Ketua PWNU Lampung: Santri Harus Siap Menanggung Pahitnya Belajar Demi Terangnya Masa Depan

Tanggamus, NU Online Lampung 

Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Lampung, H Puji Raharjo menghadiri acara Haflah Akhirussanah ke-34 Pondok Pesantren API Darul Ulum Margoyoso, Sumberejo, Tanggamus, Sabtu (21/6/2025) malam.

 

Dalam sambutannya, H Puji mengangkat maqolah dari Imam Syafi’i sebagai spirit pendidikan pesantren:

 

مَنْ لَمْ يَذُقْ مُرَّ التَّعَلُّمِ سَاعَةً، تَجَرَّعَ ذُلَّ الْجَهْلِ طُوْلَ حَيَاتِهِ

 

Artinya: Barang siapa yang tidak mau menanggung pahitnya belajar walau sebentar, maka ia akan menelan getirnya kebodohan sepanjang hidupnya.

 

“Pesantren melatih para santri untuk tabah, tekun, dan tahan uji dalam proses mencari ilmu. Pahitnya ngaji hari ini akan menjadi manisnya peradaban esok,” tegasnya.

 

H Puji menegaskan santri adalah pejuang ilmu yang harus siap berjuang menghadapi tantangan zaman. Ia juga mengingatkan bahwa para pendiri bangsa banyak yang berasal dari pesantren dan telah membuktikan bahwa ilmu dan adab adalah pilar kemerdekaan dan kemajuan.

 

“Setelah akhirussanah ini, bukan berarti perjuangan selesai. Justru inilah awal dari babak baru menuju kematangan ilmu dan kemuliaan amal,” ujarnya.

 

Ia juga memberikan apresiasi kepada para masyayikh, pengasuh pesantren, para ustadz dan wali santri atas perjuangan dan keikhlasan dalam mendidik generasi muda yang unggul secara spiritual, intelektual, dan sosial.

 

Di akhir sambutannya, Ketua PWNU mendoakan agar para santri kelak menjadi generasi penerus perjuangan ulama yang faqih fiddin, berakhlak luhur, dan bermanfaat bagi umat dan bangsa.

 

Acara Haflah Akhirussanah ini dirangkai dengan penampilan para santri yang mengkhatamkan kitab, mulai dari Khotmil Qur’an, Al-‘Umrithy, Alfiyah, hingga Jawahirul Maknun. 

 

Hadir sebagai penceramah utama KH Abi Musa Al Asy’ari, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Qur’an Sumbersari, Kencong, Kediri, Jawa Timur.