juli 2025 M yang dilakukan pada titik markaz Jakarta, tepatnya di Gedung PBNU Jalan Kramat Raya Jakarta Pusat (koordinat 6º 11’ 25” LS 106º 50’ 50” BT).
Data hisab menunjukkan hilal akhir Muharram 1447 H atau bertepatan dengan Jumat Pon, 25 Juli 2025 M adalah 6 derajat 57 menit 45 detik dengan elongasi 8 derajat 32 menit 37 detik dan lama hilal di atas ufuk 32 menit 33 detik. Sementara ijtimak (konjungsi) terjadi pada J umat Pon 25 Juli 2025 M pukul 02:12:20 WIB.
Sementara itu, letak Matahari terbenam pada posisi 19 derajat 34 menit 02 detik utara titik barat, sedangkan letak hilal berada pada posisi 21 derajat 22 menit 33 detik utara titik barat dengan mendudukkan hilal pada 1 derajat 48 menit 32 detik utara Matahari.
Adapun parameter hilal terkecil itu terdapat di Kota Merauke, Provinsi Papua Selatan. Ketinggian hilal di sana mencapai 5 derajat 46 menit dan elongasi hilal hakiki 7 derajat 28 menit, serta lama hilal di atas ufuk 27 menit 35 detik.
Sementara tinggi hilal terbesar terjadi di Sabang, Provinsi Aceh. Ketinggian hilal di sana mencapai 7 derajat 4 menit, elongasi hilal hakiki 9 derajat 03 menit, dan lama hilal di atas ufuk 34 menit 18 detik.
Data di atas menunjukkan bahwa hilal sudah berada di atas ufuk dan sudah memenuhi kriteria imkanurrukyah. Pasalnya, tinggi hilal sudah di atas 3 derajat dan elongasi lebih dari 6,4 derajat.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menyebarkan Kedamaian untuk Seluruh Manusia
2
PCNU dan BPN Pringsewu Jalin MoU Percepatan Pendaftaran Tanah Milik NU dan Warga NU
3
Doa Pelunas Hutang dari Rasulullah
4
Masa Pemutihan Pajak segera Berakhir 31 Juli, Hindari Penghapusan Data Regiden Kendaraan
5
Dua Kepala Dinas di Pemprov Lampung Dilantik
6
3 Dalil dan Faedah Membaca Shalawat di Malam dan Hari Jumat
Terkini
Lihat Semua